Mengaktifkan abu vulkanik menjadi tanah subur itu mudah dan bukan hal yang sulit. Kalau abu vulkannik bersifat asam karena proses reaksi mineral perut bumi yg mengandung sulfur, dan kaya mineral esensial bermuatan positif itu hal yang sangat bagus untuk pertanian yang tentunya ditransformasi melalui proses mikro biologi, dan kami sdh biasa melakukannya dalam riset maupun terapan lapangan,....Jadi jangan takut dan jangan panik bila mendapatkan hujan abu vulkanik karena kita akan memiliki deposit hara yang bagus yg bila nanti kita transformasikan ke dalam bentuk hara organik yang akan membuat daya saing yang dahsyat produk pertanian kita. Bahkan abu vulkannik yang bila kita transformasikan dalam bentuk cair bisa digunakan untuk mengobati penyakit jamur tanaman apa saja dan untuk seperti vaksin penyakit tanaman yg bisa dibuktikan.... Jadi untuk apa beli racun fungisida dan bakterisida impor yang mahal jika kita Sdh punya bahan baku yg gratis untuk mengobati dan memberantas penyakit tanaman yang ditakuti petani sayuran, cabe, tomat, kentang, dll.....Jadi berkah bukan????? Hanya bagi orang yg berilmu dan beriman yg bisa membaca adanya berkah sisi tersembunyi dibalik musibah, agar menjadi peringatan dan syukur. Ali Zum Mashar https://www.facebook.com/biop2000z/photos/a.1375012706069858.1073741826.1375007859403676/1437477093156752/?type=1&pnref=story
Dalam suatu letusan gunung berapi, beberapa material akan keluar dari kepundan gunung berapi. Material letusan tersebut antara lain adalah Abu vulkanik, lava, gas beracun, hingga batuan beku yang terlempar ke atmosfer. Semua material tersebut memiliki dampak yang berbeda – beda terhadap lingkungan hidup, terdapat dampak negatif dan ada pula dampak positif yang dapat kita ambil dari bencana yang melanda.
Abu vulkanik adalah bahan material vulkanik jatuhan yang disemburkan ke udara saat terjadi suatu letusan dan dapat jatuh pada jarak mencapai ratusan bahkan ribuan kilometer dari kawah karena pengaruh hembusan angin. Dalam jangka pendek, abu vulkanik memiliki dampak yang buruk bagi lingkungan hidup. Namun dalam jangka panjang, abu vulkanik memiliki manfaat untuk kehidupan manusia khususnya di bidang pertanian. Abu vulkanik memiliki dampak yang buruk dalam jangka pendek karena di awal keluarnya dari kepundan gunung berapi, material ini memiliki sifat kimiawi yang akan menurunkan kesuburan tanah.
Jika manusia terganggu pernafasannya, maka tanaman terganggu proses fotosintesis yang berakibat mengganggu proses pertumbuhan. Lalu bagaimana cara meminimalisasi kerusakan?
Petani sukses dan pemulia tanaman asal Karangpandan, Karanganyar, Mulyono Herlambang, menyarankan petani untuk segera membersihkan abu yang menutup tanaman sebelum diguyur hujan lebat.
Ada beberapa langkah, pertama adalah tanaman digoyang-goyang untuk meluruhkan abu dari daun dan batang.
“Lalu disemprot dengan air biasa, tanpa obat, sehingga membersihkan debu sekaligus mengurangi beban pada daun.
Untuk tanaman padi, kata pria yang membidani puluhan bibit tanaman holtikultura ini, yakni dengan dibersihkan debu dengan cara disapu. “Masalah tak hanya di tanaman terbuka, yang di green house juga kena masalah. Meski tanaman aman, tapi ruangan tertutup dan cahaya sulit masuk, kita masih cari cara untuk mengatasi masalah ini,” kata Mulyono.
Guru besar ilmu kesuburan tanah Fakultas Pertanian UNS, Prof Suntoro Wongso Atmojo, menambahkan solusi lainnya untuk tanaman berbatang besar seperti kopi, yakni dengan memangkas dedaunan untuk mengurangi beban. Selanjutnya biarkan tanaman tumbuh kembali.
“Dalam jangka panjang secara umum abu vulkanik ini mengandung mineral -mineral yg dibutuhkan tanaman, sehingga berdampak positif menyuburkan tanah, terutama yg miskin mineral tertentu. Namun untuk mengerahui secara pasti hara -hara yg terkandung dlm abu vulkanik perlu dianalisis unsur mineralnya dahulu.
Abu vulkanik memiliki kadar keasaman (Ph) sekitar 4 – 4,3. Dengan kadar keasamannya, tanah yang terkena abu vulkanik akan memiliki kadar keasaman (Ph) tanah sebesar 5 – 5,5. Padahal normalnya suatu tanah dikatakan subur jika memiliki tingkat keasaman (Ph) seberar 6 – 7. Turunnya kadar keasaman (Ph) tanah ini akan turut menurunkan tingkat kesuburan tanah. Sehingga tanah yang terkena abu vulkanik, akan mengalami penurunan produktivitas lahan, jika dimanfaatkan untuk bidang pertanian. Di samping itu, dalam jangka pendek abu vulkanik dapat mengusir hama serangga atau gulma yang biasa menjadi musuh petani.
Hal ini dikarenakan, makhluk hidup tersebut tidak dapat hidup dalam suasana terlalu asam, sehingga populasi makhluk tersebut akan menurun. Dalam jangka panjang, abu vulkanik juga akan memberikan dampak yang sangat positif bagi peningkatan produktivitas tanah. Saat kadar keasaman dari abu vulkanik telah dapat dinormalisasi melalui proses alamiah ataupun dengan bantuan manusia menggunakan dolomit sebagai penetral, maka kandungan mineral yang tersimpan dalam abu vulkanik akan menjadi pupuk alamiah yang sangat baik untuk perkembangan tanaman pertanian.
Dengan menggunakan metode analisis aktivitas neutron cepat (AANC) terhadap sampel abu vulkanik, maka didapatkan data kuantitatif atas kandungan mineral yang terkandung di dalam sampel abu vulkanik. Terdapat empat buah mineral utama yang terkandung di dalam abu vulkanik, diantaranya : Besi (Fe), Aluminium (Al), Magnesium (Mg), Silika (Si). Keempat mineral tersebut adalah zat hara yang dapat membantu menyuburkan tanaman.
Kesuburan tanah pertanian adalah satu hal penting yang sangat berpengaruh pada produksi pertanian. Kesuburan tersebut didukung dengan ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, meliputi unsur hara essensial dan non-essensial. Pada penelitian ini, unsur yang terdeteksi yaitu Fe, Al, Mg dan Si berpengaruh pada kondisi kesuburan tanah, dimana pada wilayah sekitar lereng Gunung Merapi merupakan daerah pertanian yang subur. Unsur Fe dan Mg termasuk dalam unsur hara essensial sedangkan unsur Al dan Si termasuk dalam unsur hara non-essensial tetapi hampir selalu ada dalam tanaman.