Desa Sidoarjo, Kecamatan Wedarijaksa, Kabupaten Pati. Matahari belum terbit ketika beberapa petani sudah mulai beraktifitas di lahan. Terjaga lebih pagi untuk memastikan tanaman bawang merah mendapat perawatan yang layak agar mampu mendapat hasil maksimal. Salah satu dari para petani itu adalah Pak Bogi. Seorang petani bawang merah yang sukses, yang tidak hanya menjadi sosok penting bagi Desa Sidoarjo namun juga mampu menginspirasi petani bawang merah di wilayah lain. Dengan suara penuh semangat beliau menceritakan kisahnya: "Saya mulai bertani pada tahun 2008. Tahun 2014 saya ikut pemilu daerah, saya menjadi calon legislatif namun tidak berhasil. Â Pada tahun 2015, banyak warga yang meminta saya mencalonkan diri sebagai Kepala Desa." Beginilah Pak Bogi mulai menceritakan perjalanan hidupnya yang penuh perjuangan.
Menjadi seorang Bawangmen. Dedikasinya pada dunia pertanian, khususnya komoditas bawang merah, membuat Pak Bogi mendapat julukan sebagai Bawangmen. Susah senang menjadi petani sudah Beliau rasakan, mulai dari gagal panen, kelangkaan pupuk dan harga yang hancur di pasaran, sudah menjadi bagian dari perjalanan hidup seorang Bawangmen. Namun dengan tekad kuat bak Super Hero, ia mampu menunjukkan bahwa keberhasilan dari sektor pertanian bukanlah sebuah mimpi yang tidak mungkin tercapai jika terus berjuang. Dan karena menjadi seorang petani itulah, beliau mendapat amanah dari warga untuk menjadi Kepala Desa. "Masyarakat setempat umumnya menganggap saya sebagai petani, makanya saya dicalonkan sebagai kepala desa dengan harapan bisa mengembangkan pertanian di Desa Sidoarjo. Alhamdulillah di periode kedua ini saya dipercaya warga untuk jadi calon tunggal kepala desa " kata Pak Bogi sambil tersenyum bangga.
Cerita Pak Bogi "Bawangmen" merupakan bukti nyata akan kekuatan semangat dan ketekunan. Melalui perjuangannya ia telah mengubah pandangan banyak orang terhadap profesi petani. Setiap umbi bawang yang dipanennya bukan hanya sebuah hasil pertanian, tetapi juga sebuah simbol kegigihan dan keberhasilan. Karenanya mampu membangkitkan semangat kolaborasi antara petani, ilmuwan, dan masyarakat untuk menciptakan solusi inovatif dalam menghadapi berbagai tantangan. Salah satu kunci suksesnya adalah Beliau mempraktekkan Inovasi metode bertani Alam Bacta yang menggabungkan metode bertani peninggalan nenek moyang dengan teknologi terkini dibidang mikrobiologi. Teknik-teknik sebelumnya dihidupkan kembali dengan pendekatan bioteknologi modern, sehingga menghasilkan metode pertanian yang berfokus pada keseimbangan ekologi dan memanipulasi budidaya tanaman untuk mencapai produktivitas maksimum. Metode alam bacta memberikan kesempatan petani untuk meremediasi tanah secara cepat guna mendapatkan tingkat kesuburan yang optimal. Selain mempraktekkan metode Alam Bacta, Beliau menggunakan Pupuk Pembenah tanah Biofirsonic F1 yang sangat membantu proses remediasi tanah dengan cepat. Sehingga proses budidaya bawang merah yang dijalani lebih efisien dalam penggunaan pupuk dan pengendalian hama.
Melalui perjalanan yang telah ia lalui, Bawangmen menginspirasi kita semua untuk tetap berjuang dan tidak pernah menyerah dalam menghadapi rintangan. Melalui kisahnya, kita semua dapat belajar bahwa kesuksesan bukanlah hanya tentang hasil akhir, tetapi juga perjalanan yang kita tempuh untuk mencapainya.
