JAKARTA --- Ada sedikit perubahan bagian kerja antara Dinas Pekerjaan Umum (PU) dengan Dinas Kebersihan di bawah naungan Pemprov DKI Jakarta. Jika sebelumnya penanganan sampah di sungai/kali dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan pengerukan kedalaman sungai/kali dilakukan oleh Dinas PU, maka sejak tahun 2014 mulai dilakukan konsentrasi kerja antara keduanya demi peningkatan sinergi kerja dalam penanganan bahaya banjir di Ibukota.
Sekarang, Dinas PU Pemprov DKI Jakarta hanya melakukan pengawasan sekaligus pendalaman materi pengelolaan kubik air sungai yang masuk di wilayah Jakarta sedangkan Dinas Kebersihan Pemprov DKI Jakarta akhirnya membentuk bagian bernama UPT Air yang tugasnya menangani sampah-sampah di sungai/kali sekaligus pengerukan kedalaman sungai/kali.
[caption caption="Spider, alat baru pengeruk sampah di dasar sungai milik UPT Air"][/caption]"dengan konsentrasi kerja seperti ini kami merasa banyak sekali perubahan dalam hal sinergi kerja antara Dinas PU dan Dinas Kebersihan Pemprov DKI Jakarta. Dengan kata lain, masing-masing akan lebih fokus dalam penanganan banjir yang selalu menjadi momok memuakkan bagi warga Jakarta," jelas Farry Andhiko, Operasional Lapangan UPT Air dari Dinas Kebersihan Pemprov DKI Jakarta.
Masih menurut Farry, kunci sukses penanganan banjir adalah melibatkan peran serta masyarakat. Maksudnya adalah peran serta dalam hal tidak lagi menjadikan sungai/kali sebagai tempat untuk pembuangan semua jenis sampah.
" jujur saja, di Jakarta ini sudah tidak asing lagi melihat kasur melintas di sungai, bantal, kursi, dan masih banyak lagi benda-benda unik lainnya," lanjut Farry sambil tertawa.
Ada tingkatan level kebersihan sungai/kali setelah melewati tahap pembersihan dari sampah, yaitu 0 (nol) untuk awal pengerjaan, 50 (limapuluh) menandakan bersih, dan 100 (seratus) menandakan bebas sampah. Akan tetapi angka-angka itu akan berubah dengan cepat dalam sesaat. Keadaan ini sering terjadi di kali cideng atau krukut bawah.
Farry mengenang peristiwa menggemaskan saat ia bersama personil-personil UPT Air Jakarta Pusat selesai mengerjakan pembersihan sampah dari kali krukut. Saat itu ketika dinilai bahwa sungai/kali sudah bebas dari sampah, maka seluruh personil segera meninggalkan lokasi untuk beristirahat sebelum menuju lokasi lainnya. Akan tetapi semua berubah dalam tempo satu jam saja ketika telepon genggam Farry Andhiko berbunyi.
" Far, itu kasurnya ngambang lagi di kali," Cetus Farry menirukan suara yang masuk didalam telepon genggam miliknya kala itu.
" astaga, itu cepat sekali, saya dan semua personil hanya bisa melongo bahkan ada yang tertawa terpingkal-pingkal. Karena hanya dalam tempo satu jam saja kasur sudah mengambang di kali yang baru selesai kami bersihkan. Akhirnya kami kembali ke lokasi dengan sebuah mobil pick-up khusus untuk mengangkut kasur tersebut dari sungai/kali," kenang Farry sambil tidak henti-hentinya tertawa.
[caption caption="Armada truk pengangkut sampah"]
Harapan Farry dan rekan-rekannya adalah kesadaran masyarakat dapat lebih ditingkatkan terkait tidak membuang sampah ke sungai/kali. Memang sudah jelas penanganan sampah adalah tugas dari Dinas Kebersihan atau pemerintah dalam hal ini. Namun, peran serta masyarakat sangat penting untuk membuat seluruh sungai/kali di Jakarta bebas dari sampah.
" semoga besok saya tidak ketemu benda aneh lagi, karena yang belum saya temukan selama ini adalah lemari di buang ke sungai," pungkasnya berseloroh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H