[caption caption="Ade's Gallery"][/caption]Kemarin, 23 maret tepat dua bulan usia pernikahan kita. Ah rentang waktu yang masih sangat singkat, masih sangat muda dan masih sangat butuh adaptasi satu sama lain. Aku yang sanguinis, type manusia yang paling berisik sekutub utara hehe...orang yang paling gak bisa rapih alias berantakan pake bingit, tiba-tiba serumah dengan laki-laki yang paling cinta damai, iyah...suami adalah type laki-laki plaghmatis. Awalnya aku pikir kita akan saling melengkapi, aku yang suka ngomong ngalor ngidul bertemu dengan sosok pendengar yang baik, Voilaaaa...ini pasti sesuatu yang menyenangkan, pikirku saat belum menikah.
Maka, Saat kemudian kita menjalani hari-hari sebagai sepasang merpati eh suami istri, riak-riak kecil itu mulai timbul, ada saja yang bikin kita berdua tidak sepaham dan akhirnya debat panjang. Padahal sebenarnya apa yang kita perdebatkan adalah hal yang sepele bahkan gak penting banget kawan. Kita pernah ribut Cuma gara-gara pewangi pakaian, sebut saja merknya Downa, kita juga pernah ribut Cuma gara-gara ngebahas ulang tahun, masalah puasa, makan duren, sampe ngeributin cara masak telor pake kuah harus bagaimana?, direbus dulu, diceplok atau di orak arik ahahaha...tapi disitulah indahnya pernikahan kawan (switwiiiiwww kompor banget ya....) dengan adanya perbedaan-perbedaan pendapat, kita jadi belajar untuk saling memahami satu sama lain, kita jadi belajar untuk saling menerima kesalahan, menerima perbedaan dan menerima uang jajan eh...
Benar kata orang-orang yang telah terlebih dahulu menggenapkan diennya, bahwa menikah itu adalah menyatukan dua isi kepala yang berbeda. Dan itu tidak mudah, walaupun memang bukan berarti sulit  ya.. terlebih aku dan suami tercinta (asiiiikkk), sama-sama tidak saling kenal sebelumnya. Menikah atas nama cinta?!, ah sepertinya kata-kata tersebut tidak berlaku untuk kita. Bagaimana mau saling jatuh cinta lha wong kenal juga enggak hehe...rasa yang bernama cinta itu,  tumbuh setelah menikah. Iya... setelah resmi, rasa itu kemudian bersemi. Maa syaa Allah...kelebihannya melengkapi kekuranganku, begitupun sebaliknya. Itulah kenapa Allah menciptakan manusia dengan tidak sempurna, serba memiliki kekurangan. karna kelak, pasangan hidup kita lah yang nanti akan saling melengkapi dan menyempurnakan kekurangan kita.
Kata orang (sumbernya gak valid banget ya hehe), kenapa Allah juga menciptakan jari-jari tangan manusia mempunyai sela, karna kelak, akan ada seseorang yang mengisi sela-sela jari kita, (iiiihhh sooo sweettt...). so bagi yang belum menikah jangan melulu mikirin yang indah-indahnya saja, pait-paitnya pun harus dipikirkan hehe... yaaa semacam antisipasi begitulah. Menikah itu memang indah, terlebih menikah adalah perkara sunah, tapi kadaang untuk menjalaninya tidak mudah. Pesan saya persiapkan bekal ilmu yang cukup, jangan pernah bosan tholabul ilmi, terutama ilmu-ilmu yang berkaitan dengan  pernikahan dan  kerumahtanggaan. Jangan lupa pula terus belajar ilmu agama, ini yang paling penting. Karna orang tua yang shalih dan shalihah, in syaa Allah akan juga melahirkan generasi yang shalih dan shalihah.
Resmi lalu bersemi, itulah kiranya kata-kata yang bisa mewakili perjalanan biduk rumah tangga kita, yang masih seumur melinjo ( seumur jagung sudah terlalu maenstream hihi)...ribut-ribut kecil masih ada, dan akan terus ada, karna itu sesuatu yang niscaya. Dan itu pula nanti yang bikin kita semakin dewasa, semakin  akan menumbuhkan rasa, rasa cinta tentunya hehe..
Dua bulan membersamaimu, membersamai sang kekasih hati, semoga Allah segera memberikan amanah sang buah hati untuk kita ya, supaya nanti, kita tak lagi ribut berdua, tapi bertiga, berempat, berlima...^^
Aamiin ya Rabb...
Â
Â
*Jambidan Lor 240316 di siang hari yang ditemani mendung
Â