Mohon tunggu...
Bayu Bintoro Setyawan
Bayu Bintoro Setyawan Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Fakultas Ekonomi - Akuntansi - Universitas Sebelas Maret Surakarta - 2011

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sudahi Polemik KOMODO!

6 November 2011   07:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:00 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tanggal 11 November 2011 nanti, akan diadakan pengumuman pemenang The New7Wonders, sebuah ajang untuk menentukan 7 keajaiaban dunia yang baru (yang berhubungan dengan alam). Indonesia saat ini masih memiliki kesempatan untuk dapat menjadi salah satu dari 7 keajaiban dunia yang baru melalui Pulau Komodo. Saat ini Komodo masih berada pada tahap 28 besar yang mana akan dipilih 7 keajaiban.

Pada saat ini kita dihadapkan pada polemik dalam diselenggarakannya ajang ini. Mulai dari kredibilitas organisasi penyelenggara kegiatan ini.Siapa New7Wonders? Organisasi apa itu? Bagaimana Ijin Kerjanya? Mungkin ini menjadi beberapa pertanyaan kita. Hal ini ramai diperbincangkan khalayak, khususnya di dunia maya. Banyak yang berpendapat bahwa kegiatan ini hanya HOAX. Memang banyak yang menyangsikan ajang ini. Keraguan dimulai dari organisasi yang membuat ajang ini. New7Wonders adalah organisasi swasta, berbeda dengan UNESCO, yang memang memiliki kuasa untuk hal hal semacam ini. Ditambah lagi, perubahan system dukungan terhadap kandidat, dari yang semula harus memilih melalui internet, sekarang menjadi dukungan melalui SMS. Lalu apa tujuannya? Mempermudah? Menarik banyak dukungan? Mencari keuntungan.

Namun, kita jangan lantas skeptic dengan hal ini. Jangan terlalu memikirkan siapa yang mengadakan kegiatan semacam ini. ‘Don’t look at who’s talking, but listen what’s they’re talking about’ mungkin akan sangat relevan dengan permasalahan ini. Pemerintah sudah berinisiatif untuk mendaftarkan pulau Komodo di ajang ini, setidaknya sebagai rakyat kita turut membantu dan mendukung langkah pemerintah yang positif. Bagi saya, ‘biarlah uang Negara habis untuk hal hal semacam ini, daripada hanya habis membusuk dilahap para oknum petinggi Negara ini’.Sebenarnya, apa bila kita telaah lebih dalam, sebenarnya kegiatan ini sangat bermanfaat bagi Negara Indonesia bila nanti pada akhirnya Pulau Komodo terpilih menjadi the New7Wonder. Dimana citra Indonesia di mata dunia akan sedikit terangkat naik, memperkenalkan Indonesia kepada dunia, memajukan pariwisata di Indonesia, dimana jika pariwisata maju, akan memancing wisatawan baik dome maupun manca untuk datang berkunjung, jelas hal ini akan meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar, yang mana akan berdampak positif pada pendapatan Negara. Belum lagi, bila ada investor asing yang tertarik untuk berinvestasi di Indonesia, dengan investasi yang tinggi, maka kegiatan bisnis dan ekonomi akan lancer, dengan lancarnya aktivitas ekonomi, diharapkan Ekonomi akan tumbuh, dan menyejahterakan rakyat. Ya, itu sedikit contoh dampak yang dihasilkan dengan terpilihnya Komodo di ajang ini.

Maka dari itu, saya hanya menghimbau, marilah kita ikut serta memajukan Negara ini. Jangan terlalu ‘SOK’ perfeksionis yang terlalu memikirkan kredibilitas penyelenggara. Tapi marilah, tidak ada salahnya mengorbankan Rp 100,- saja untuk mengirim 100 sms untuk mem-vote Pulau Komodo. Mari melanjutkan perjuangan yang sudah dirintis pemerintah. Ketika pemerintah tidak berinisiatif, kita yang berkoar koar. Giliran pemerintah sudah berinisiatif, justru kita yang ogah ogahan mendukung. Lalu kapan Negara kita akan sinkron? Akan maju? Ingin berguna bagi bangsa dan Negara? Mari mulai dari hal kecil, Let’s Vote KOMODO! :)

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun