Penugasan UAS KewarganegaraanÂ
NAMA: BINTI MAIMUNATU ZAHRO
NIM: 201420000495
PRODI: PERBANKAN SYARIAH
DOSEN PENGAMPU: Dr. Wahidullah
Mahasiswa Agent Of Change Untuk Cinta Tanah Air
Cinta terhadap tanah air merupakan salah satu bentuk upaya bela negara. Bela negara merupakan upaya setiap warga negara untuk mempertahankan Republik Indonesia terhadap ancaman baik dari dalam maupun luar negeri. Hal ini seperti yang tercantum dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 27 Ayat 3 "Bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara".Â
Sebagai wujudnya, Bela negara tidak harus diimplementasikan dalam bentuk fisik seperti wajib militer, tetapi dapat diimplementasikan dalam non fisik seperti pendikan, moral, sosial, serta kebudayaan yang ada.
Akses penyebaran informasi dalam interaksi global telah mengubah dunia seolah olah transparan seakan batas wilayah sudah tidak lagi menjadi penghalang. Fenomena yang dikenal sebagai globalisasi ini menimbulkan berbagai konsekuensi terhadap segala segmen aktivitas masyarakat dalam kecintaan terhadap tanah air, berbangsa, dan bernegara. Salah satunya yaitu masuknya budaya asing kedalam negeri.Â
Seperti halnya dua sisi mata uang, hal ini tentu memiliki dampak positif dan negative. Positifnya, kemajuan teknologi yang dipengaruhi dapat mempermudah segala kebutuhan umat manusia. Sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan salah satunya yaitu perlahan menggeser nilai-nilai adiluhung pada seperangkat nilai universal yang dibawa arus globalisasi.Â
Hal ini menjadi sebuah tantangan bagi negara yang memilki nilai kekhasan tersendiri. Secara tidak langsung, kondisi ini juga berimbas pada cara berpikir, cara bersikap, dan berperilaku masyarakat. Â Â
Dampak di bidang kebudayaan dapat dilihat dari perubahan pada remaja di era globalisasi melalui cara berbicara atau komunikasi, berpakaian, makan, dan masuknya identitas budaya asing. Hal ini seolah olah mereka lupa akan budaya asing dan lebih senang menerapkan kebudayaan asing dalam kehidupan mereka. Beberapa perubahan yang dapat dilihat pada remaja.Â
Pertama, gaya berkomunikasi. Seiring berjalannya waktu remaja lebih senang berkomunikasi melalui media sosial tanpa harus bertatap muka yang secara tidak langsung mengubah gaya berkomunikasi dan berinteraksi.Â
Kedua, perubahan bahasa. Para remaja tidak jarang yang menggunakan bahasa asing sebagai bahasa keseharian sehingga berdampak pada terkikisnya bahasa daerah yang dianggap sulit untuk dipahami.Â
Ketiga, pola interaksi. Pengaruh internet yang mudah diakses memang memudahkan untuk membuka wawasan dan memperluas pergaulan dan pertemanan. Namun, perlu diwaspadai karena dizaman yang semakin maju ini banyak terjadi kejahatan di dunia maya, menjadi korban pembunuhan, dan kejahatan lainnya. Keempat, Perubahan penampilan/ fashion. Mengikuti style seiring perkembangan zaman banyak diikuti oleh remaja saat ini. Bahkan hingga berani berpakaian minim didepan umum yang memang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.
Generasi muda merupakan generasi yang selalu berpartisipasi dalam setiap perkembangan pemahaman kebangsaan sebagai manifestasi rasa cinta tanah air. Hal ini dapat ditinjau melalui sejarah diikrarkannya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 yang mengilhami lahirnya konsep bertanah air Indonesia, berbangsa Indonesia, dan berbahasa Indonesia sebagai tonggak munculnya cita cita kemerdekaan untuk mendirikan Indonesia Merdeka.Â
Salah satu generasi muda sekarang yakni mahasiswa yang menjadi bibit bibit pejuang dan menjadi agent of change dalam segala bidang sekaligus social control dalam suatu negara. Sebutan sebagai agent of change ini diharapkan para generasi kelak mampu membawa perubahan negara Indonesia untuk bersaing dengan negara- negara di belahan dunia.Â
Mahasiswa dituntut mampu untuk mengontrol keadaan negara dan memberikan kontribusi riil untuk perubahan yang lebih baik. Seperti halnya ikrar sumpah mahasiswa "bertanah air satu, tanah air tanpa penindasan", maka kewajiban untuk membela dan memperjuangkan selalu gandrung akan keadilan ini adalah hukum wajib.
Salah satu bentuk agent of change mahasiswa yakni mempertahankan budaya Indonesia agar tidak terlalu pudar karena masuknya budaya asing kedalam negeri. Solusi dalam mengatasinya tidak hanya di ruang lingkup pada lembaga Pendidikan saja, dukungan di sekitar rumah dan masyarakat tentunya memiliki andil besar dalam membangun karakter bela negara dan cinta tanah air.Â
Beberapa hal yang dapat dilakukan yaitu memakai fashion batik sebagai rasa cinta Indonesia, melestarikan Bahasa daerah, selalu waspada untuk jangan mudah percaya kepada orang yang dikenal melalui media sosial, dan selalu berinteraksi satu sama lain di tengah keanekaragaman budaya yang dimiliki Indonesia.Â
Sebagai agent of change tentunya mahasiswa berperan penting untuk mengajarkan kepada generasi dibawahnya untuk memberikan contoh pentingnya pelestarian budaya Indonesia dan bersama sama menyaring pengaruh budaya asing yang masuk ke Indonesia agar sesuai dengan kepribadian dalam negeri.
Perkembangan arus globalisasi harus diwaspadai dengan meningkatkan kualitas warga negara terutama pada generasi penerus bangsa. Generasi penerus bangsa merupakan generasi terpelajar sehingga sudah seharusnya dapat mengevaluasi hal- hal yang terbaik untuk kesatuan bangsa dan negara.Â
Menjaga dan melestarikan kebudayaan yang ada di Indonesia sudah salah satu upaya bela negara. Oleh karena itu, semangat kebangsaan, bela negara, dan cinta tanah air Indonesia tidak boleh dihilangkan dalam jiwa dan raga para generasi. Sebab, dengan adanya pengukuhan ini dalam diri warga negara maka sikap-sikap atau pengaruh dari budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa dapat dengan mudah dihindari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H