Takdir yang terus mengalir
Kelindan waktu yang tak terbendung.
Terdiam ku di kesunyian malam
Mencoba bercermin Â
diri
Terlihat senyum dan tawa,
Namun juga tersembunyi air mata
Terus ku merasuk ke dalam
Ku temukan pemahaman diri,
Dan langkah menuju ke arah titahMu
Di sana ada titik terang
Cahaya taubat yang mengemuka.
Taubatlah, ya taubatlah...
Satu kata yang menyembuhkan hati
Sebab taubat, ada harapan yang menggema,
Mengetuk pintu keampunan.
Meski dosa menghimpit seperti beban
Terangi jalan yang kini kelam dalam duka.
Dalam air mata, ku percaya keajaibanMu,
Di malam Ramadhan ini
Di setiap kesalahan ada kesempatan
Untuk muhasabah diri
Bertawakal memohon ampunanMu
Ramadhan ke-19
Binti Wasi'atul Ilmi
FLP Nganjuk 003/D/013/025
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H