Mohon tunggu...
Binti Nur Asiyah
Binti Nur Asiyah Mohon Tunggu... Dosen - Seorang Dosen yang tertarik pada perubahan ekonomi masyarakat, pemberdayaan dan pendampingan

Di bidang perbankan konven/syariah jg menjadi bagian dari konsen profesional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Becak Konven Terpinggirkan Akibat Digital: Pemberdayaan Perlukah Dilakukan?

26 Desember 2022   21:59 Diperbarui: 26 Desember 2022   22:22 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pandemic covid 19 mulai berlalu, meski belum bisa dikatakan hilang. Namun, efek dari pandemic menyisakan kebiasaan yang melekat pada masyarakat yaitu berkembangnya digital. Hampir setiap orang memiliki android, dan platform digital menyediakan setiap kebutuhan masyarakat. Adanya layanan ojek online misalnya, mulai merambah dan ramai kurang lebih tahun 2018an, dan diperkuat masa pandemic. Masyarakat dengan mudah hanya duduk diam di tempat, bisa memanggil ojek untuk menghantarkan kemana hendak bepergian. Wal hasil ojek konven, yang dalam hal ini menunggu disetiap sudut perempatan tempat penurunan bus dan angkotan kota lainnya kurang menjadi pilihan warga. 

Meskipun hal ini tidak bisa dibilang semuanya, karena masyarakat yang tidak menggunakan platform digital tentu tetap ada, namun kecil bisa dibilang. Selain itu adanya teknologi kendaraan bermotor yang hampir dipunyai oleh setiap keluarga menjadikan bepergian kemanapun dan dari manapun menggunakan kendaraan bermotor. Wal hasil becak konven lagi-lagi tidak menjadi pilihan.

Lantas, apa yang mesti dilakukan? Secara riil, becak konven adalah manusia yang kehidupannya terus berjalan, namun mata pencahariannya tidak menjanjikan. Menurut sapaan yang dilakukan oleh Dr. Gufron (DPD Lembaga Pemberdayaan Kabupaten Tulungagung) kepada salah satu tukang Becak, sepi dan belum mendapatkan penumpang dari siang. 

Sebagai lembaga Pemberdayaan, perlu action untuk sama-sama berdaya dan bukan memperdayai agar tukang becak konven tetap bersambung kehidupannya, bukan pula memberikan ikan yang akhirnya tidak menjadikan berdaya, namun memberikan kail untuk sama-sama memikirkan. Ruang berdaya bisa diberikan bahwa sarana kehidupan tidak bisa dijadikan satu-satunya pencaharian, mengingat gaya hidup masyarakat sudah berubah. Namun bisa memberikan tambahan dengan memiliki layanan panggilan, dengan menyediakan nomor telepon, sehingga dengan mudah orang untuk meminta bantuan. 

Hal ini akan lebih mudah mempertemukan antara pengguna jasa hantar dalam jarak tempuh pendek, mengingat becak ini hanya diayuh dengan kaki, sehingga tidak bisa dibandingkan layaknya ojek online yang dengan jarak jauh. Selain itu penting untuk memberikan layanan yang ramah, tanpa tawar menawar, sehingga semakin memberikan kenyamanan bagi pelanggan. Semangat berdaya bersama menjadi tanggungjawab segenap pihak agar mendapat perhatian untuk muncul pilihan dan strategi agar becak konven tetap menjadi pilihan ditengah keterbatasan dan persaingan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun