Apapun yang sudah dititipkan-Nya sudah ada di Lauhul Mahfuz sebelum kalian lahir. Agar kita tidak berbahagia berlebihan saat kita telah menggapainya. Agar saat kita lelah dengan musibah, lelahnya adalah penggugur dosa.
Bagaimana cara menyikapi musibah?
1. Menyikapinya dengan iman dan tidak protes.
Jika ia mukmin maka imannya akan bekerja. Akan terinstal dengan sempurna. Akan muncul hati yang siap dengan ketetapan Allah SWT. Â Bersabar dengan ujian Allah dan meyakini takdir Allah dan menerima dengan hati yang lapang.
Jika protes dengan musibah yang menimpa musibah pun tidak hilang-hilang di dunia. Tetap merasakan ketidak enakkan, ketidak nyamanan. Di tambah dengan siksaan yang besar di akhirat dan Allah murka.
2. Bersabar, karena kesabaran yang sesungguhnya adalah yang terlihat saat kita mengalami hantaman yang pertama. Jadi bagaimana kesabaran di awal musibah.
3. Tidak berburuk sangka pada Allah.
Boleh jadi musibah yang menimpa adalah surat cinta dari Allah. Seperti yang dialami oleh orang-orang di Gaza. Mereka adalah kekasih Allah. Sebab mereka tidak pernah berburuk sangka pada Allah. Mereka menerima dengan lapang dada yang pada akhirnya mereka mendapatkan balasan cinta juga dari Allah.
4. Menerima dengan lapang dada dan positif thinking. Mengharap pahala kebaikan dari-Nya.
5. Berdoa agar selalu mendapat hidayah "Ya muqallibal quluub tsabbit qalbi 'alaa diinik." Yang artinya Wahai zat yang maha membolak-balikkan hati teguhkanlah hatiku di atas agama- Mu. Sekelas nabi Muhammad Saw saja yang ma'shum masih sering membaca doa ini. Karena menurut beliau hati itu berada diantara jari jemari Allah. Ia amat ringan seperti bulu yang terbang yang akan jatuh di mana saja.
Akhir kata semoga kita bisa menjadi manusia yang kuat karena ujian. Semoga tulisan ini bermanfaat.Â