Anak itu bagaikan spons bila lingkungannya baik maka yang diserap adalah hal-hal yang baik. Jika lingkungannya buruk atau kurang baik Mak yang diserap adalah hal-hal negatif. Anak pun bagaikan kertas putih bila kau tulis hal-hal positif maka hal hasilnya positif. Begitu pula sebaliknya.
Anak-anak yang biasa hidup di lingkungan yang keras ia akan terbiasa menghadapi tantangan dalam hidupnya. Sebaliknya anak-anak yang terbiasa dengan berbagai kemudahan berbagai macam fasilitas anak akan cenderung susah mendengar dan melihat kebaikan yang diterima..
Bagaimana perbedaan antara anak Gaza dengan anak -anak Indonesia?
1. Dari letak wilayah geografisnya saja sudah beda. Anak-anak Gaza yang merupakan bagian dari negara Palestina dimana Palestina terletak di Asia Barat. Sedangkan Indonesia di Asia tenggara. Anak Indonesia rumpun Melayu sedang anak Gaza adalah Arab.Â
2. Kulit anak Indonesia cenderung berwarna sawo matang dengan hidung rata-rata sedikit mancung dan cenderung pesek. Sedangkan anak Gaza cenderung berkulit putih, bermata biru dengan hidung mancung menghiasi wajahnya.
3. Anak-anak Indonesia bisa tidur dengan nyenyak setiap malam tanpa gangguan suara apapun. Anak-anak Gaza setiap saat harus mendengarkan suara dentuman meriam yang siap membuat jantung mereka berhenti.
 Tentunya masih ingat akan kejadian yang menimpa seorang anak perempuan yang kala itu sedang tidur tiba-tiba ia mendengar dan terkejut dengan bunyi dentuman bom lalu ia mengalami henti detak jantung hingga akhirnya menemui syahidahnya.
4. Anak-anak Indonesia bisa bebas bergerak ke sekolah dengan riangnya. Mereka semuanya diantar. Ada yang diantar dengan motor. Ada yang diantar pakai mobil. Ada yang menggunakan jasa ojol. Dan itu terlihat di daerah manapun. Sedangkan anak-anak Gaza sekolah pun dengan sarana seadanya. Bahkan karena gedung sekolah mereka hancur mereka terpaksa online dengan semangat yang selalu menyala.
5. Anak-anak Indonesia yang masih bayi banyak merasakan pelukan hangat dan ciuman orang tua mereka.Â
6. Anak-anak Gaza terpaksa harus rela ditinggalkan orang tua hidup sendirian tanpa keluarganya. Tetapi ada seorang anak bayi laki-laki yang masih menyusui sepintas terlihat ke dua bibirnya bergerak mirip bayi yang sedang menetek dan menghisap puting susu ibunya. Dan mereka setiap detik pun harus siap menyongsong kematian.Â
Masih jelas dalam ingatan dimana Rafah yang merupakan camp pengungsi anak-anak dan para lansia wanita di bombardir oleh tentara zionis di malam hari.Â