Berdasarkan laporan dari Copernicus Climate Change dan World Meteorological Organization (WMO) menyatakan bahwa pada bulan Juni, Juli, dan Agustus 2023 seluruh wilayah mengalami cuaca panas yang ekstrem dari pada cuaca panas biasanya. Hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja melainkan hampir seluruh negara juga ikut merasakan panas yang ekstrem pada bulan-bulan tersebut di tahun ini. Terjadinya cuaca terpanas pada bulan Juli, Juni, dan Agustus 2023 ini menandakan adanya sinyal bahaya bahwa perubahan iklim sedang terjadi. Parahnya pada bulan Agustus 2023 menjadi puncak rekor bulan dengan cuaca terpanas dari pada bulan-bulan terpanas sebelumnya. Gabungan suhu permukaan daratan dan lautan pun mengalami kenaikan yang lebih tinggi sehingga kejadian ini mengingatkan pada peristiwa sebelumnya yaitu pada tahun 1850 hingga 1900. Dalam kondisi seperti ini sangat mengkhawatirkan bagi seluruh manusia di dunia maupun makhluk hidup lainnya.
Faktor – Faktor Penyebab Bumi Mengalami Cuaca Panas Yang Ekstrem
Dari banyaknya hal yang terjadi di dunia pasti semua ada penyebabnya. Faktor – faktor penyebab bumi mengalami cuaca terpanas pada bulan Juni, Juli, dan Agustus 2023 menurut Antonio Gutters salah satu ilmuwan, hal ini disebabkan karena terlalu berlebihan dalam menggunakan bahan bakar fosil, meningkatnya suhu permukaan daratan dan lautan yang mencapai 2, 7 Fahrenheit atau 1,5 Celcius pada bulan tersebut secara berturut-turut serta meluasnya es laut Antartika dalam sepanjang tahun. Namun ada ahli juga yang mengatakan, dalam jangka pendek, kondisi yang disebabkan oleh beberapa faktor tersebut dapat menjadi lebih buruk seiring terbentuknya El Nino, yaitu terjadinya pola cuaca di mana perairan laut lepas pantai Pasifik Amerika Serikat menjadi hangat. Hal tersebut yang membuat suhu global mejadi lebih hangat dan terjadinya cuaca panas yang ektrem. Selain faktor – faktor tersebut di Indonesia sendiri penyebabnya di karenakan produksi karbon tinggi yang terperangkap dan pemanasan global yang terjadi selama tiga bulan terakhir pada bulan, Juni, Juli, dan Agustus 2023.
Bagaimana dengan Keadaan Kehidupan Dunia
Adanya gelombang panas yang tiada henti terjadi diseluruh dunia dan berlebihan ini memberikan  banyak dampak mulai dari aspek ekonomi, budaya, lingkungan hingga kesehatan. Contohnya yaitu, kurangnya produtivitas pertanian, hilangnya produktivitas pekerjaan, banyaknya tingkat penyakit dan kematian karena cuaca panas yang ekstrem, hilangnya keaneragaman hayati, kekeringan, serta gangguan kesehatan mental seperti kecemasan dan stress akibat meningkatnya suhu udara. Selain itu dampak untuk di daerah pesisir mereka akan semakin mengadapi lebih dari batas kemampuan mereka tentang pasang permukaan laut dan orang – orang yang tinggal di kota – kota besar lebih memilih untuk mencari tempat yang aman.
Dari seluruh penjelasan di atas bahwasannya fenomena ini sangat perlu di waspadai untuk keberlangsungan hidup kedepannya. Harus ada banyak hal yang disiapkan untuk mengantisipasi fenomena tersebut sebelum benar-benar terjadi dampak yang lebih besar dan merugikan. Dengan cara menerapkan pola green lifestyle, peningkatan ketersediaan air, mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, pengembangan pupuk organik terpusat dan lain sebagainya.
Kesimpulannya iklim dapat mengalami perubahan karena adanya perubahan dalam sistem iklim global yang meliputi peningkatan suhu air laut, melelehnya es di kutub, naiknya muka air laut, cuaca ekstrem, hingga perubahan siklus hidrologi dan faktor-faktor yang disebabkan oleh kegiatan manusia seperti perubahan pengunaan lahan dan penggunaan bahan bakar fosil. Perubahan iklim menurut Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) merupakan setiap perubahan cuaca dari waktu ke waktu, baik karena variabilitas alami atau akibat aktivitas manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H