Mohon tunggu...
Sinta Rahmawati Yatullatifah
Sinta Rahmawati Yatullatifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Bimbingan Konseling Islam UIN Sunan Gunung Djati

Seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Bandung yang tertarik akan isu seputar bimbingan konseling dan komunikasi dalam Islam. Mencoba mengembangkan potensi melalui media dakwah blogging pada kompasiana sejak semester empat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Keterampilan Konselor sebagai Pendengar Aktif bagi Konseli

16 Maret 2024   14:50 Diperbarui: 16 Maret 2024   14:55 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Proses pemberian bantuan kepada individu atau kelompok masyarakat dengan dirinya dan masyarakat merupakan Bimbingan Konseling Islam. Proses bimbingan dan konseling umumnya dilakukan melalui tatap muka, namun lebih dari itu seorang konselor dapat memanfaakan media komunikasi seperti radio, TV, film, dan juga media komunikasi lainnya. Aktivitas konseling dikatakan efektif ketika terdapat komunikasi yang efektif antara konselor dan klien. Tentu hal ini menuntut seorang konselor untuk mampu berkomunikasi secara efektif agar pelaksanaan proses konseling berjalan maksimal.

Komunikasi secara efektif digunakan untuk membina hubungan baik selama proses konseling berlangsung. Neukrug (1992) menyatakan bahwa beberapa hal yang dapat membantu konselor dalam membangun hubungan baik dalam sesi konseling antara lain ketrampilan mendengarkan, menunjukkan empati, dan menggunakan ketrampilan diam secara efektif. Hal tersebut sependapat dengan McKay, Davis dan Fanning (1992) yang menyampaikan bahwa keterampilan mendengarkan merupakan kemampuan dasar yang esensial dalam komunikasi untuk membuat dan mempertahankan hubungan. Melalui mendengarkan, konselor mampu memahami apa yang konseli sampaikan sehingga mampu memberikan respon baik verbal maupun non-verbal dengan tepat.

Konselor juga harus memiliki keterampilan mendengar yang efektif, seperti memahami perasaan konseli, memahami isi pembicaraan, dan menggali informasi yang diperlukan. Keterampilan mendengar dalam konseling adalah keterampilan yang mendasari keterampilan konselor lainnya, seperti refleksi isi konseling dan perasaan konseli. Mendengar aktif adalah proses mendengar secara penuh, dengan konsentrasi, empati, dan fokus penuh. Seorang konselor yang mendengarkan efektif dapat membantu membangun kepercayaan, meyakinkan konseli bahwa konselor mengerti dan memahami permasalahannya.

Kemampuan meyakinkan konseli dari seorang konselor didukung beberapa komponen diantaranya keterampilan konseling mendengar, yakni Mendengar dengan jelas. Konselor hanya mendengarkan tanpa menilai atau menghakimi apa yang dikatakan orang lain. Refleksi, menyimpulkan dan mengulang secara sederhana apa yang dipikirkan dan dirasakan orang itu. Parafrase, menyatakan kembali isi dari pernyataan konseli dengan kata-kata yang sama atau dengan jumlah perkataan yang lebih sedikit. Empati menunjukkan empati pada saat mendengar, terlepas dari konselor memiliki sudut pandang yang berbeda dengan konseli.

Keterampilan konselor sebagai pendengar aktif bagi konseli merupakan faktor penting dalam proses konseling. Konselor yang mendengarkan dengan baik juga dapat membantu mengurangi kesalahpahaman antara konselor dan konseli, yang akan mempengaruhi proses konseling selanjutnya. Konselor sebagai pendengar yang aktif memiliki beberapa kualitas yang harus dipelajari, seperti: Mampu berhubungan dengan orang-orang dari kalangan sendiri, dan berbagi ide-ide. Menantang klien dalam konseling dengan cara-cara yang bersifat membantu. Memperlakukan klien dengan cara-cara yang dapat menimbulkan respons yang bermakna. Keinginan untuk berbagi tanggung jawab secara seimbang dengan klien dalam konseling.

Untuk mendapatkan keterampilan mendengar yang baik, seorang konselor harus dilatih dan dikembangkan secara terus-menerus. Konselor juga harus memiliki kesabaran, toleransi terhadap ambiguitas, mampu berdampingan dengan klien, dan memiliki kemampuan mendengarkan dengan empati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun