Mohon tunggu...
Bintarto Joko
Bintarto Joko Mohon Tunggu... -

pada dasarnya semua orang itu baik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

antara Ibuku dan Istriku

22 Desember 2012   04:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:13 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Selamat hari ibu buat seluruh ibu2 dimana pun berada. Saya menulis bukan karena latah, namun memang sudah tradisi saya selalu mengucapkan selamat kepada Ibunda tercinta setiap hari ibu dan sejak beristri terus mempunyai anak, maka ucapan selamat ditambah untuk istriku yang tak lain ibu dari anak-anakku.

Ibu dan istriku tentulah dua wanita yang berbeda, namun secara kodrati mereka sama-sama seorang ibu. Saya tidak bermaksud membandingkan keduanya tetapi sebagai seseorang yang berada diantara mereka sudah sepantasnya untuk mengapresiasi segala jasa mereka selama ini khususnya buat diri saya sendiri maupun seluruh keluarga besar.

Ibuku adalah seorang wanita karier. Meski kariernya “hanya” sebagai seorang guru SD tetapi saya dengan bangga menyatakan ibuku seorang wanita karier. Jenjang guru SD ditempuh hingga mencapai golongan IVB saat purna tugas beberapa tahun yang lalu menandakan bahwa karirnya cukup lumayan. Dilain pihak tugasnya sebagai ibu kurasakan selama ini sangat bertanggungjawab bahkan kala masih remaja sempat kuanggap “over possessive”, seiring berjalannya waktu kusadari semua larangan yang diberlakukan pada waktu itu memang untuk kebaikanku.

Dalam hal pendidikan pandangan beliau cukup keras yang artinya bahwa anak-anaknya harus berpendidikan yang bagus dan maju. Upayanya tak terkira, bahkan saya harus pindah sekolah dasar ke daerah lain yang dianggap lebih maju agar memperoleh pendidikan yang lebih bagus.Ibu selalu mendukungku untuk semua kegiatan bermanfaat yang berkaitan dengan pendidikan maupun ketrampilanku. Semua yang telah kucapai saat ini kurasakan tak lepas dari upaya dan dorongan keras dari ibuku pada masa itu.

Sebaliknya dengan istriku, meski seorang lulusan FKG dari sebuah universitas ternama di Jakarta yang berkampus di Salemba, dia memutuskan menjadi ibu rumah tangga. Memang ketika belum punya anak sempat mencoba ikut test PNS dan gagal tetapi setelah punya anak dia menolak ketika kutawari mencoba test lagi. Apalagi sekarang kami telah dikaruniai dua putra, waktunya banyak tersita mengurus mereka berdua.

Dua pendekatan berbeda dalam mengasuh anak, Ibuku tetap berkarier sambil mengasuh anak sedangkan Istriku memilih full time dalam mengasuh anak. Sejatinya core yang kurasakan sama, mereka berdua selalu berusaha keras memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Bahkan kadang-kadang kurasakan berlebihan, mungkin itu juga yang dirasakan anak sulungku yang telah memasuki usia sekolah, dia sempat berkomentar mamanya marah melulu (nak, kelak kau akan tahu kenapa mamamu marah). Saat ini yang kulakukan bila sang kakak mengadu hanya upaya meredam atau mengalihkan suasana, karena saya sadari dulu pun aku pernah mengalami suasana yang sama.

Dalam suasana hari ibu ini, saya mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada ibu yang telah mengasuh dan mendidikku hingga saat ini. Ucapan terima kasih yang sama juga kuucapkan untuk istriku, ibu dari anak-anakku. Semoga selalu sabar dan penuh inovasi dalam merawat, mengasuh dan mendidik anak-anak kita.

SELAMATHARIIBU

HAPPYMOTHER’SDAY


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun