Mohon tunggu...
Bintang Wahyu Budiman
Bintang Wahyu Budiman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Halo, saya merupakan salah satu mahasiswa dari Program Studi Bimbingan dan Konseling yang memiliki prinsip "dapat selalu memberikan manfaat kepada orang lain".

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Peran Seorang Guru dalam Mendorong Pengembangan Peserta Didik Melalui Pendidikan Inklusi

5 Januari 2024   20:50 Diperbarui: 5 Januari 2024   20:55 4346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan inklusi merupakan paradigma pendidikan yang memberikan penekanan pada penerimaan, keterlibatan, dan kemajuan setiap individu, tanpa memandang perbedaan latar belakang, kemampuan, atau kebutuhan khusus. Sejalan dengan pendapat menurut Saputra (2016), bahwa pendidikan inklusif adalah bentuk pendidikan yang diselenggarakan bagi peserta didik yang memiliki perbedaan, potensi kecerdasan, dan bakat khusus. Ini mencakup anak-anak yang mungkin menghadapi kesulitan belajar karena berbagai alasan seperti cacat, autis, keterbelakangan mental, anak gelandangan, serta memiliki bakat dan potensi lainnya. Konsep ini menandai pergeseran penting dari model pendidikan tradisional yang memisahkan siswa berkebutuhan khusus ke dalam kelas khusus, menuju lingkungan pembelajaran yang merangkul keberagaman dan mendorong kerja sama antara semua peserta didik. Pendidikan inklusif dianggap sebagai solusi yang tepat dalam memenuhi hak setiap anak dalam mendapatkan Pendidikan Handayani & Rahadian (2013). Pendidikan inklusi bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang memberdayakan, mendukung, dan mempromosikan pengembangan penuh potensi setiap individu. Dalam era pendidikan inklusif, tidak hanya siswa yang memiliki kemampuan akademis tinggi yang diberi perhatian, tetapi juga mereka yang memiliki kebutuhan pendidikan khusus atau tantangan belajar tertentu. Dengan demikian, inklusi memandang setiap siswa sebagai kontributor berharga dalam proses pembelajaran.

            Adopsi pendidikan inklusi melibatkan pemahaman bahwa keberagaman dalam pengalaman dan kebutuhan belajar peserta didik adalah kenormalan, bukan pengecualian. Lingkungan inklusif menciptakan ruang yang aman dan mendukung untuk setiap siswa, tanpa memandang kecacatan, latar belakang budaya, atau kondisi sosial-ekonomi. Melalui pendekatan inklusi, peserta didik diajak untuk meresapi pengalaman pembelajaran yang menyeluruh, membangun keterampilan sosial, dan meraih pencapaian akademis. Dalam pandangan ini, setiap siswa diakui sebagai individu yang unik, dengan potensi dan kebutuhan mereka masing-masing.

            Namun, seperti halnya setiap perubahan paradigma, implementasi pendidikan inklusi tidak terlepas dari tantangan. Dari sisi positifnya, tantangan tersebut adalah panggilan untuk terus meningkatkan kualitas sistem pendidikan, memberdayakan pendidik, dan melibatkan semua pihak terkait, hal ini pun sejalan dengan penjelasan menurut Jannah, et al. (2021), yang mengungkapkan terdapat tiga cara yang dilakukan pemerintah dalam mempersiapkan  pendidik  di sekolah-sekolah inklusi,  yaitu: 1)  program pendidikan berisikan tentang  mata kuliah yang membahas mengenai pendidikan inklusif, 2) penyediaan pengajar pendidikan khusus pada forum penyelenggara di sekolah inklusi, 3) penyelenggaraan training bagi pendidik serta tenaga pendidik.

            Guru memiliki peran sentral dan krusial dalam mengembangkan peserta didik dalam konteks pendidikan inklusif. Memberikan pendidikan yang berkualitas untuk semua anak merupakan tantangan yang paling berat dan sekaligus merupakan isu sangat penting dalam dunia pendidikan (Sunanto, 2018). Keberhasilan implementasi pendidikan inklusif sangat tergantung pada kemampuan dan keterampilan guru untuk memahami serta merespons kebutuhan beragam siswa di kelas. Berikut adalah beberapa aspek yang menyoroti peran penting guru dalam mengembangkan peserta didik dalam pendidikan inklusif. Pertama, guru dalam pendidikan inklusif harus memahami dan menghargai keberagaman siswa. Ini mencakup pemahaman mendalam terhadap perbedaan individual, baik dalam hal kemampuan akademis maupun kebutuhan khusus. Guru harus dapat menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung bagi semua siswa, tanpa memandang latar belakang atau kondisi khusus mereka. Kedua, guru harus memiliki keterampilan dalam merancang dan menerapkan strategi pembelajaran yang dapat diakses oleh semua peserta didik, Dalam memberikan layanan, peran Guru Pembimbing Khusus memerlukan perencanaan yang baik Wardah (2019). Ini melibatkan pendekatan yang bersifat diferensial, di mana guru dapat menyesuaikan metode pengajaran, materi, dan penilaian untuk memenuhi kebutuhan beragam siswa di kelas. Kemampuan ini tidak hanya mencakup aspek akademis, tetapi juga keterampilan sosial dan emosional. Selanjutnya, guru harus berperan sebagai fasilitator inklusi di dalam kelas. Ini melibatkan menciptakan suasana yang ramah dan penuh dukungan, sehingga semua siswa merasa diterima dan dihargai. Guru juga memiliki tanggung jawab untuk mempromosikan kolaborasi dan partisipasi aktif di antara siswa, membentuk komunitas belajar yang saling mendukung.

            Peran guru dalam pendidikan inklusif juga mencakup kerjasama yang erat dengan orang tua dan staf sekolah lainnya. Komunikasi terbuka dan kolaborasi yang baik antara guru, orang tua, dan tenaga pendidik lainnya sangat penting untuk memastikan bahwa setiap peserta didik mendapatkan dukungan penuh di semua aspek pembelajaran mereka, Para guru dituntut mampu menawarkan program pendidikan yang mejawab kebutuhan setiap anak dan mampu mengembangkan potensi mereka secara optimal (Pratiwi, 2020). Terakhir, guru memiliki peran penting dalam mengidentifikasi dan memberikan dukungan tambahan kepada peserta didik yang memerlukan bantuan khusus. Guru juga perlu memberikan dukungan yang diperlukan untuk menyediakan layanan bagi siswa berkebutuhan khusus (Khayati, et al., 2020). Ini melibatkan pemantauan perkembangan individu, melakukan penyesuaian dalam pengajaran, dan merancang program intervensi yang sesuai. Panduan untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) merujuk pada bimbingan yang diberikan oleh seorang guru kepada peserta didik yang menghadapi keberagaman, dengan tujuan mengembangkan kepercayaan diri mereka dan menciptakan lingkungan yang mendukung, sehingga mereka dapat mandiri dan terlibat dalam proses pembelajaran dengan tekun (Lattu, 2018). Dengan memainkan peran ini secara efektif, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, mendukung perkembangan peserta didik secara menyeluruh, dan merangsang potensi setiap siswa dalam menghadapi keberagaman di dalam kelas.

            Peran guru dalam pendidikan inklusi sangat penting dalam mengembangkan potensi setiap peserta didik, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus. Guru harus mampu menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, merancang strategi pembelajaran yang dapat diakses oleh semua peserta didik, menjadi fasilitator inklusi di dalam kelas, berkolaborasi dengan orang tua dan staf sekolah, serta mengidentifikasi dan memberikan dukungan tambahan kepada peserta didik yang memerlukan bantuan khusus. Selain itu, guru juga harus memahami dan menghargai keberagaman siswa, serta merespons kebutuhan beragam siswa di kelas. Kemampuan ini tidak hanya mencakup aspek akademis, tetapi juga keterampilan sosial dan emosional. Dengan memainkan peran ini secara efektif, guru dapat mendukung bagi semua siswa, tanpa memandang latar belakang atau kondisi khusus mereka. Dengan demikian, pendidikan inklusi bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang memberdayakan, mendukung, dan mempromosikan pengembangan penuh potensi setiap individu, tanpa memandang perbedaan latar belakang, kemampuan, atau kebutuhan khusus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun