Mohon tunggu...
Bintang Sawijaya
Bintang Sawijaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

halo, mari berbagi opini

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menyerahkan Otobiografi Bung Karno untuk Djoglo Soekarno Talunombo.GmnI Wonosobo berupaya mengkonkritkan kembali pemahaman kebangsaan dengan Kekaryaan

31 Desember 2024   01:07 Diperbarui: 31 Desember 2024   01:11 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

      26 Desember 2024 menjadi hari yang spesial bagi kader - kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GmnI) Wonosobo. Dengan harapan menambah pengertian tentang Bung Karno sebagai Bapak bangsa, Kader GmnI menyusun Otobiografi singkat Bung Karno untuk di persembahkan kepada Djoglo Soekarno, Desa Talunombo Kecamatan Sepuran Kabupaten Wonosobo. Djoglo Soekarno adalah tempat perhimpunan suatu masyarakat, tempat di adakannya sebuah acara - acara, mulai dari Kesenian, Adat Istiadat, acara  formal, maupun non formal. Yang mana Djoglo Soekarno menjadi dampak tereksistensinya Desa talunombo. Di resmikan oleh Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Republik Indonesia (BPIP RI) Prof Drs. KH. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D pada tanggal 18 November 2023. Djoglo Soekarno menjadi pelopor ruang Jas Merah di Wonosobo. Saat itu kami mendengar cerita dari pak Badrudin sebagai kepala desa, bahwa para sesepuh Talunombo sudah lama memimpikan adanya suatu tempat untuk bertumpuk nya masyarakat yang memfasilitasi masyarakat berkumpul, bertatap muka, mengaji, membahas agenda - agenda kebermanfaatan untuk kebaikan bersama. Dan pada akhirnya mimpi itu pun terwujud dengan hadirnya Djoglo Soekarno di tengah desa Talunombo Wonosobo. Teringat mutiarw kata Bung Karno "Gantungkan lah Cita - Cita mu Setinggi Langit. Jika engkau jatuh, maka engkau akan jatuh di antara Bintang - Bintang." pesan ini kami serap bagaimana kita perlu bermimpi dan senantiasa menciptakan harapan demi harapan agar bisa menjadi kenyataan. Sebagaimana kisah yang kami dengar dari pak kades. Walaupun belum tentu para sesepuh tadi dapat menyaksikan kehadiran Djoglo Soekarno seperti tempat yang di impikan, tapi setidaknya mimpi itu kini menjadi kenyataan dan dapat dirasakan oleh para keturunan dan masyarakat desa. Pelajaran yang mengajarkan kami untuk berani bermimpi karena apa yang kita impikan akan menjadi perbuatan yang akan kita tuai suatu saat nanti. Kembali pada Djoglo Soekarno Talunombo, kini menjadi satu tempat dengan berbagai dimensi yang bisa dirasakan kemanfaatan nya untuk bersama.

    tidak hanya itu Djoglo Soekarno di impikan menjadi berperan andil berdampak pada peradaban, sekarang menjadi ruang belajar, baik secara teoriti maupun ekologi, dari orang perkantoran sampai pertanian, dari mahasiswa sampai anak TK. Dari masyarakat Nasionalis dan Agamis sama - sama dapat mengambil manfaat di tempat tersebut. Terlebih lagi wawasan tentang Nasionalisme. Bagaimana tentang sosok Bung Karno sebagai pemimpin bangsa yang sangat gigih memperjuangkan persatuan dan hingga kini pun masih bertahan berbahasa satu, berbagsa satu, dan bernegara satu, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dengan kepemimpinan "Rodinda" ( Romantika, Dinamika, Dialektika). yakni semangat romantika yang membentuk gairah dan kesadaran rakyat untuk meng---insyafi perjuangan. Bahwa perjuangan adalah jalan menderita agar tercapai suatu cita - cita.  Lalu dinamika sebagai keadaan sesudah romantika, yakni ketika sudah sadar akan gairah perjuangan, maka rakyat di dorong bagaimana untuk menciptakan gerakan kemandirian, rakyat kita dorong untuk berani mengambil sikap dan keputusan untuk menentukan nasibnya sendiri. Setelah itu keadaan selanjutnya adalah upaya membawa masyarakat semakin sadar dan berdialektika, jadi perlunya masyarakat agar sampai paham betul terhadap gerak dan situasi yang mempengaruhi lingkungan yang berdampak pada kehidupannya, dan bisa mengambil sikap untuk menentukan dimana posisinya, beradaptasi dengan situasi yang ada. Dan itulah sedikit ulasan mengenai 'Rodinda' dunk method Dunk Method dari Bung Karno, seperti quote dalam bahasa belanda : 'de plicht van ehn men is men tezijn', kewajiban utama manusia adalah menjadi manusia. Itulah sedikit ulasan tentang metode kepemimpinan Bung Karno yang kita tau bahwa dengan metode inilah Bung Karno menjadi Presiden yang paling membekas dalam bayangan warga Republik. Itulah yang membawa kami untuk menyusun Otobiografi Bung Karno dan kita persembahkan untuk Djoglo Soekarno Talunombo. Dan kami duga bahwa metode 'rodinda' pula yang membawa seluruh elemen bergotong royong untuk membangun 'Djoglo Soekarno'. Banyak pelajaran yang kita panen pada saat berkunjung dan menyerahkan Otobiografi Bung Karno di Djoglo Talunombo. yang kami harap semoga dengan adanya Otobiografi tersebut, mendobrak gairah nasionalisme setiap pembaca, juga pula menambah pemahaman tentang kebangsaan untuk oarapengunjung Djoglo Soekarno. Utamanya lagi bagi kami kader dan untuk GmnI Wonosobo kian pesat mengkonkretkan Ide - ide yang senantiasa di percakapkan untuk menyongsong kebermanfaatan bagi sesama dan semua.
Merdeka, Jaya, Menang !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun