Mohon tunggu...
Bintang Shaa
Bintang Shaa Mohon Tunggu... Mahasiswa - she/her

Saya seorang mahasiswa yang suka menulis berbagai hal di waktu senggang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Suara Malam

25 Maret 2023   19:41 Diperbarui: 2 April 2023   19:05 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika kedua mata membiarkan kelopaknya terpejam menutup
Raga yang cukup lelah telah nyaman dengan merebahkan diri diatas alas yang empuk
Namun kebisingan itu terus datang menjadi distraksi disaat berusaha menikmati tenang nan sunyi suasana malam
Telinga tidak merasakan akan adanya kebisingan itu sedikit pun
Isi kepala yang masih sangat sibuk jauh dari kata ketenangan
Dari sanalah kebisingan itu muncul ditengah ketenangan malam

Ya, disuatu sudut disana, ditengah ketenangan malam hari

Isi kepala tentang berbagai emosi dan persoalan akan banyak hal di kehidupan yang terbagi-bagi menjadi kepingan-kepingan kecil seraya melayang-layang dalam kebisingan ditengah ketenangan malam.
Saat akan mencoba untuk sejenak merehatkan diri setelah satu hari penuh dihabiskan oleh berbagai kesibukan tak henti yang menyita waktu.
Suara yang bising itu terus berteriak, terngiang-ngiang lantang seakan-akan menyudutkan dan mengintimidasi diri ini. Lalu hendak memperkeruh keadaan

Benar saja, suara bising itu tidak memberi kesempatan sedikit pun untuk diri ini beristirahat sejenak
Kedua mata yang tadinya telah terpejam kelopaknya, kembali membuka pejamannya
Rasa nyaman tubuh diatas alas empuk, berganti dengan timbulnya kegelisahan
Tanpa disadari, air mata mengalir membasahi seluruh pipi.
Seluruh emosi yang campur aduk diliputi rasa penyesalan, kekecewaan, dan sedih.
Air mata terus mengalir tak henti hingga kelopak mata mulai sembab, hingga telapak tangan terasa bergetar dan dada terasa sesenggukkan.
Yang sebelumnya waktu malam yang tenang nan damai ini, hendak dihabiskan untuk merelaksasi diri dari kepenatan satu hari penuh.
Kini telah diambil alih oleh suara bising di kepala yang mengganggu relaksasi diri.
Diiringi dengan tangisan yang tak kunjung berhenti, suara bising itu berteriak terngiang-ngiang di kepala

Ketika ketenangan malam yang gelap mulai bergantian dengan fajar subuh yang mulai terbit,
Muncul sebuah suara dari kepala yang seketika meredam kebisingan itu,
Sebuah tekad komitmen pada diri sendiri.
Komitmen agar berusaha lebih keras lagi, agar berdoa lebih giat lagi, komitmen untuk berdamai dengan keadaan ini.
Seluruh tekad komitmen itu diperuntungkan diri sendiri, dengan harapan agar suatu saat suara bising di kepala ini kian mereda.

Jakarta, 25 Maret 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun