Mohon tunggu...
Bintang Senja
Bintang Senja Mohon Tunggu... lainnya -

Laa Tahzan Innallaha Maa'ana

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Complicated

29 September 2011   06:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:31 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pernahkah kalian terjebak pada situasi yang sulit? situasi dimana kita mesti menahan ego sedalam mungkin, menahan keinginan sedalam mungkin, antara ingin dan tidak ingin berlomba dan ingin menang, merasa mungkin dan tidak mungkin. Terjebak dalam situasi yang membuat kita muak ingin menyudahinya tapi pun tidak mampu, atau ketika kita ingin menyudahi tapi tidak dibantu menyudahinya. Atau pernahkah kalian merasakan menjadi layang-layang? di tarik di ulur.. terbawa angin kesana kemari tidak berarah.. tidak jelas maunya kemana..

Pernahkah kalian terjebak dalam situasi yang memporak porandakan logika? atau di situasi antara perasaan dan logika bertengkar hebat dan sialnya perasaan yang berhasil keluar sebagai juara dalam pertarungan ini. apa ini yang namanya ujian kehidupan? kalau ini memang ujian maka aku ingin ujian ini segera selesai.. aku ingin melewati sesi ini lebih cepat, aku ingin segera dapat ijazah dan wisuda agar aku segera terlepas dari jebakan ini.

Atau pernahkah kalian terjebak dalam pusaran air atau lingkaran setan? pusaran air yang menenggelamkan, semakin masuk semakin tenggelam.. tidak ada yang menolongku, tidak ada yang memberikanku sebatang kayu rapuh pun untuk kuraih sebagai pegangan agar aku tidak semakin tenggelam..

Mungkin apa ini yang di sebut jebakan labirin yang tak berkesudahan, terjebak dan makin tersesat dalam arah yang tidak jelas.. atau mungkin hanya butuh satu istilah sebutan untukku " STUPID " mungkin ini gambaran yang lebih tepatnya.

Kalau tidak ingin terbakar ya jangan main api, kalau tidak ingin tenggelam ya pakelah pelampung, atau pilihan menjadi batu salah satu penyelesaian yang bijak? membatulah aku di dasar sungai atau menjadi angin yang tidak terlihat namun dapat dirasa.. atau apakah kalian punya pilihan lain, harus menjadi apa aku...?? atau haruskah aku menjadi robot yang tidak punya rasa dan logika? kalau itu bisa menjadikan keadaan lebih baik, maka aku akan menjadi robot..atau biarkan aku menjadi burung camar yang tanpa pantainya.. terbang kemana aku suka tanpa perlu hinggap di satu dahan pun.

puzzle raksasa yang aku susun kembali hancur karena di hembus angin surga yang aku sendiri tidak mampu mengindahkannya, atau apa perlu aku membangun tembok raksasa yang kokoh agar tidak ada angin yang masuk merusak puzzleku? LOGIKA dimanakah engkau? kembalikan aku pada logikaku..

Note : Tulisan iseng menjelang makan siang.. have lunch all..;))

Np : No Doubt - Dont Speak

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun