Mohon tunggu...
Bintang Rizki
Bintang Rizki Mohon Tunggu... Ilmuwan - ASN Provinsi NTB

Traveler Blogger www.facebook.com/bynthajja @bintangrizki

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mengasah Nilai Jual

13 Maret 2016   11:34 Diperbarui: 13 Maret 2016   12:13 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Dokumen Pribadi"][/caption]

Oleh: Bintang Rizki Sakinah ~ 

Dalam dunia perniagaan ada nilai jual suatu barang yang akan ditawarkan ke konsumen dan disitu terjadilah transaksi jual beli antarpelaku ekonomi. Barang yang akan ditransaksikan tentu memiliki kapabilitas yang disesuaikan dengan harga yang ditawarkan sehingga ada kata “deal” antara penjual dan pembeli. Dalam kehidupan sehari-hari ternyata nilai jual tidak hanya berlaku bagi suatu barang saja seperti dunia perniagaan, tetapi kita sebagai konsumen dan produsen juga memiliki nilai jual yang sama seperti barang. Mohon maaf, bukan berarti menjual diri, tetapi lebih konkritnya menjual keahlian apa yang kita bisa dan ditawarkan untuk orang lain.

Nilai jual tidak hanya berkaitan dengan intelektualitas saja, tetapi kemampuan dalam hal berbahasa, menulis, berpidato, olahraga, kesenian, dan pekerjaan rumah tangga juga menjadi indikator nilai jual. Seperti misalnya suku Batak terkenal dengan nada bicara yang tinggi dan terkesan keras, tetapi itulah nilai jual mereka ketika menjadi pengacara bahkan hampir seluruh masyarakat yang membutuhkan pengacara memilih orang-orang Batak sebagai pengacaranya, disamping karena kemampuan berbicara yang khas, tiap individu dari mereka mengasah nilai jualnya dengan cara tersendiri yang berbeda dengan suku lainnya di Indonesia sehingga masyarakat sebagai konsumen dapat memilih dengan perbedaan yang dimiliki.

Untuk mendapatkan nilai jual yang tinggi, semua orang berlomba-lomba mengasah nilai jual mereka. Ada yang memilih bersekolah hingga ke luar negeri, ada yang mengikuti pelatihan dan kursus, ada pula yang otodidak mengasah kemampuan yang dimilikinya. Seorang atlet akan mengasah dirinya dengan berlatih rutin tiap hari diselingi asupan yang masuk, atau seorang jurnalis yang terus menerus menulis agar tulisannya dapat disukai media. Berbagai cara inilah yang akan membedakan hasil yang akan didapat, tak terkecuali dalam diri mahasiswa yang akan siap terjun menjual kemampuannya.

Saat bersekolah terkadang tidak sedikit yang berlomba-lomba mencari nilai dalam suatu pelajaran, tak peduli bagaimanapun caranya asalkan dapat meraih peringkat tinggi dan tidak dimarahi orang tua, padahal cara ini sebagian besar dilansir tidak menuai hasil pada akhirnya seperti mencontek, bekerja sama atau kecurangan lainnya, tetapi tidak sedikit yang menempuh nilai tinggi dengan belajar dan menghapal tanpa memahami apa inti permasalahan. Saat bersekolah dalam benak pelajar dan mahasiswa adalah dapat lulus dengan nilai memuaskan, diterima di sekolah favorit dan membanggakan orang tua tentunya. 

Tetapi apakah pelajar dan mahasiswa tersebut telah mendapatkan hakikat sebenarnya dalam dunia pendidikan? Apakah telah ada pemahaman yang dapat mengantarkan pelajar dan mahasiswa memiliki nilai lebih dari pelajar dan mahasiswa lainnya? Saat bersekolah adalah saat mengasah nilai jual yang akan ditawarkan ke masyarakat. Seperti misalnya di IPDN, nilai jual yang ditawarkan adalah disiplin, loyal dan respek serta memahami akan ilmu pemerintahan. Nilai jual ini diolah IPDN dalam metode tritunggal terpusat jar-lat-suh (pengajaran – pelatihan – pengasuhan) sehingga akhirnya output IPDN siap ditempatkan di instansi pemerintahan di seluruh Indonesia. 

Namun jika praja (mahasiswa) IPDN hanya mengandalkan kemampuan yang diberikan lembaganya, tentu tidak akan ada pembeda praja IPDN dimanapun mereka berada. Nah, nilai jual inilah cara terbaik yang akan membedakannya, di saat bersekolah di IPDN ada yang memilih menjadi penulis, fotografer, pelukis, blogger, atlet, penyair dan sebagainya. Nilai jual ini yang akan ditawarkan masing-masing praja di instansi tempatnya bekerja nanti, dan tidak semua lulusan IPDN memiliki nilai jual yang sama, ada pembeda yang memiliki nilai jual yang berbeda pula.

Cara Mengasah Nilai Jual

Mengasah nilai jual tiap-tiap individu tentu berbeda. Ada yang mendapat anugrah langsung seperti intelektual tinggi dan meneruskan kemampuannya misalnya dalam bidang akademik tertentu, adapula yang menempuh dari nol. Cara manapun yang akan kita gunakan sebaiknya dapat membuat diri nyaman. Cara mengasah nilai jual menurut penulis adalah sebagai berikut:

1.      Memilih kemampuan yang dimiliki dan diminati, misalnya menulis, menjadi pembawa acara, melukis, berpidato, merakit atau menciptakan teknologi, dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun