Bintang Rinjani -- 9 Januari 2025. Mahasiswa KKN PMD Universitas Mataram yang bertempat di Desa Bintang Rinjani, Kecamatan Suralaga, Kabupaten Lombok Timur, melaksanakan program kerja yaitu sosialisasi pembuatan pupuk organik cair berbasis limbah rumah tangga sebagai alternatif yang ramah lingkungan dan pengurangan penggunaan pupuk berbahan kimia, yang dihadiri oleh warga petani, pemuda karang taruna serta perangkat desa. Acara ini berlangsung di aula kantor desa Bintang Rinjani.
Acara sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya pengolahan limbah khususnya limbah rumah tangga yang seringkali dibuang begitu saja atau menumpuk menjadi sampah yang berakhir di sungai-sungai, sosialisasi ini juga kami gelar untuk memberikan pengetahuan tentang penggunaan pupuk organik yang ramah lingkungan dan tidak merusak struktur maupun kesuburan tanah seperti yang merupakan  dampak dari pada penggunaan pupuk kimia yang berlebih.
Kegiatan yang kami gelar pada 9 Januari 2025 tersebut merupakan salah satu pengabdian kelompok KKN kami kepada masyarakat yang dimana, kami menghadirkan solusi untuk pemanfaatan sampah limbah rumah tangga serta sebagai solusi untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia dan menjaga kesuburan tanah yang ada di Desa Bintang Rinjani. Kelompok kami menghadirkan pemateri dari UPT Dinas Pertanian yaitu Ibu Nur Indah Fitria, SP. beliau memaparkan materi dari manfaat POC, keunggulan hingga tata cara pembuatan. " Penggunaan pupuk organik cair bisa menjadi alternatif pengganti pupuk kimia yang berlebihan, karena stok pupuk kimia yang biasa digunakan oleh petani itu banyak Cuma harganya yang melambung tinggi ", ungkap beliau.
POC dibuat dari campuran air cucian beras, molase atau gula, dan EM4 dengan perbandingan 1:1:50. Proses fermentasi dilakukan di wadah tertutup selama 7--14 hari. POC ini merangsang pertumbuhan akar, daun, dan buah, serta dapat diaplikasikan dengan penyemprotan atau pengocoran, menggunakan dosis 200 ml POC untuk 15 liter air. Limbah dapur organik juga dapat ditambahkan untuk meningkatkan kandungan hara, sementara pengelolaan limbah dilakukan dengan ember bertingkat untuk memisahkan cairan dan menghasilkan kompos. Aman untuk lingkungan, POC membantu mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, meskipun hasilnya memerlukan kesabaran dan ketelatenan.
POC dapat diaplikasikan pada bibit sejak tahap pembibitan. Pengaplikasiannya dilakukan dengan cara pengocoran menggunakan larutan POC yang telah dicampur air (200 ml POC per 15 liter air). Pengocoran ini bertujuan untuk merangsang pertumbuhan akar dan memperkuat bibit sebelum ditanam di lahan. Aplikasi POC pada tahap awal ini membantu memberikan nutrisi organik yang aman bagi bibit dan meningkatkan ketahanannya terhadap serangan hama dan penyakit.
Penggunaan POC memberikan banyak manfaat, diantaranya merangsang pertumbuhan akar, daun, dan buah, meningkatkan kesuburan tanah, serta memperbaiki struktur tanah. POC juga aman untuk tanaman, lingkungan, dan manusia, serta membantu mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia. Selain itu, POC dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit, sekaligus mendukung praktik pertanian yang berkelanjutan.
POC memiliki keunggulan dibandingkan pupuk kimia karena ramah lingkungan, aman bagi tanah, tanaman, dan manusia, serta tidak meninggalkan residu yang berbahaya. Selain itu, POC secara alami memperbaiki struktur tanah. Mungkin butuh waktu lebih lama untuk melihat hasilnya dibandingkan pupuk kimia, tetapi POC membantu menjaga kesuburan tanah dan mengurangi risiko pencemaran lingkungan. Ini akan membawa manfaat jangka panjang
Selesainya penyampaian materi, kami mengadakan sesi praktik pembuatan pupuk organik cair langusung di depan para peserta sosialisasi. Antusias para peserta sosialisasi sangat terlihat dengan aktifnya para warga dalam sesi diskusi atau tanya jawab, yang dimana ada salah satu hasil diskusi yang menarik dan kami hightlight yaitu "kami membutuhkan edukasi seperti sosialisasi pembuatan pupuk organik, tata cara pengolahan tanah, bahaya penggunaan pupuk kimia yang berlebihan, dan kenapa baru sekarang padahal kecamatan mempunyai Unit Pelaksana Tugas dari Dinas Pertanian". Pertanyaan dari salah satu warga tersebut kemudian dijawab oleh pemateri dengan menjelaskan bahwasannya UPT Dinas Pertanian yang ada di Kecamatan Suralaga sudah sering melakukan sosialisasi serupa dengan program kerja kami namun menurut keterangan beliau bahwasannya minimnya tindak lanjut dari warga yang bekerja sebagai petani, yang dimana pemberian materi ketika sosialisasi itu hanya berhenti sampai disana dan tidak ada praktik yang dilakukan. Hal tersebut kemudian membuat kami mahasiswa KKN UNRAM pada periode kali ini, tidak hanya sekedar memberikan materi semata tentang pembuatan, manfaat, ataupun kegunaan pupuk organik cair saja tetapi kami berupaya memberika tata cara pembuatan dan memberikan bukti hasil daripada penggunaan pupuk organik cair kepada masyarakat.