Mohon tunggu...
Bintang Putera
Bintang Putera Mohon Tunggu... -

Pengamat budaya, pecinta filsafat dan aktivis hak anak dan anti perdagangan manusia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Memahami Agenda Mr. Obama dan Kepincangan Sekularisme

6 Juli 2013   00:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:57 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ketika Presiden AS mengatakan bahwa ia menghormati sudut pandang pribadi (ciri-ciri gerakan sekularisme adalah menciptakan dikotomi antara individu dan masyarakat), dan iman pribadi masing-masing (menciptakan dikotomi antara agama dan non-agama/sekuler), ia sedang menggoda masyarakat untuk berpikir bahwa sudut pandang agama dan pribadi masyarakat Afrika tersebut tidak pantas diterapkan dalam kebijakan sebuah negara.

Baginya yang tepat adalah pandangan pribadinya dan sebagian masyarakat AS bahwa praktek ini harus mendapat keluasan dalam masyarakat sehingga dapat dilakukan oleh mereka yang mau melakukannya sebebas-bebasnya, bahkan mendapat tunjangan dari pemerintah, diajarkan di sekolah-sekolah dan dipromosikan lewat kegiatan-kegiatan seperti pawai homoseks di New York atau San Francisco.

Gagal mengikuti resepnya ini, mengikuti logika kata-katanya, berarti sebuah pemerintahan melakukan diskriminasi.

Kata “diskriminasi” telah menjadi senjata ampuh terhadap mereka yang gagal memahami kompleksitas masalah ini, dan juga tampak menjadikan Mr. Obama sebagai seorang pembela hak asasi manusia (HAM).

Namun jika dilihat keadaan di negerinya sendiri, mereka yang menolak mengafirmasi gaya hidup homoseksual harus mengalami diskriminasi oleh karena peraturan yang dibuat dari sudut pandang yang tidak mengakomodasi HAM untuk kebebasan beragama.

Inilah kebohongan dalam agenda presiden Obama, bahwa dalam berbicara tentang melawan diskriminasi, sekularisme yang hendak dipaksakannya jelas-jelas melakukan diskriminasi. Mereka yang tidak mau menerima praktek yang ditolak agama dan budaya dunia pada umumnya ini akan mengalami diskriminasi.

Jadi nampaklah di depan mata kita dua sistem yang berbeda: Yang satu berdasarkan pemahaman manusia akan kodrat dan agama, yang lain menolak dan menempatkan kebebasan manusia di atas segala-galanya.

Yang pertama akan mengiring pada keteraturan dan kebebasan yang sebenarnya, sedang yang lain akan menuntun pada kekacauan (chaos) dan perhambaan.

Mr. Obama harus lebih berani mengakui agenda sekularismenya. Paling tidak jujurlah bahwa pencitraannya sebagai pembela HAM hanyalah topeng belaka.

Kalau tidak ia hanya menambah bukti bahwa sekularisme adalah agenda yang tidak jujur. Melihat contoh di AS, pelajaran agama tidak diperkenankan diajarkan di sekolah negara. Itu karena dikatakan sekolah negara adalah tempat non-agama/sekuler; harus bebas dari pelajaran agama. Berdoa pun dilarang.

Namun di sekolah-sekolah ini para pelajar dicecok dengan materialis Darwinisme yang berpangkal pada ajaran anti-theis (anti-agama) bahkan dalam perkembangannya sekarang praktek hubungan sejenis diajarkan sedini TK (taman kanak-kanak).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun