Saya ragu ada yang menjawab dengan kalimat ingin menjadi penilis ketika di lontari pertanyaan "apa cita-citamu?" ya, dapat dimaklumi, karena yang banyak diketahui masyarakat kita, bahwa penulis jarang yang hidupnya berkecukupan. Mungkin ada yang denga tegas berkata, "kalau mau kaya jangan jadi penulis."
Menjadi agak wajae karena profesi kepenulisan masih jarang diketahui oleh public. Sehingga sebagian besar asyarakat tidak banyak yang mengetahui betapa peluang untuk mengais rezeki dari dunia pena masih sangatlah prospektif untuk menggapai hidup yang layak.
Writerpreneur. Mungkin ada yang menyeletuk, "istilah apa lagi ini?" ada entrepreneur, technopreneur, sekarang ada lagi istilah writerpreneur. Wreiterpreneur sebenarnya bukan istilah baru dalam dunia kepenulisan. Writerpreneur dimunculkan untuk memudahkan untukmemudahkan penyebutan bagi seorang penulis yang berbisnis dengan tulisan hasil karyanya. Ya, writerpreneur adalah istilah yang saat ini berkembang untuk menyebut sbuah peluang bisnis dalam bidang kepenulisan.
Writerpreneur merupakan gabungan dari dua suku kata, yaitu writer dan enterepreneur. Penulis dan pengusaha. secara sederhana dapat kita katakana bahwa witerpreneur adalah seorang penulis yang memanfaatkan tulisannya sebagai sebuah bisnis.
Menjadi Penulis
Dengan gaya bahasa yang mudah dicerna, mengembangkan tulisan dengan berbagai ide menarik. Memulai marketing, kreativitas, otak kanan, bisnis, sampai dengan motivasi islami. Jika hal itu di progress secara sungguh-sungguh dapat dibayangkan, dalam tmpo enam bulan, royalty dari menulis dapat menembus hingga 1 miliar.
Kaya Materi
Profesi sebagai penulis mulai dilirik sebagai profesi yang menggiurkan saat ini. Satu demi satu nama baru muncul sebagai penulis dan banyak yang menjadi jutawan bahkan miliuner dari hasil menulisnya. Ada yang menulis fiksi berupa novel, kumpulan puisi, atau bisa juga kumpulan cerpen.
Kaya Ilmu
Bahwa menjadi penulis, pengetahuan kta pun ikut berkembang karenanya. Untuk menjadi penulis hebat, ia harus banyak membaca. Produktivitas penulis berbanding lurus dengan kegemarnnya membaca.
Ketika kita ingin menulis tentang suatu ide, kita pasti akan melakukan banyak hal agar ide itu bisa tersampaikan kepada pembaca dengan baik, menarik, dan informatif. Ia akan rajin membaca topik-topik yang berkaitan denga tulisan yang berkaian dengan tulisan yang akan dibuatnya, ia akan mencari buku ini dan itu utuk di baca.