Mohon tunggu...
Bintang Mhd
Bintang Mhd Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Sebelas Maret

saya adalah mahasiswa S1 jurusan pengelolaan hutan fakultas pertanian Universitas Sebelas Maret. saya memiliki minat di lingkungan hidup dan memiliki perhatian terhadap perubahan iklim. saya memiliki hobi fotografi dan memiliki visi untuk menjadi jurnalis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN UNS Gelar Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik bersama Petani Desa Genilangit, Magetan

24 Agustus 2023   12:00 Diperbarui: 24 Agustus 2023   13:25 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa KKN UNS melatih serta mengajak masyarakat membuat pupuk organik

Sektor pertanian merupakan mata pencaharian sebagian besar masyarakat Indonesia termasuk di Desa Genilangit, daerah dengan tingkat kesuburan lahan yang luar biasa karena dekat dengan Gunung Lawu ini dikenal sebagai sentra produksi sayur-sayuran utamanya labu siam. Kesuburan lahan dan letak geografisnya memungkinkan petani Desa Genilangit menanam berbagai jenis sayur-sayuran seperti buncis, kol, wortel, pakcoy dan lainnya yang juga mulai diminati petani untuk dikembangkan. 

Untuk mendapatkan produktivitas hasil panen yang baik, petani memerlukan komponen penting dalam pengolahan lahannya. Salah satu komponen penting tersebut adalah pupuk. Namun, sampai saat ini sebagian besar petani nyatanya masih menggunakan pupuk kimia dalam mengolah lahan pertaniannya karena mudah diperoleh serta memberi dampak yang relatif cepat dan instan.  Padahal, penggunaan pupuk kimia secara terus-menerus dapat menimbulkan bahaya bagi lahan pertanian, karena dapat mengganggu keseimbangan unsur hara yang ada di dalamnya. Selain itu, pengguna pupuk kimia yang berlebihan dapat membunuh mikroorganisme yang berperan penting bagi pertumbuhan tanaman, dan dapat menghambat pembusukan senyawa organik yang dibutuhkan tanaman.

Memahami fakta-fakta itu, pada (5/8/2023) tim KKN UNS Kelompok 210 & 211 mengadakan pelatihan  pembuatan pupuk organik padat bersama petani Desa Genilangit dengan memanfaatkan seresah daun kering. Pelatihan ini diikuti oleh 40 petani yang ada di Desa Genilangit dengan didampingi oleh Penyuluh Petani Lapang (PPL) Desa Genilangit. Partisipasi dari kegiatan pelatihan ini cukup baik dibuktikan dengan respon aktif dari para petani untuk bertanya dan menanggapi materi yang diberikan selama kegiatan pelatihan.

"Pelatihan pembuatan pupuk organik padat bagi petani memiliki potensi untuk memberikan sejumlah manfaat yang signifikan, baik dalam hal pertanian, ekonomi, lingkungan dan sosial" ujar Bu Sulis selaku PPL Desa Genilangit. 

Adanya pelatihan ini sebagai pemenuhan suplai pupuk organik yang dikomposisikan sesuai kebutuhan tanaman para petani Desa Genilangit, diharapkan mampu mengurangi penggunaan pupuk kimia, sehingga kesuburan lahan di Desa Genilangit dapat terus terjaga. Selain itu, dengan adanya pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan nilai manfaat kotoran ternak yang selama ini belum banyak dimanfaatkan. 

Mahasiswa KKN UNS melakukan sosialisasi penggunaan pupuk organik
Mahasiswa KKN UNS melakukan sosialisasi penggunaan pupuk organik

Cara pembuatan pupuk organik ini cukup mudah yaitu dengan mengumpulkan daun kering yang bersih dan bebas dari bahan kimia atau pestisida, tanah, dan kotoran ternak. Daun kering tersebut kemudian dihancurkan menjadi potongan-potongan lebih kecil agar lebih mudah terurai dan mempercepat proses fermentasi. Alat yang perlu disiapkan adalah wadah atau bak kompos yang cukup besar. Wadah dapat berupa tong, keranjang kayu. Daun kering yang sudah dihancurkan kemudian dicampurkan dengan tanah, kotoran ternak, dan EM4 yang berfungsi sebagai starter atau pengaktif proses pengomposan dengan perbandingan yang umum adalah 1 liter EM4 untuk 100 kg bahan organik. 

Kemudian campuran daun kering dan EM4 diletakkan ke dalam wadah kompos lalu diaduk secara berkala setiap beberapa hari sekali untuk memastikan sirkulasi udara dan mikroorganisme merata di dalamnya. Kelembaban kompos perlu dijaga agar tetap lembab tetapi tidak terlalu basah. Air hujan biasanya sudah cukup untuk menjaga kelembaban, tetapi jika perlu bisa menyiramkan air secukupnya. Proses fermentasi akan memakan waktu beberapa minggu hingga beberapa bulan, tergantung pada kondisi lingkungan dan ukuran potongan daun. Kompos sudah siap digunakan ketika menjadi bahan humus yang gelap dan berbau tanah. 

"Perlu manajemen yang baik, dosis dan waktu pengaplikasian/penggunaan secara berimbang untuk menciptakan sistem pertanian berkelanjutan dan menguntungkan bagi petani," jelasnya Bu Sulis.

Melalui pelatihan praktek pembuatan pupuk organik padat bagi petani Desa Genilangit ini, diharapkan adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani, peningkatan produktivitas pertanian, pengurangan biaya produksi, pengelolaan limbah pertanian, peningkatan kualitas tanah dan lingkungan, pengembangan komunitas pertanian, promosi pertanian organik. Petani juga dapat mempertimbangkan untuk menjual pupuk organik padat yang dihasilkan sebagai produk tambahan, diversifikasi sumber pendapatan petani.

Suka dengan artikel ini? Bagikan dengan teman-temanmu!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun