kolaborasi Pena Cahaya Qolbu dan bintang langit No peserta : 89 (KCV)14 Februari, selalu terasa spesial buatku. Bukan karena hari valentine tetapi itu adalah hari kelahiranku. Dia selalu datang dengan membawakan aku bunga dan mengajakku makan malam. Yah, dia adalah kekasih ideal buatku. Aku sangat bersyukur memilikinya. Sudah empat tahun lamanya kami menjalin kasih, tapi belum juga memutuskan untuk menikah karena belum ada kejelasan dari kekasihku. Dia belum mempunyai pekerjaan tetap dan dia belum siap katanya. Aku hanya bisa menunggu janji kekasihku. “Dek, aku diterima kerja tapi aku ditempatkan di sumatra. Menurut adek gimana ?” Dia bertanya. Dan melanjutka ucapannya. “ Tapi menurut aku ini kesempatan dek. Aku dapat pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan, gaji yang lumayan, aku dapat fasilitas tempat tinggal dan kendaraan. Setelah 6 bulan aku disana nanti kita menikah dan kamu ikut dengan saya. Bagaimana dek??” “Semua terserah mas. Aku manut saja,toh itu untuk kebaikan kita juga. Aku sayang sama mas...” Kataku pelan sambil menggenggam erat tangannya. Setelah enam bulan berlalu,kekasihku menepati janjinya. Dia menikahiku. Dan pernikahanku sudah berjalan tiga tahun lamanya. Semuanya berjalan normal. Kami memiliki anak laki-laki yang usianya baru dua tahun. Karir suamiku juga cepat melesat jauh. Dia sangat diperhatikan bosnya. Karena jabatannya, juga suamiku diharuskan keliling daerah. Tetapi, semenjak suamiku sibuk dengan pekerjaannya. Tidak ada lagi bunga, kue tart apalagi makan malam. Suamiku hanya mengucapkan selamat ulang tahun dan mengucapkan valentine untukku via telepon. Dua tahun ini,hati ini merasa kehilangan kehangatannya. Senyumnya, aroma tubuhnya dan juga lembut kasihnya. Tapi aku dapat memakluminya karena aku yakin ini bukan kemauannya. Ini resiko dan tanggung jawab dari pekerjaannya. @@@@ Di tempat yang berbeda. Perempuan paruh baya yang terlihat masih awet muda dan smart sedang berbahagia mempersiapkan acara valentine di sebuah hotel megah di negara dengan lambang singa. “Aku harus berdandan cantik dan bersih. Karena selama tiga hari kedepan aku akan bersamanya dan dia hanya milikku. Milikku seorang. Dan aku ingin memberikan yang terindah untuknya. "Sayang, aku sudah sampe di depan kamarmu. Tolong buka pintunya". Sepotong suara menyusup dari balik pintu. "Iya sayang. Lima menit lagi yah. Karena aku masih di kamar mandi." Jawabku setengah berteriak. Segera ku selesaikan mandiku. Parfum yang kemarin ku beli tidak lupa telah ku semprotkan ke tubuhku. Aroma feminin, lembut dan menggoda. Berbalut kimono tipis dari sutra aku melangkah ke pintu. Dan membukanya. Seraut wajah tampan tampak tersenyum indah. "Kamu cantik sayang. Boleh aku cium kamu". Katanya sambil mengulurkan dua tangannya ke arahku. "Tentu dong. Aku kan kangen sama kamu.." jawabku sambil kusorongkan tubuhku ke dadanya dan cups... Bibir kami bertemu dalam kehangatan dalam beberapa detik. Kemudian kugandeng dia menuju ranjang untuk duduk. "Sayang, aku sudah menyiapkan semuanya. Selama tiga hari kita disini. Tapi malam ini malam valentine dan tentu malam ulang tahunku, kita disini saja yah. Aku sudah pesan menu makanan spesial buat kamu. Dan liatlah, kamar ini telah kusiapkan dengan desain khusus malam ini.” Kataku dengan manja dan berharap dia suka dengan apa yang telah kusiapkan. "Hmmm... indah dan romantis sekali. Apapun yang kamu inginkan, aku oke oke saja." Katanya. Akupun senang mendengarnya. Tapi kulihat ada rona gelap di wajahnya. Seperti ada yang sedang dipikirkannya. " Kenapa wajah kamu terlihat resah? Apa ada masalah di Jakarta. Kantorkah atau keluargamu." Dengan menarik nafas dalam dalam dan menghembuskan kuat seolah melepas beban, ia berkata, “Ada yang mencium hubungan kita sayang. Keputusanmu menaikan jabatan untukku di kecam sama orang-orang lama khususnya bagian keuangan. Apalagi karena ada permintaan uang yang kata mereka terlalu banyak padahal itu untuk kebutuhan proyek besar perusahaan kita. Mereka mengancam akan membuka hubungan kita ke publik dan ke suamimu. Aku takut sayang. Aku takut dengan suamimu yang seorang jendral. Aku takut dihina karena aku cuma kacung sedangkan kamu pejabat publik yang sukses memiliki perusahaan ini. Aku takut keluargaku hancur karena tahu soal ini. Dan yang pasti aku takut kehilangan kamu. Kehilangan kehangatan kita” Aku tersenyum. Dan mendekatkan tubuhku ke tubuhnya. Memeluknya dari samping dan berkata,"Tenang saja sayangku, Semua tidak akan terbuka. Aku akan membayar orang-orang itu karena dengan uang mereka pasti diam. Sayang, jangan kamu rusak rencana kita untuk menghabiskan liburan ini. Fokuskan pikiran kamu ke aku saja yah. Biar nanti pulang dari sini kita bicarakan lagi yah. Sayang mana kado ulang tahun dan kado valentine buat aku?” Dengan manjanya ku labuhkan dadaku ke pelukannya. Memandang matanya dari jarak sebuah jari. Dan mengecup bibirnya pelan. “Aku tidak membawa apa apa sayang. Karena tidak ada yang bisa kuberikan yang bisa mewakili perasaanku padamu kecuali diri ini. Aku adalah hadiah spesial kamu sayang.” Katanya lirih sambail mempererat pelukannya. Dan perlahan jemari kuatnya menyusuri seluruh tubuh. @@@@@ Anton seperti mabuk kepayang, dia habiskan hari dengan perempuan yang layak jadi adik ibunya. Dia lupa dengan istri dan anaknya di rumah. Dua tahun dia melakukan perselingkuhan dengan atasannya itu. Dia selalu hadir ketika atasanya membutuhkan kehangatannya. Atasannya yang notabene pemilik perusahaan ini adalah sosialita yang sukses di karirnya tapi tidak sukses di rumah tangganya. Dia selalu di selingkuhi oleh suaminya yang seorang jendral. Kesibukan masing-masinglah yang membuat hubungan mereka hambar dan lebih memilih sembunyi-sembunyi untuk membuat kebahagiaan sendiri. Kalaupun mereka mesra hanya dihadapan publik untuk kepentingan karir mereka masing-masing. Dan tidak merusak citra. @@@@ Sepulang dari liburan mereka masuk kekantor seperti biasanya. Seperti tidak terjadi apa apa diantara mereka berdua. Seminggu setelah pulang dari Singapura, sebuah majalah mingguan politik membuat headline news . PEJABAT PARTAI DARMASATYA TERTANGKAP BASAH DENGAN PIL-NYA "Anita dharmawangsa. Sekjen partai Darmasatya telah telah tertangkap kamera di sebuah hotel di Singapura dengan seorang lelaki. Di duga lelaki itu adalah bawahan dari Anita di sebuah perusahannya. Dari sebuah sumber , dikatakan bahwa lelaki itu bernama Anton dan merupakan Pria Idaman Lain Anita sejak dua tahun lalu.” Di sebuah rumah mungil tapi terlihat lux, Wita membaca majalah yang baru diberikan kepada loper koran yang biasa lewa di depan rumahnya. Biasanya dia tidak suka membaca majalah yang ditawarkan loper koran itu. Tapi pagi itu ia merasa penasaran karena si loper terdengar lebih keras dan bersemangat dalam menjajakan koran dan majalah yang dijajakannya. Sambil minum teh dia duduk di teras dan perlahan membacanya. Hatinya tersentak saat sekilas dia membaca judulnya. Dan matanya semakin lekat saat sebuah gambar terpampang di hadapannya.Terlihat suaminya sedang berpelukan dengan perempuan yang dia kagumi. Karena selain smart dia juga sangat baik kepada suaminya dan tentu kepada dirinya dan anaknya. Dia adalah atasan suaminya mas Anton. Bergetar tubuhnya menahan goncangan di hatinya.Dia sangat tidak mengira dengan apa yang dibaca. Perempuan yang selama ini dia kagumi, dan ternyata ulang tahunnya sama dengannya,ternyata telah mengambil posisinya pada tanggal 14 februari dan hari-hari suaminya selama dua tahun ini. Tubuh Wita semakin bergetar kuat. Rasa sesak seketika memenuhi dadanya. Tatapannya mulai kabur oleh kunang kunang. Dan perlahan tubuh mungilnya ambruk ke meja kecil di samping kursi yang didudukinya. Dia sudah kehilangan tenaga sama sekali dan gelap gulita segera menyergapnya. @@@ Tangis si kecil tidak kunjung selesai. Saat tubuh di depan Anton di turunkan ke liang kubur. Sambil terisak dia berkata lirih di dekat telinga si kecil yang berusia dua tahun. “Maafkan aku Wita, maafkan kesalahanku yang telah menghianatimu. Anakku, maafkan papa.” Para pelayat telah meninggalkan Anton yang sendirian menggendong anaknya di tepi kuburan Wita, yang meninggal karena shock yang sangat mendalam karena membaca berita tentang suaminya. Anton terduduk di tepi kubur. Dengan matanya yang masih berkaca kaca dia menatap kubur istrinya. “Wita, entah bagaimana kuharus menebus dosaku ini...akan ku jaga anak kita sebaik baiknya..” DORR!! Suara tembakan mengejutkan Anton. Dia segera membalikkan badannya ke belakang. Tampak dilihatnya seorang berpakaian aparat. Suami Anita Darmawangsa!! Belum sempat dia bicara, dadanya terasa panas dan ada cairan mengalir. Tangannya mengusap. Darah. Dia berdarah. Suami Anita itu telah menembaknya dari belakang. Tampak oleh Anton, lelaki itu menghampirinya sambil memasang wajah garang. Tubuh Anton terkapar di atas kuburan Wita saat sepatu sang jendral mendepaknya. Sedang anak perempuan Anton terlepas dan masih terus menangis. Dengan suara dingin sang jendral berkata, “ Kau telah bermain api, jangan menyesal jika engkau akhirnya hangus terbakar!!” Beberapa detik kemudian, sang jendral mengarahkan moncong ke kepala Anton. DORR!! "Selamat bervalentin tahun depan bersama selingkuhanmu di dalam kubur. Dia telah ku kirimkan lebih dulu tadi pagi" Sang jendral melangkah pergi. Dan berkata pada anak buahnya. "Buang ke laut dan ambil anaknya, kirim ke rumah sosial"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H