Namaku dimas anak satu-satunya dari ayahku dari seorang bunda yang aku sangat cintai. Kenapa?? karena tentunya bunda adalah yang melahirkan aku di dunia ini. Bunda yang sangat mencintai dan menyayangi aku. Bunda yang sangat telaten merawat aku dari pertama aku melihat dunia. Bunda yang begadang ketika aku terbangun minta minum asinya. Bunda yang tanpa lelah merawat aku dengan kesabarannya walaupun aku suka merepotkan dirinya karena keinginan tahu akan apa yang aku liat di dunia ini. Ya sesuatu yang baru yang aku lihat selalu aku tanyakan ke bundaku. Dengan sangat bijaksana dan kasih sayangnya  bunda menjelaskan kepadaku. Bunda dan ayah selalu memperlihatkan kemesraan dan kasih sayangnya kepadaku membuat aku bahagia bersama mereka.
Namun semua berubah karena yang aku lihat bukan lagi kemesraan tapi sikap berbeda. bunda dan ayah sering mengeluarkan kata-kata yang dulu aku dengar ketika teman-teman aku lagi bertengkar dengan temannya. Â kejadian ini bukan sehari dua hari aku temui tapi berbulan-bulan. Aku tinggal bersama ayahku dan bunda tinggal bersama neneku. Bunda selalu menghubungi via telepon. Bunda selalu menyakan kegiatanku di sekolah baru tapi ketika aku tanyakan kepada bunda tidak pulang bunda selalu memberi beribu alasan. Tapi budna masih tetep menjemputku sekolah dan bunda selalu memberiku mainan yang aku inginkan. Bunda selalu bilang "nanti kalau kamu besar kamu akan mengerti kenapa bunda dan ayah harus berjauhan.
Selama hampir 6 bulan aku dan ayah tinggal berdua. Untuk keperluanku bi ijah yang menjadi kepercayaan ayah untuk memenuhinya. Dari kami berdua tiba-tiba ayah memperkenalkan seorang wanita yang cantik dengan busana muslimah dan memperkenalkan dirinya sebagai mamiku. Dan saat ini atas permintaan ayahku aku diminta memanggilnya menjadi papi. Mamiku menjadi penganti bundaku. Aku nyaman dengannya karena mami begitu baik denganku. Mami membawa anak yang usianya tiga tahun diatasku tapi atas permintaan papiku anak perempuan mamiku itu tinggal bersama orangtua mami baruku itu. Selama tiga tahun aku nyaman menjadi anak dari mami baruku ini. aku sangat dimanja dan disayang dan aku seperti memiliki bunda yang meninggalkanku. Pun ketika mami baruku memiliki anak yang notabene jadi adekku perhatian mami baruku tidak berubah dia tetep sayang dengan diriku dan ade baruku. Selama tiga tahun kami bersama menjadi keluarga harmonis tanpa ada sekat apapun. AKu bahagia bisa menjadi anak yang memiliki kakak tiri yang baik dan adik yang lucu dan sangat sayang kepadaku.
Namun kembali aku merasakan kejadian yang yang seperti ayah dan bunda dulu. ayah yang sekarang aku panggil papi berubah drastis perlakuannya kepada mami baruku. Pertengakaran yang selama lima tahun tidak pernah aku rasakan kembali terulang. Kalau saat ini papi yang sering menghilang dari rumah. Papi yang menjadi pemarah dan jarang pulang. Selama hampir 8 bulan aku merasakan rumah seperti neraka. Namun mami baruku selalu diam walaupun sduah disakiti oleh papiku.
Seperti biasanya aku ditarik ke rumah nenekku yang notabene orangtua papiku. Selama 3 bulan aku di rumah nenekku dan akhirnya aku diminta papiku untuk tinggal di apartemen dengan seorang wanita yang memiliki dua orang anak yang satu berumur 3 tahun dan yang satunya masih bayi. Papiku memintaku untuk memanggil perempuan itu mama dan meminta aku memanggilnya bukan papi lagi tapi papa. Mama baruku yang  cantik, baik dan berjilbab ini pandai membuat diriku nyaman. Aku dibuat tidak sungkan dengannya. Dan papaku bilang kalau bayi itu adalah adekku dan anak kecil itu adalah adik tiriku...
Ayah eh papi eh papa sampai kapan aku memiliki seorang ibu yang masa berlakunya panjang seperti kamu memiliki ibumu seumur hidupmu...Aku ingin bahagia dan dapat mengenalkan mamaku kepada semua orang dengan orang yang sama. kamu, nenek, kakek, om, tante dan saudara-saudara kita tidak bingung tapi teman-temanku tentu banyak bertanya kenapa mamaku berubah-rubah.Apakah mamaku ini adalah mama terakhir untukku?? Atau harus aku sembunyikan selama lima tahun dulu karena takut kamu berubah pikiran untuk menggantinya kembali...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H