Mohon tunggu...
Bintang Langit
Bintang Langit Mohon Tunggu... -

menuangkan isi kepala dengan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Mama Jangan Kau Ganggu Rumah Tangga Mereka

17 Februari 2012   10:10 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:32 4317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_171694" align="aligncenter" width="400" caption="ilustrasi/admin(shutterstock.com)"][/caption] Aku adalah anak perempuan yang memiliki  satu ade laki-laki. Saya masih ingat kebahagian ketika saya berumur 10 tahun dan ade saya umur 5 tahun. Kami selalu kompak satu sama lainnya. Dan saya melihat papa dan mama saya selalu mesra dan lembut dan itu juga berlaku kepada kami. Namun semua berubah ketika papa dipindah tugaskan di luar pulau. Papa mengunjungi kami minimal 2 minggu sekali atau dua bulan sekali. Dan Mama lebih memilih tetap aktif di partainya dan  alasan yang mendasar yang membuat papa akhirnya menerima keputusan tersebut karena alasan sekolah kami. Padahal saya dan adek saya sudah mau kalau harus pindah sekolah. Lima tahun kami terpisah dari papa. Walaupun selama lima tahun papa selalu datang sesuai jadwal ternyata itu tidak membuat mama bahagia. Untuk membunuh waktu mama sibuk dengan kegiataan partainya dan sekarang enjoy dengan teman2 barunya di fb, twitter dan sosial media lainnya. Mama bisa chatingan sampai dini hari. Pada suatu ketika saya membaca akun fb baru mama yg tidak dimutualkan ke fb papa. Aku pun taunya ketika aku pinjam laptop mama dipagi harinya. Mama lupa mensign out fb barunya. Mama buru-buru pergi karena harus ke kantor pagi tadi. Aku membaca chatingan yang membuat aku kaget dan membuka folder foto2 mama yang sengaja tidak di share. Aku liat foto mesra mama di sebuah hotel dengan ditutupi selimut putih tapi yang membuat aku jijik foto disamping mama itu bukan papa. Kubuka chatingan mama dengan laki2 itu. kubaca chatingan dari jam 9 malam sampe jam 3 pagi itu semua seperti aku sedang membaca majalah porno. Aku terdiam dan tidak bisa kukerjakan tugas yang harusnya dikumpulkan hari ini. Aku ingin menangis. Mamaku perempuan yang aku banggakan, aku idolakan ternyata seperti pelacur yang haus kasih sayang. Padahal papa aku sudah bela-belain dua minggu sekali pulang untuk menemui kami dengan biaya yang mahal pastinya karena biaya akomodasi yang harus di tanggung sendiri. Aku tidak mau berburuk sangka ke mama aku. Aku mencoba mengecek apakah papa aku melakukan hal yang sama. Perselingkuhan dalam rumah tangga. Yang membuat mama melakukan hal yang sama. Aku mencari info soal papa dari sekretarisnya sampai ke anak teman papa yang kebetulan teman aku juga. Tapi apa yang aku dapat. Mereka cerita bagaimana perjuangan papa disana. Papa yang hidup sederhana agar punya uang untuk bisa pulang dua minggu sekali hanya untuk menemui kami itu selain bekerja di kantor dengan jabatan yang bagus rela habis pulang kantor dia memanfaatkan waktu dengan membuat artikel yang dia sodorkan ke media-media agar dimuat dan menghasilkan uang. Papa juga membuka usaha kecil-kecilan disana dengan membuka fotocopian di dekat kampus dengan memperkerjakan satu orang anak buah. Dan bisa dibayangkan papa juga ikut membantu disana karena tidak mungkin anak buahnya bekerja sampai jam 9 malam. Jadi papa yang bertugas di shift malam. Kami tidak pernah diceritakan ke papa soal ini dan kami memang tidak pernah ke tempat kerja papa selama ini. Hanya mama yang kesana tapi mama bilang tempatnya terlalu sunyi dan mama tidak suka disana. Aku semakin membenci mama. di jam yang sama papa sibuk mencari uang sedangkan mama asik chatingan porno dengan lelaki yang ternyata sudah mempunyai istri dan dua orang anak. Dengan amarah memuncak aku tunggu mama pulang kantor. Dengan kasarnya aku langsung minta penjelasan mama soal chatingan dan foto di fb mama. Mama kaget dan meminta maaf atas kesalahannya. Tapi dengan jujurnya mama bilang kalau mama jatuh cinta dengan laki-laki itu. Laki-laki yang mama kenal di fb. Cinta yang begitu besarnya dengan laki-laki ini melebihi cintanya ke papa yang sudah 17 tahun dinikahinya. Mama mengakui semuanya sambil menangis dan memohon agar aku tidak mengikuti jejaknya. Namun tiba-tiba dari arah pintu sudah berdiri seorang laki-laki dengan muka memerah. "Aku sudah dengar semua. Aku mau bicara dengan kamu di kamar" Papa mengajak mama ke dalam kamar dengan membawa laptop yang masih terbuka fb mama. Aku tidak mendengar keributan di dalam yang aku dengar hanya kata-kata maaf dari mama. Hanya 25 menit pintu sudah dibuka. Aku lihat mama membawa koper dengan mata yang masih basah. "Maafkan mama sayang. Jaga dirimu, adikmu dan papamu ya. Jangan ikutin jejak mama. Mama pergi nanti kalau keadaanya sudah membaik mama pasti akan datang". Mama mencium keningku dan aku hanya bisa berdiri kaku. Dari kejadian ini kami memutuskan untuk ikut papa. Sekolah kami pindah. Dan kami benar-benar lost contack dengan mama hampir satu tahun ini. Kami memang melihat bagaimana kerja keras papa di sini. Papa yang selalu pulang ontime, papa yang selalu merawat dan menjaga kami dengan baik, papa yang selalu tidur jam 2 pagi, papa yang selalu bangun subuh untuk menyiapkan segala kebutuhan kami sendiri. Saya semakin kagum dengan papaku. Papa yang selalu menjaga jarak dengan perempuan-perempuan yang suka menggodanya. Karena papa aku cenderung laki-laki baik, santun dan tentu saja mempunyai wajah ganteng walaupun usianya sudah tidak muda lagi. Aku tidak pernah dan tidak ada niatan untuk menghubungi mama yang sudah melahirkan aku. Tapi ketika aku sedang membaca berita online aku sangat terkejut. Ada foto mama dengan seorang laki-laki yang fotonya beda dengan laki-laki yang dulu pernah saya lihat. Mama dilaporkan polisi karena telah melakukan perselingkuhan dan perzinahan dengan laki-laki tua yang sudah beristri dan mempunyai anak. Laki-laki ini adalah teman mama di partainya. Aku membaca berita ini sambil menangis. Tak kusangka mama yang cerdas, smart dan sangat sopan santun itu adalah pengganggu rumah tangga orang terus. Aku malu memiliki mama seperti mama. Mama yang pengganggu rumah tangga orang. Mama yang suka tidur dengan laki-laki lain tanpa ikatan yang jelas. Aku malu mempunyai mama seperti mama. Kutulis email ke mama dengan harapan mama dapat membacanya Dear mama, Aku, suci anak perempuanmu. Aku adalah orang yang pertama tahu soal perselingkuhan mama dengan suami orang setahun yang lalu. Maafkan mama karena akulah mama di usir dari rumah dan akhirnya kita berjauhan. Aku berpikir mama sudah menikah dengan laki-laki yang mama cintai melebihi papa.  Dan hari ini aku membaca berita yang sangat mengejutkan. Mama kembali melakukan perselingkuhan dengan orang yang berbeda dengan laki-laki yang dulu pernah aku lihat. Mama, aku sangat sedih nama dan foto mama ada dimana-mana. Foto yang sangat menjijikan buat aku dan ade lihat. Aku berpikir mama akan mengharumkan nama mama sendiri tapi kenyataannya mama menghancurkan nama baik mama sendiri. Mama aku sangat kecewa menjadi anak mama. Kurang baik apa papa ma?? kurang cinta apa kami ma?? Apa yang mama cari dengan laki-laki yang sudah punya istri dan anak?? Aku mohon mamaku yang sudah melahirkan aku dan ade. Jangan kau ganggu rumah tangga mereka. Semoga mama dapat mengambil hikmah dari kasus mama. Amin Di tempat yang berbeda perempuan yang tetap cantik walaupun umurnya sudah kepala empat ini hanya bisa berdiam diri ketika semua orang menghujatnya. Dari media, istri dari laki-laki yang sudah diselingkuhinya, keluarga sampai orangtuanya. Semua menyalahi nya. Karena perbuatannya rumah tangganya hancur dan anak-anak menjahuinya. Karena perbuatannya nama baiknyapun hancur. Dia tidak berani menatap mata orang-orang dipersidangan. Dia sangat malu kepada dirinya dan kepada Tuhannya. Penyesalan datang memang dibelakang. Dan perselingkuhan itu enak diawal sengsara di akhir dan seumur hidup.....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun