Mohon tunggu...
Bintang Jaya
Bintang Jaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Seorang mahasiswa aktif yang memiliki minat tinggi dalam mempelajari dunia ekonomi dan juga bisnis. Aktif dalam berorganisasi dan mengikuti penelitian yang berbau ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Proses dalam Manajemen Strategik

11 April 2024   21:05 Diperbarui: 11 April 2024   21:06 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Salah satu aspek penting yang menentukan apakah kita akan menjadi seorang manajer yang sukses adalah strategi. Seorang manajer yang sukses tidak hanya harus handal dalam mengambil peluang dan solusi apa yang harus digunakan untuk mengoptimalkan peluang tersebut, tetapi seorang manajer yang sukses juga harus memiliki strategi yang efektif untuk menjalankan solusi terhadap peluang yang dihadapi. Dalam manajemen strategik, tentunya ada beberapa proses yang harus kita lalui untuk dapat menentukan strategi seperti apa yang efektif. Namun, sebelum membahas mengenai proses yang harus kita lalui, marilah kita mengulas kembali mengenai apa itu manajemen strategik.

Manajemen Strategik
Manajemen strategis merupakan perumusan dan implementasi inisiatif yang melibatkan pengembangan dan penerapan rencana-rencana strategis oleh pimpinan tertinggi organisasi, yang mempertimbangkan sumber daya yang ada dan kesempatan di lingkungan eksternal, untuk mencapai sasaran organisasi. Strategi organisasi merujuk pada blueprint organisasi dalam menjalankan aktivitas bisnisnya, cara bersaing yang efektif, serta bagaimana menarik dan memenuhi kebutuhan pelanggan guna mencapai target yang telah ditetapkan. 

Dalam konteks manajemen strategis, istilah model bisnis sering muncul, yang pada dasarnya menjelaskan cara sebuah perusahaan menghasilkan pendapatan. Ini terpusat pada dua pertanyaan utama: 

  • Apakah nilai yang ditawarkan perusahaan akan diapresiasi oleh pelanggan, dan
  • Apakah perusahaan dapat menghasilkan keuntungan dari nilai tersebut.

Sebagai contoh, MoviePass gagal menerapkan model bisnisnya, sedangkan Jeff Bezos berhasil mengubah industri penjualan buku dengan membawa penjualan langsung ke konsumen melalui internet. Awalnya, Amazon tidak langsung menghasilkan keuntungan, namun kini telah bertransformasi menjadi salah satu perusahaan paling berharga dengan menjadi penjual eceran terbesar di dunia. Ini menunjukkan pentingnya evaluasi eksekutif terhadap keberlanjutan ekonomis dari model bisnis yang dipilih dalam pengembangan strategi organisasi. 

Pentingnya Manajemen Strategik
Manajemen strategis memiliki peranan krusial karena beberapa alasan. 

  • Pertama dan yang terutama, manajemen strategis berdampak signifikan terhadap efektivitas operasional suatu organisasi, menjadi faktor penentu mengapa beberapa perusahaan berhasil sementara yang lainnya tidak, meskipun beroperasi dalam kondisi pasar yang serupa. Studi-studi umumnya menunjukkan adanya korelasi positif antara praktik perencanaan strategis dan peningkatan kinerja organisasi, menandakan bahwa organisasi yang menerapkan manajemen strategis cenderung memiliki performa yang lebih baik.
  • Alasan kedua mengapa manajemen strategis sangat penting adalah karena para manajer dari berbagai jenis dan ukuran organisasi terus-menerus dihadapkan pada perubahan dan ketidakpastian lingkungan. Dalam menghadapi ketidakpastian ini, manajemen strategis menjadi alat vital bagi manajer untuk mengevaluasi faktor-faktor penting dan menentukan langkah-langkah yang perlu diambil.
  • Terakhir, pentingnya manajemen strategis juga terletak pada kompleksitas dan keanekaragaman dalam sebuah organisasi. Dalam sebuah entitas yang terdiri dari banyak bagian yang berbeda, semua komponen harus dapat bekerja secara harmonis untuk mencapai tujuan bersama. Manajemen strategis memfasilitasi koordinasi ini, memastikan bahwa semua bagian organisasi bergerak menuju arah yang sama dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Proses Manajemen Strategik
Proses manajemen strategis merupakan serangkaian enam tahapan yang meliputi tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian terhadap strategi. Empat tahap awal berfokus pada perencanaan yang perlu dijalankan, namun pelaksanaan dan penilaian strategi tidak kalah pentingnya. Sebuah strategi yang dirancang dengan baik sekalipun dapat mengalami kegagalan apabila tidak diimplementasikan atau dievaluasi dengan cara yang tepat oleh manajemen. 

  • Langkah 1: Mengidentifikasi Misi, Sasaran, dan Strategi Organisasi. Mendefinisikan misi membutuhkan manajer untuk menentukan fokus utama bisnis mereka. Contoh dari pernyataan misi termasuk “menciptakan produk terbaik dengan menghindari kerugian yang tidak diperlukan, memanfaatkan bisnis sebagai sumber inspirasi dan mengimplementasikan solusi untuk masalah lingkungan,” serta misi Tesla yang bertujuan “mempercepat adopsi energi berkelanjutan di seluruh dunia.” Namun, pernyataan misi ini tidak permanen dan bisa berubah seiring waktu. Terkadang, manajemen menyadari perlunya perubahan. 
  • Langkah 2: Melakukan Analisis Eksternal. Menganalisis lingkungan eksternal merupakan langkah kritis dalam proses manajemen strategis. Manajer melakukan analisis eksternal agar mereka memahami, misalnya, aktivitas apa yang dilakukan oleh pesaing, regulasi apa yang sedang diusulkan yang mungkin mempengaruhi organisasi, atau bagaimana kondisi pasokan tenaga kerja di lokasi dimana organisasi beroperasi. Dalam analisis eksternal, manajer perlu mempertimbangkan komponen ekonomi, demografis, politik/hukum, sosio-budaya, teknologi, dan global untuk mengidentifikasi tren dan perubahan yang terjadi. Setelah menganalisis lingkungan, para manajer perlu mengidentifikasi peluang yang dapat dimanfaatkan oleh organisasi serta ancaman yang harus ditanggulangi atau diminimalisir. Peluang merupakan tren positif yang ada di lingkungan eksternal; sementara ancaman adalah tren negatif. 
  • Langkah 3: Melakukan Analisis Internal. Setelah melakukan analisis eksternal, sekarang kita beralih ke analisis internal yang memberikan wawasan penting mengenai sumber daya unik dan kapabilitas suatu organisasi. Aset organisasi, yang mencakup aspek finansial, fisik, manusia, dan immaterial, digunakan untuk merancang, memproduksi, dan menawarkan produk kepada konsumen. Ini merupakan "apa" yang dimiliki oleh organisasi tersebut. Sementara itu, kapabilitas organisasi merujuk pada keahlian dan kemampuan dalam melaksanakan kegiatan kerja yang esensial untuk operasional bisnisnya—ini adalah "bagaimana" organisasi melaksanakan tugasnya. Kemampuan khusus yang berperan vital dalam menciptakan nilai disebut sebagai keunggulan inti. Keseluruhan sumber daya dan keunggulan inti inilah yang menjadi dasar kekuatan bersaing organisasi. etelah melakukan analisis internal, tugas manajer berikutnya adalah menentukan apa saja kekuatan dan kelemahan dari organisasi tersebut. Kekuatan merujuk pada segala aktivitas yang dikerjakan secara efektif oleh organisasi atau sumber daya spesial yang dimiliki. Di sisi lain, kelemahan didefinisikan sebagai aktivitas yang kurang dikerjakan dengan baik atau kekurangan sumber daya yang seharusnya dimiliki oleh organisasi. Kombinasi dari analisis eksternal dan internal dikenal sebagai analisis SWOT, singkatan dari Strengths (Kekuatan), Weaknesses (Kelemahan), Opportunities (Peluang), dan Threats (Ancaman). Setelah melakukan analisis SWOT, para manajer akan siap untuk menyusun strategi yang efektif. Strategi tersebut akan dirancang untuk (1) memaksimalkan kekuatan dan peluang yang ada di lingkungan eksternal, (2) melindungi organisasi dari potensi ancaman eksternal, atau (3) mengatasi kelemahan kritis dalam organisasi. 
  • Langkah 4: Perumusan Stragegi. Saat merancang strategi, para manajer harus memperhatikan kondisi lingkungan eksternal serta memanfaatkan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki untuk menciptakan strategi yang mendukung pencapaian tujuan organisasi. Mereka akan mengembangkan tiga strategi utama, yaitu strategi korporasi, strategi kompetitif, dan strategi fungsional, yang akan dijelaskan lebih lanjut satu per satu. 
  • Langkah 5: Menerapkan Strategi. Setelah strategi telah dirancang, langkah selanjutnya adalah penerapannya. Efektivitas perencanaan strategis sebuah organisasi tidak akan berarti apa-apa jika strategi tersebut gagal diimplementasikan dengan tepat, karena hal ini akan berpengaruh negatif terhadap kinerja. 
  • Langkah 6: Mengevaluasi Hasil. Tahapan final dalam manajemen strategis adalah evaluasi kinerja. Pertanyaannya adalah, sejauh mana efektivitas strategi yang dijalankan dalam membantu organisasi mencapai tujuannya? Apa saja penyesuaian yang perlu dilakukan? Dari hasil evaluasi tersebutlah kemudian manajer dapat mempelajari kesalahan yang terjadi dan dapat menentukan strategi yang jauh lebih efektif lagi untuk kedepannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun