Mohon tunggu...
Bintang Febriano Kadarusman
Bintang Febriano Kadarusman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

042111333087 - Bintang Febriano Kadarusman - Mahasiswa UNIVERSITAS AIRLANGGA - S1 Akuntansi 2021

Selanjutnya

Tutup

Money

Bisnis Pertashop Terancam Tumbang, Ini Penyebabnya

9 Juni 2022   11:48 Diperbarui: 9 Juni 2022   12:01 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Bisnis yang dibangun PT Pertamina (Persero) yakni Pertashop mengalami ancaman di tengah-tengah gejolak harga minyak dunia. Hal ini senada dengan apa yang diungkapkan oleh anggota DPR RI Komisi VII, Hendrik Halomoan Sitompul. Ia mengatakan bahwa harga BBM jenis Pertamax yang meningkat harganya mengakibatkan bisnis Pertashop "diambang kematian."

Bisnis SPBU Pertashop ini memang hanya menjual produk BBM jenis Pertamax yangmana harga dari BBM jenis ini meningkat ke harga 12.500/liter. Hal ini membuat masyarakat cenderung beralih ke BBM jenis Pertalite yang menawarkan harga yang lebih murah, yakni Rp 7.650/liter. Meskipun Pertalite kini beralih secara besar-besaran digemari oleh masyarakat, pihak Pertamina meyakinkan bahwa stok Pertalite masih dalam kondisi yang aman.

Paguyuban Pertashop juga dilaporkan akan melakukan demo yang ditujukan kepada Kementerian BUMN untuk meminta kejelasan dan pertanggungjawaban atas bisnis Pertashop yang telah dirugikan. Perbedaan harga yang cukup jauh diantara Pertalite dan Pertamax inilah yang membuat akar dari permasalahan bisnis Pertashop "diambang kematian" . 

Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting menyatakan bahwa kondisi tersebut memang dijadikannya sebagai salah satu konsentrasi utama, mengingat ekosistem Pertashop memang harus didukung.

Mengutip dari CNBC, Kamis (6 September 2022), harga minyak  berjangka Brent naik $2,77 atau 2,3% menjadi $123,3 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik $2,70, atau 2,3%, menjadi $122,11 per barel.

Persediaan bensin di Amerika Serikat turun 800.000 barel karena  permintaan bahan bakar yang kuat, meskipun harga naik. Harga eceran rata-rata nasional untuk bensin tanpa timbal reguler  mencapai rekor tertinggi $.955 per galon pada Rabu (8 Juni 2022), dan bahkan di beberapa negara bagian, harganya telah naik hingga US$5/gallon. 

Hal ini karena bisnis Pertashop sebenarnya didesain untuk uncured fuel, bahkan uncured fuel yang dipengaruhi oleh berbagai fluktuasi eksternal yang berdampak pada harga minyak dunia yang tidak stabil. Berimbas kepada bisnis Pertashop ini, para pelaku usaha bisnis Pertashop juga hingga sekarang berada dalam tahap kecemasan akan kejelasan usaha yang ia jalani tersebut. Dikarenakan dalam segi pendanaan juga bisnis ini bekerja sama dengan berbagai macam saluran dana yang harus diberi juga kejelasan akan usaha yang sekarang sedang dalam kondisi mengkhawatirkan.

Memang faktor eksternal yang menjadi penyebab utama harga minyak dunia yang naik begitu jauh. Konflik diantara Rusia-Ukraina dan juga membawa Amerika Serikat yang hingga kini belum menemukan titik terang atau perdamaian merupakan titik besar yang membawa kita kepada harga minyak dunia yang tidak stabil tersebut. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun