Mohon tunggu...
Bintang Fajar Timur
Bintang Fajar Timur Mohon Tunggu... -

Bintang yang ingin selalu bersinar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Makna di Balik Kelambatan Siput

11 Juli 2012   01:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:05 3021
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13419708341674859427

Pagi ini, entah mengapa saat aku berjalan masuk ke rumah, aku melihat seekor siput berjalan dan itu lambat. Aku menyakini itu sudah kodratnya. Tapi bukan itu poin yang ingin aku renungi. Poin utamanya, semua ciptaan Tuhan memang memiliki hikmah dan manfaat sendiri-sendiri dan bagi mereka yang berpikir, merenungkan, dan memahaminya, kelak ia lah yang akan mampu merengkuh misteri di balik dirinya sendiri dan keajaiban alam sekitar.

Kembali ke siput. Siput termasuk hewan tak bertulang belakang. Dibanding dengan hewan tak bertulang belakang siput mungkin hewan merayap atau melata yang paling lambat. Aku bertanya, kok bisa ya? Asumsi awalku karena ia tak memiliki otot-otot yang kuat untuk menggerakkan tubuhnya lebih cepat. Tapi masih ada yang mengganjal. Asumsi berikutnya mungkin ini yang membuatku tertarik lebih dalam meskipun terdengar humor. Karena siput membawa rumahnya kemana-mana, maka ia berat dalam “melangkah”. Bayanganku tentang ‘rumah’ kenapa berat. Karena rumah adalah representasi harta ada anak, istri, perabotan, dan pernik-pernik yang mendukung hal itu yang disebut rumah. Lalu apa hubungannya dengan lambat? Seseorang yang takut kehilangan sesuatu (harta dsb.) lebih cenderung lambat dan stagnan, hanya itu-itu saja dalam mengarungi hidupnya dalam meraih mimpi utamanya. Ia harus melepaskan beban itu guna meraih mimpinya. Bandingkan dengan kuda yang tidak memiliki ‘rumah’ di punggunnya. Kuda lebih leluasa dan melangkah bahkan berlari sekencang-kencangnya. Paling tidak dalam meraih mimpi, ‘rumah’ itu kita taruh dulu jangan sampai dibawa kemana-mana. Bagaimanapun juga benda maupun jiwa material yang kita miliki jangan sampai memperlambat tujuan utama hidup kita. Namun di balik semua itu siput juga mengajarkan kita tentang makna kesabaran dan rasa syukur. Kesabaran dibalik ‘kelambatan’ yang ia praktikkan. Semua itu jangan dilakukan terburu dan tergesa. Syukuri apa yang kita miliki dan manfaatkan sebaik-baiknya. ^_^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun