Mohon tunggu...
Bintang Fajar Timur
Bintang Fajar Timur Mohon Tunggu... -

Bintang yang ingin selalu bersinar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kelas Pemikiran Gus Dur

18 Juli 2012   08:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:50 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gus Dur kurang lebih 3 tahun sudah meninggalkan kita semua. Akan tetapi, pemikiran dan perjuangan beliau masih tertinggal dan banyak mengilhami kita yang masih hidup untuk meneruskannya. Untuk menghormati perjuangan beliau SekNas (Sekretariat Nasional) Jaringan Gusdurian dan didukung oleh LKiS (lembaga kajian Islam Trasformatif) menyelenggarakan Kelas Pemikiran Gus Dur (KPG). Ide ini berasal dari kalangan pecinta Gus Dur yang tersebar diberbagai daerah, khususnya dari Yogyakarta. Yang kemudian di Follow-up oleh Seknas Jaringan Gusdurian dan LkiS.

Kelas ini bertempat di Pendopo LkiS, Sorowajan, Bantul, selama sebulan penuh di bulan Juni 2012 setiap hari Sabtu, pukul 15.00-17.00 WIB. Peserta KPG sendiri berasal dari berbagai latar akademis, ada S1 dan S2 dari PTN/PTS yang berbeda pula. Mereka juga berasal dari berbagai daerah yang berjumlah 30 peserta. Materi yang didiskusikan terbagi dalam empat materi. Pertama, pengantar mengenai Gus Dur. Kedua, Gus Dur dan Pribumisasi Islam. Ketiga, Gus Dur dan Negara dan materi terakhir mengenai Gus Dur dan Dialog Agama. Materi-materi yang ada memang belum bisa menjawab semua pemikiran Gus Dur tapi paling dari empat sesi tersebut membuka pemahaman baru mengenai pemikiran Gus Dur terhadap peserta.

13425747091982647864
13425747091982647864

Adapun pemateri utamannya ada Mas Hairus Salim (Peneliti LkiS), Nur Kholik Ridwan (Penulis), dan Abdul Gaffar Karim (Dosen Fisipol UGM). Hadir pula dalam KPG putri pertama Gus Dur, Alissa Wahid dan pemateri tamu Ahmad Suaedy (Wahid Institute). Model pembelajaran yang diterapkan KPG bersifat diskusi mengalir dan konstruktif. Peserta diajak menyelami pemikiran Gus Dur lebih dalam. Mula-mula peserta mensharekan pengalaman dan pengetahuan mereka mengenai Gus Dur. Hal ini penting dilakukan guna mengetahui sudah sejauh mana mereka memahami pemikiran Gus Dur versi pribadi mereka.

Kelas yang Bersahabat

Suasana kelas cair menimbulkan semangat diskusi yang menggelora. Antusiasme peserta terlihat di saat para peserta diberi kesempatan mengungkapkan pertanyaan dan pernyataan mereka mengenai pemikiran Gus Dur. Ditemani suguhan kopi dan gorengan yang hangat menimbulkan suasana kelas tidak layaknya kelas pada umumnya, tapi ruang “keluarga” para anggotanya yang sudah lama tidak bersua.

134257426795807314
134257426795807314

Semakin sore dengan desiran angin yang lembut semakin menghangatkan suasana kelas, sehangat secangkir kopi yang diminum. “Kelas ini sudah menunjukkan bukti bahwa rasa kemanusiaan tidak mengenal batas”, ujar Otim salah satu panitia,”Dan rasa itu menumbuhkan semangat persahabatan”, lanjutnya. Gus Dur memang salah seorang pejuang kemanusiaan yang tulus dan tanpa tamrih. Perjuangannya memang tidak berhenti bersama wafatnya beliau. Semangat perjuangan dan pemikirannya harus tetap ditumbuhkan, disebarkan, dan digelorakan ditengah kemajemukan bangsa Indonesia. Napas nilai-nilai Kelas Pemikiran Gus Dur tidak akan berhenti di sini tapi akan terus melangkah dan membuncah selama Tuhan Berkehendak. Salam Perjuangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun