Belakangan ini di Indonesia selain heboh demo soal BBM, tidak kalah juga berita tentang menyebarnya wabah Tomcat. Pertama kali saya mendengar nama Tomcat yang ada di otak saya adalah julukan untuk para penindak kriminal seperti si kolor ijo atau kapak merah misalnya. Ternyata si Tomcat ini bukanlah sosok kuat seperti yang saya bayangkan, namun hanyalah makhluk kecil tak berdaya. Tapi jangan salah, kecil-kecil begini ia adalah makhluk yang cukup berbahaya yang menyerang manusia dengan racunnya. Kira-kira seperti inilah wajah Tomcat. Ya, ia bukanlah kucing, macan ataupun penindak kriminal, tapi hanya seekor SEMUT. Asal Usul Tomcat Tomcat adalah sejenis Kumbang Rove, atau yang lebih dikenal dengan nama Semut Semai/Semut Kayap atau Charlie. Kumbang ini memiliki panjang yang kurang dari 1 cm. Badannya berwarna kuning gelap di bagian atas, bawah abdomen dan kepala berwarna gelap. Bagian tengah abdomen yang berwarna hijau tua mempunyai sepasang sayap keras. Biasanya, kumbang ini kelihatan merangkak di kawasan sekeliling dengan menyembunyikan sayapnya dan dalam sekali pandang ia lebih menyerupai semut. Apabila diganggu, kumbang ini akan menaikkan bagian abdomen supaya kelihatan seperti kalajengking untuk menakuti musuh. Serangga yang memiliki nama latin Celeoptera: staphylinidaeadalah (bukan Cleopatra ya :p) ini mempunyai racun 12 kali lipat lebih besar dari bisa ular cobra. Sungguh mengejutkan bukan? Rasanya sungguh aneh makhluk kecil yang bisa mati hanya dengan menginjakkan kaki kita ke atasnya ini lebih beracun dari ular cobra yang bahkan bisa menelan 1 ekor anjing. Biasanya, Tomcat hidup di daerah persawahan atau rerumputan yang lembab. Tetapi karena terjadi ketidakseimbangan ekosistem, Tomcat mulai menyerang perkotaan. Tak jarang rumah, hotel dan apartemen pun menjadi sasaran. Serangga jenis ini sangat menyukai daerah lembab, dan di malam hari, ia sangat peka terhadap cahaya dan cenderung mendekati sumber cahaya tersebut. Akibat Serangan Tomcat Bahaya dari serangan Tomcat ini bukan pada gigitannya, tapi lebih kepada cairan yang dikeluarkan dari tubuhnya. Cairan ini disebut pederin yang bersifat beracun yang dapat mengakibatkan Paederus Dermatitis (gejala memerah dan melepuh seperti terbakar).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H