Mohon tunggu...
Bintang Basthabirendra
Bintang Basthabirendra Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang manusia biasa yang bermarga nasution

saya orang batak tinggal di ciledug

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

9 Orang, Satu Tujuan

18 September 2024   19:40 Diperbarui: 18 September 2024   19:45 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolese Kanisius/dok. rpi

Di banyak sekolah, OSIS biasanya terdiri dari puluhan anggota dengan berbagai divisi yang mengurusi kegiatan siswa. Namun, di SMA Kolese Kanisius, OSIS memiliki keunikan tersendiri karena hanya diwakili oleh sembilan anggota presidium yang bertanggung jawab atas seluruh kegiatan organisasi. Jumlah yang lebih sedikit ini bukan berarti mengurangi efisiensi, melainkan menekankan kualitas kepemimpinan dan tanggung jawab yang lebih besar pada setiap anggota. Mereka dipilih bukan hanya untuk menjalankan program-program siswa, tetapi juga untuk menginspirasi seluruh komunitas sekolah dalam semangat kolaborasi dan pelayanan.

Meskipun hanya terdiri dari sembilan orang, setiap anggota presidium OSIS SMA Kolese Kanisius datang dengan latar belakang dan minat yang beragam. Beberapa dari mereka mungkin aktif di bidang akademik, sementara yang lain memiliki ketertarikan kuat di olahraga, seni, dan lain hal. Perbedaan minat ini mencerminkan keberagaman di antara mereka yang bahkan sebelum dipilih, mungkin belum saling mengenal secara mendalam. Namun, proses kaderisasi dan latihan kepemimpinan membuat presidium ini tidak hanya didasarkan pada kompetensi individu, tetapi juga pada kemampuan mereka untuk bekerja dalam tim serta menyatukan visi yang lebih besar untuk seluruh siswa.

Setelah disatukan dalam presidium, perbedaan-perbedaan ini justru menjadi kekuatan. Masing-masing anggota membawa perspektif dan keahlian unik yang saling melengkapi, menciptakan satu keluarga kecil yang kuat. Meskipun mereka memiliki prioritas dan ambisi pribadi sebelum disatukan, tujuan utama mereka dalam OSIS adalah sama: membangun lingkungan sekolah yang lebih baik dan menyediakan kebutuhan siswa secara keseluruhan. Melalui pertemuan dan kerja sama yang mulai padat, mereka perlahan-lahan menemukan titik temu di mana perbedaan menjadi sumber inovasi, dan satu tujuan bersama menjadi landasan untuk bergerak maju.

Seiring berjalannya waktu, masalah internal mulai muncul di antara sembilan anggota presidium OSIS SMA Kolese Kanisius. Komunikasi yang masing kurang dalam satu organisasi membuat adanya miskomunikasi. Miskomunikasi ini membuat anggota membahas bahkan ada yang menyalah-nyalahkan, sehingga produktivitas tim menurun. Melihat situasi tersebut, guru pembina mengumpulkan mereka dalam sebuah pertemuan khusus untuk membahas masalah ini secara terbuka. Dalam diskusi yang dipandu dengan bijaksana oleh sang guru, mereka diajak untuk memahami sudut pandang masing-masing dan mengedepankan tujuan bersama. Melalui proses ini, mereka menyadari bahwa komunikasi harus dikelola dengan baik dan menjadikan konflik ini sebagai pelajaran berharga untuk memperkuat kerja sama mereka ke depannya.

Pada akhirnya, sembilan anggota presidium OSIS SMA Kolese Kanisius berhasil menemukan titik keseimbangan dalam kerja sama mereka. Meskipun berasal dari latar belakang yang berbeda dan memiliki cara pandang yang beragam, mereka disatukan oleh satu tujuan yang sama. Proses perjalanan mereka tidak selalu mulus, dengan berbagai masalah yang sempat menghambat, namun justru dari situlah mereka belajar untuk menjadi lebih dewasa dalam memimpin. Melalui bimbingan guru pembina, mereka berhasil mengatasi perbedaan dengan komunikasi yang lebih baik, saling mendukung, dan berfokus pada visi bersama.

Presidium OSIS ini bisa dianalogikan sebagai sebuah keluarga kecil yang dikumpulkan untuk menjalankan tanggung jawab besar. Seperti halnya dalam keluarga, perbedaan pendapat tidak bisa dihindari, namun pada akhirnya mereka tetap bersatu dengan komitmen yang sama. Setiap anggota memiliki perannya masing-masing, dan ketika mereka bekerja sama, mereka menciptakan harmoni yang lebih kuat daripada kerja individu. Pengalaman ini tidak hanya memperkuat mereka sebagai pemimpin, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kekeluargaan yang akan terus mereka bawa dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah maupun di luar nanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun