Mohon tunggu...
Bintang AurelliaIsabell
Bintang AurelliaIsabell Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gen-Z Bermental Lemah atau Hanya Berbeda?

20 November 2024   19:30 Diperbarui: 20 November 2024   19:57 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Belakangan ini, sering terdengar pendapat bahwa generasi Z (mereka yang lahir antara 1997 hingga 2012) memiliki mental yang lebih lemah dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Banyak orang tua, pendidik, hingga media yang mengungkapkan kekhawatiran tentang kemampuan mental generasi ini dalam menghadapi tantangan hidup. 

Mereka dianggap terlalu sensitif, mudah cemas, dan kurang tangguh dalam mengatasi tekanan. Namun, apakah benar demikian? Atau sebenarnya ini hanyalah pandangan yang sempit tentang perbedaan cara pandang dan cara bertindak yang dimiliki oleh Gen Z?

Salah satu argumen yang sering diajukan adalah bahwa Gen Z terlalu bergantung pada teknologi dan media sosial, yang menyebabkan mereka cenderung mudah terpapar stres, depresi, dan perasaan cemas. 

Mereka juga sering dikritik karena lebih memilih untuk menyuarakan ketidaknyamanan mereka, baik itu melalui media sosial maupun dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, banyak yang beranggapan bahwa generasi ini kurang mampu beradaptasi dengan tantangan hidup yang nyata.

Namun, jika kita menelaah lebih dalam, pernyataan tersebut bisa saja terdistorsi oleh perspektif yang lebih tua. Apa yang dianggap sebagai "mental lemah" oleh sebagian orang, bisa jadi merupakan bentuk kesadaran dan keterbukaan yang lebih besar terhadap masalah kesehatan mental yang selama ini sering diabaikan oleh generasi sebelumnya. 

Gen Z justru menunjukkan keberanian untuk berbicara tentang perasaan mereka, membicarakan kecemasan dan depresi tanpa merasa malu. Hal ini mungkin terlihat sebagai tanda kelemahan, padahal sebenarnya ini adalah langkah penting menuju pemulihan dan pengelolaan emosi yang lebih sehat.

Selain itu, Gen Z hidup di dunia yang jauh lebih kompleks dibandingkan generasi sebelumnya. Mereka harus menghadapi krisis iklim yang mengancam masa depan, ketidakpastian ekonomi, dan ketegangan sosial-politik yang terus berkembang. 

Mereka juga tumbuh dalam dunia yang dipenuhi informasi yang cepat dan sering kali kontradiktif, yang tentunya menciptakan tantangan tersendiri bagi kesehatan mental mereka. Jika generasi ini tampak lebih sensitif, bisa jadi itu adalah respons terhadap dunia yang penuh ketidakpastian dan perubahan yang sangat cepat.

Generasi ini juga jauh lebih terbuka terhadap keberagaman, baik dalam hal identitas gender, orientasi seksual, maupun pandangan politik. Mereka lebih mampu menuntut ruang bagi diri mereka sendiri dan berbicara atas nama hak mereka, sesuatu yang mungkin tidak begitu jelas pada generasi sebelumnya. Ini bukan tanda kelemahan, melainkan bentuk kesadaran akan pentingnya kesejahteraan individu dan kesetaraan.

Gen Z juga telah menunjukkan ketangguhan dalam banyak bidang, meskipun tantangan yang mereka hadapi jauh lebih berat. Mereka tidak hanya beradaptasi dengan dunia digital, tetapi juga memimpin berbagai perubahan sosial. 

Banyak di antara mereka yang terlibat dalam gerakan sosial yang mendukung perubahan positif, seperti kesadaran akan perubahan iklim, keadilan sosial, dan pemberdayaan perempuan. Mereka bahkan menciptakan berbagai platform untuk menyuarakan isu-isu penting yang sebelumnya sering kali diabaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun