6 Agustus 2024 -- Memasuki hari kedua pelaksanaan program pengabdian masyarakat KKN (Kuliah Kerja Nyata) Kolaboratif Internasional, mahasiswa Universitas Jember (UNEJ) bersama tujuh perguruan tinggi lainnya mengadakan pertemuan di kantor desa yang berlokasi tidak jauh dari posko tempat tinggal mereka. Pertemuan ini berlangsung dengan suasana yang hangat, di mana para mahasiswa Indonesia disambut dengan penuh kehormatan oleh mahasiswa Universitas Dili dengan alunan lagu daerah setempat yang diiringi alat musik ukulele sebagai latar belakang nyanyian mereka.
Dalam kesempatan tersebut, mahasiswa diperkenalkan kepada Kepala Desa, Antonio Dos Santos Loco, yang akan mendampingi mereka selama program KKN berlangsung. Kepala Desa Loco memberikan sambutan hangat dengan menyajikan kopi khas Aileu kepada para mahasiswa. "Ini adalah kopi khas Aileu, silakan dicoba. Ini adalah produk asli dari pertanian kopi kami," ujar Loco sambil menuangkan kopi ke dalam gelas-gelas plastik. Beliau juga menjelaskan tradisi budaya di Timor Leste, di mana tamu yang diberi suguhan tidak boleh menolak dan setidaknya harus mencicipi sebagai tanda penghormatan kepada tuan rumah. Seluruh mahasiswa pun mencicipi kopi tersebut sebagai bentuk apresiasi atas keramahan yang diberikan.
Setelah sesi perkenalan, Kepala Desa Loco memperkenalkan para mahasiswa KKN Kolaboratif Internasional kepada warga setempat, termasuk para pegawai kantor desa, kepala penegak hukum distrik Aileu, dan beberapa tokoh masyarakat lainnya.
Usai penyambutan di kantor desa, seluruh anggota KKN Kolaboratif Internasional diajak oleh Loco untuk mengunjungi salah satu objek wisata ikonik di wilayah tersebut, yaitu Rai Mutin. Rai Mutin adalah sebuah bukit yang terbentuk dari gundukan-gundukan tanah berwarna putih, menjadikannya salah satu destinasi wisata yang unik dan memukau. Destinasi ini sangat potensial, namun sayangnya masih kurang dikenal oleh wisatawan, baik lokal maupun internasional.
Sejumlah mahasiswa kemudian mengamati potensi pariwisata di Rai Mutin, membuat video promosi digital, serta melakukan observasi untuk mengidentifikasi potensi lain yang dapat dikembangkan. Namun, survei pariwisata ini terpaksa dihentikan lebih awal karena keterbatasan waktu yang tersedia.
Pada akhir kegiatan, seluruh mahasiswa KKN Internasional mengunjungi sebuah rumah yang berlokasi di dekat destinasi Rai Mutin, di perbatasan antara Dusun Kabas Fatin dan Dusun Malere. Rumah tersebut menarik perhatian para mahasiswa karena kondisi kesehatan penghuni rumah yang kurang baik. Rumah itu dihuni oleh seorang ibu sebagai orang tua tunggal tunggal dan ketiga anaknya yang disabilitas. Diketahui keluarga ini sebelumnya pernah dipantau oleh pemerintah sehingga mereka rutin mendapatkan bantuan dari pemerintah serta perhatian dari tokoh agama setempat. Namun hingga kini, kondisi ketiga anaknya tidak kunjung membaik.Â
Setelah berdialog dengan sang ibu dan melihat kondisi sekitar, anggota KKN Kolaboratif Internasional menemukan beberapa titik terang terkait permasalahan yang dialami sang ibu, serta beberapa pendekatan yang mungkin dapat diambil untuk mengatasi masalah pada keluarga tersebut. Kemudian tim KKN Kolaboratif Indonesia mendiskusikan titik terang hasil observasi tersebut dengan mahasiswa Undil, agar kedepannya mereka dapat menjalankan proker tersebut.
Penulis: