Pendekatan Shift-Left dan Shift-Right dalam Pengujian Perangkat Lunak: Mempercepat Pengujian untuk Kualitas yang Lebih Baik
Dalam dunia pengembangan perangkat lunak yang semakin cepat, metodologi pengujian juga harus beradaptasi untuk mengikuti irama pengembangan. Di sinilah konsep Shift-Left Testing dan Shift-Right Testing memainkan peran penting dalam menciptakan siklus pengembangan yang lebih efisien, cepat, dan responsif terhadap perubahan kebutuhan pengguna. Kedua pendekatan ini, meskipun berbeda dalam waktu penerapannya, memiliki tujuan yang sama: memastikan kualitas perangkat lunak yang optimal dengan cara yang lebih efisien dan efektif.
Apa Itu Shift-Left dan Shift-Right Testing?
Shift-Left Testing mengacu pada praktik menggeser kegiatan pengujian lebih awal dalam siklus hidup pengembangan perangkat lunak, sedangkan Shift-Right Testing mengarah pada pengujian yang dilakukan setelah perangkat lunak diluncurkan ke lingkungan produksi, dengan fokus pada pengujian pasca-peluncuran.
1. Shift-Left Testing: Menemukan Masalah Lebih Dini
Konsep Shift-Left berakar pada prinsip Agile dan DevOps, yang mengutamakan kolaborasi dan pengiriman perangkat lunak yang cepat dan berkualitas. Pengujian yang dilakukan lebih awal dalam siklus pengembangan memungkinkan tim untuk menemukan dan memperbaiki cacat sejak dini, sebelum menjadi masalah besar yang membutuhkan biaya tinggi untuk diperbaiki.
Tradisionalnya, pengujian perangkat lunak dilakukan setelah pengkodean selesai. Namun, dengan Shift-Left Testing, pengujian dilakukan lebih awal, bahkan selama fase desain atau pengkodean. Misalnya, pengujian unit atau pengujian integrasi dapat dilakukan bahkan sebelum fitur atau modul perangkat lunak selesai sepenuhnya. Dengan demikian, tim pengembang dapat mendeteksi dan mengatasi cacat pada tahap yang lebih awal, yang pada gilirannya mengurangi biaya perbaikan dan mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan di tahap akhir.
Manfaat utama dari Shift-Left Testing adalah kemampuannya untuk mempercepat proses pengujian, karena masalah dapat dideteksi lebih cepat dan segera diperbaiki. Ini memungkinkan perangkat lunak untuk diperbarui dengan lebih cepat dan mengurangi waktu time-to-market. Selain itu, dengan mengidentifikasi cacat lebih awal, pengujian menjadi lebih efektif karena mengurangi risiko bug yang tidak terdeteksi yang dapat muncul di tahap akhir pengembangan.
Namun, Shift-Left juga memerlukan perubahan pola pikir. Pengujian tidak lagi dianggap sebagai langkah terakhir dalam proses, melainkan sebagai bagian integral dari proses pengembangan. Hal ini menuntut kolaborasi yang lebih erat antara pengembang dan penguji serta kebutuhan untuk mengotomatiskan pengujian sebanyak mungkin.
2. Shift-Right Testing: Pengujian di Produksi untuk Umpan Balik Lebih Cepat