Pemilihan umum presiden dan wakil presiden Indonesia 2024 semakin dekat. Banyak spekulasi dan prediksi tentang siapa yang akan maju sebagai calon presiden dan wakil presiden. Salah satu yang menarik perhatian adalah kabar bahwa putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, akan diusung sebagai calon wakil presiden oleh Partai Gerindra yang dipimpin oleh Prabowo Subianto.
Kabar ini tentu saja menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat. Ada yang menyambut positif, namun ada juga yang menilai langkah ini kontroversial. Sebagai seorang politisi muda yang baru saja menjabat sebagai Wali Kota Solo, apakah Gibran memiliki kualifikasi dan pengalaman yang cukup untuk menjadi wakil presiden?
Sebelum membahas lebih jauh tentang keputusan Partai Gerindra untuk mengusung Gibran sebagai cawapres Prabowo, mari kita lihat terlebih dahulu profil Gibran Rakabuming Raka.
Profil Gibran Rakabuming Raka
Gibran Rakabuming Raka adalah putra sulung Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana Joko Widodo. Ia lahir di Surakarta pada tanggal 1 Oktober 1987. Gibran menempuh pendidikan di Universitas Kristen Satya Wacana dan meraih gelar Sarjana Ekonomi pada tahun 2010.
Setelah lulus, Gibran memilih untuk mengelola bisnis keluarga di bidang kuliner. Ia menjadi CEO dari perusahaan kuliner terkenal di Solo, yaitu Usaha Kecil Menengah (UKM) Kuliner. Selain itu, Gibran juga aktif di organisasi kemasyarakatan dan menjadi Ketua DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kota Surakarta.
Pada tahun 2020, Gibran maju sebagai calon Wali Kota Solo dari PDIP dan berhasil memenangkan pemilihan dengan perolehan suara sebesar 85,6%. Ia dilantik menjadi Wali Kota Solo pada 26 Februari 2021.
Kontroversi Gibran Naik sebagai Cawapres Prabowo
Keputusan Partai Gerindra untuk mengusung Gibran sebagai cawapres Prabowo tentu saja menimbulkan kontroversi. Ada yang menyambut positif, namun ada juga yang menilai langkah ini sebagai upaya politik untuk memperkuat posisi Prabowo di Pilpres 2024.
Salah satu yang menilai langkah ini kontroversial adalah Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Didi Irawadi Syamsuddin. Ia menyatakan bahwa "Gibran tidak memiliki pengalaman politik yang cukup untuk menjadi wakil presiden. Selain itu, keputusan Partai Gerindra untuk mengusung Gibran juga dianggap sebagai upaya untuk memperkuat posisi Prabowo di Pilpres 2024".
Namun, ada juga yang menyambut baik keputusan Partai Gerindra untuk mengusung Gibran sebagai cawapres Prabowo. Salah satunya adalah Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono. Menurutnya, Gibran memiliki kualifikasi dan pengalaman yang cukup untuk menjadi wakil presiden.
Apakah Gibran Naik Sebagai Cawapres Prabowo Strategi Jitu?
Apakah keputusan Partai Gerindra untuk mengusung Gibran sebagai cawapres Prabowo merupakan strategi yang jitu? Tentu saja, penjelasannya tergantung pada sudut pandang masing-masing.
Dari sudut pandang Partai Gerindra, keputusan ini mungkin dianggap sebagai strategi jitu untuk memperkuat posisi Prabowo di Pilpres 2024. Dengan mengusung Gibran sebagai cawapres, Partai Gerindra dapat memperkuat basis dukungan dari kelompok muda dan milenial yang merupakan basis dukungan Gibran.
Namun, dari sudut pandang masyarakat, keputusan ini mungkin dianggap sebagai langkah yang rumit. Gibran masih terbilang muda dan baru saja menjabat sebagai Wali Kota Solo. Apakah ia memiliki pengalaman dan kualifikasi yang cukup untuk menjadi wakil presiden?
Keputusan Partai Gerindra untuk mengusung Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres Prabowo tentu saja menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat. Ada yang menyambut positif, namun ada juga yang menilai langkah ini kontroversial.
Dari sudut pandang Partai Gerindra, keputusan ini mungkin bisa dianggap sebagai strategi jitu untuk memperkuat posisi Prabowo di Pilpres 2024. Namun, dari sudut pandang masyarakat, keputusan ini mungkin bisa dianggap sebagai langkah-langkah yang kontroversial.
Sebagai masyarakat, kita harus bijak dalam mengambil keputusan politik. Kita harus mempertimbangkan kualifikasi dan pengalaman calon yang diusung oleh partai politik. Kita juga harus mempertimbangkan visi dan misi calon tersebut untuk membangun Indonesia yang lebih baik.
Pemilihan umum presiden dan wakil presiden Indonesia 2024 akan menjadi momen penting bagi masa depan Indonesia. Kita harus memilih pemimpin yang memiliki kualifikasi dan pengalaman yang cukup untuk memimpin Indonesia menuju arah yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H