Setelah Yosa pulang dan Afikka masuk kerumahnya, tiba- tiba sang ayah bertanya pada Afikka dengan nada sedikit tegas.
“Siapa Fik? Kok tidak diajak mampir!”. Kata sang Ayah.
“e..e..e.. itu yah, teman Fikka. Katanya sudah siang, besok-besok saja gitu.” Jawab Fikka dengan nada ketakutan.
“Owh, lain kali diajak mampir, kasihan panas- panas. Lha rumahnya mana?”. Tanya sang Ayah yang tak seperti biasanya.
“Gak tau yah”. Jawab singkat Fikks.
“ya sudah kamu cepet ganti baju, makan, terus istirahat”. Ujar sang Ayah yang terlihat agk cuek tentang Yosa.
“Iya yah…”. Jawab Fikka.
Afikka terpelanga, tak seperti biasanya sang Ayah begitu, semakin penasaran pula, sambil berganti baju sampai mau istirahat terus memikirkan itu. Tak bisa menahan isi hati dan pikirannya, Afikka langsung membuka buku diary pink-nya yang tinggal beberapa lembar saja yang kosong belum terisi.
4 oktober 2007
Hay… diaryku… semakin penuh juga isi curhatanku kepadamu, meski kamu hanya saksi bisu isi hatiku. Namun hari ini aku menodaimu dengan tinta merah karna aku lagi bahagia. ^-*
Diary… hari ini semua tentang cowok itu yang akhir-akhir ini membuatku penasaran, ehh kenalan juga sama aku, tau gak namanya siapa?namanya Yosa. Matanya itu sangat mirip sekali sama seseorang yang aku cari dan aku panggil “Pangeran berkuda hitam”. Setiap memandang matanya hatiku selalu berdebar-debar, kalau dekat dia rasanya nyaman banget bahkan seperti sudah kenal lama.
Diary… tak biasanya aku bisa merasakan seperti ini jika dekat sama cowok, bahkan sama cowok-cowok dimasa laluku pun aku tak pernah merasakan dan belum tahu apakah cinta itu? Haduww… rasanya seperti jatuh cinta yang pertama kali. Ya maklum diary, kan dulu hanya sekedar status aja, yang penting punya pacar seprti teman-teman yang lain.
Uppsss… jangan mikir yang aneh-aneh deh, Ge-eR banget aku ini, hehehe…! Tapi semoga tak bermasalah dengan orang tua ku kejadian hari ini. Amin
Malam yang selalu penuh kebahagiaan, canda tawa di dalam rumah, kumpul keluarga didepan televisi itulah sebuah tradisi dalam keluarga Afikka. Tiba-tiba sang Ayah mengeluarkan celetuk-an suara.
“ Wah sekarang kakakmu sudah punya pacar, ya”. Bicara sang ayah pada Yaya( anak bungsu ).
“ Cieee… cieee… yang udah punya pacar, siapa yah nama cowoknya?”. Cibir si Yaya
“ Ya ayah gak tau, tanya aja sama kakakmu itu!”. Ujar sang ayah.
“ Siapa kak namanya? Ganteng gak? Hehehe…”. Tanya Yaya.
“Apaan sich, sok tahu dweh!! Siapa juga yang punya pacar…euhhh”.
“ Biasa aja kale gak usah sewot!!”. Cibir Yaya.
Malam semakin cepat berlalu dan telah berganti sang matahari. Pagi yang berbeda dan hati yang berbeda. Kembali ke sekolah tercinta dengan hati yang berbunga-bunga.
“Da… hehehe ^_^”. Panggil Fikka pada Hida.
“Apaan sich? Kamu kesurupan ya, senyum- senyum kayak orang gila…”. Kata Hida.
“Gak apa- apa, pengen senyum aja ^_^”. Ujar Fikka sambil senyum – senyum.
“Tumben pelajaran Biologi kamu gak ngantuk tapi malah seneng gitu?”. Tanya Hida.
“Aku ketemu orang yang aku cari selama ini, ya meski aku gak yakin sich kalau itu dia.” Celoteh Fikka.
“Apachhhh???Yakin, siapa tu? Anak mana?”. Hida penasaran.
“Ada dech pokoknya”. Jawab Fikka.
“Hallah paling itu yang kemarin kan? Temannya Tio…hayo ngaku???!!”. Desak Hida.
“Masa sich!!! Sok tau kamu… hehehe”. Selak Fikka.
“sssstttt… pak guru lihatin kita!!”. Bisik Hida.
“Hu’um diam”. Jawab Fikka.
Pelajaran sekolah yang terdiri 5 mata pelajaran hari itu serasa cepat, mulai lagi bergulat panas dijalan bersama teman-teman sejalannya. Dan lagi Yosa menghampiri Afikka, dan lagi mengahantarkan pulang. Ketika dijalan dekat palang kereta api Afikka punya niatan turun disitu lanjut dengan naik bus, tapi kenyataannya diantar sampai rumah. Sesampainya didepan rumah, bapak sudah ada didepan rumah, lalu dipersilahkannya Yosa mampir kerumah.
“Mampir dulu mas!”. Ajak sang Ayah.
“Iya pak!”. Jawab Yosa sambil turun dari motor Supra-nya yang bergambar Samurai-X.
Dalam hati Afikka berkata (“ haduwhh alamat nich, dimarahin gak ya?”).
“Rumahnya mana mas?”. Tanya sang Ayah.
“Saya rumahnya komplek B, pak”. Jawab Yosa.
“Lah ya jauh nuw, makasih ya sudah anterin Fikka, jadi ngrepotin”. Ucap sang Ayah dengan senyum.
“Iya pak sama-sama, gak ngrepotin ox. Ya sudah saya pamit dulu ya, pak.” Pamit Yosa.
“Oh iya mas, sebenarnya mapir kedalam dulu, minum-minum dulu, kasihan kan panas-panas.” Ujar sang Ayah.
“Iya pak terima kasih, mari pak. Assalamu’alaikum”. Ucap Yosa sambil berjabat tangan dengan sang Ayah.
“Iya mas, hati-hati”. Uajr sang Ayah.
Sosok Yosa pun mulai jauh dari pandangan, tapi hati Afikka jadi tak karuan karena takut dimarahin…
“Ya Allah semoga tak kena omelan. Amin”. Gumam Fikka sambil melepas sepatu.
“Cepetan ganti baju terus makan”. Kata sang Ayah pada Fikka.
“Iya, yah.” Jawab Fikka.
Afikka tak langsung bergegas ganti baju namun langsung membuka diary-nya, dan menuliskan sebuah lirik lagu dari salah satu band Indonesia.
4 oktober 2007
Diary… aku punya lagu dan ini lagu favoritku dari dulu, cocok banget sama hatiku saat ini.
Anima “Bintang”
kan ku abaikan
sgala hastratku
agar kamu tenang dengan nya
ku pertaruhkan
semua ragaku
demi dirimu bintang
reff:
biarkan ku menggapaimu
memelukmu
memanjakanmu
tidurlah kau di pelukku
di pelukku
di pelukku
biar ku tunda
segala hasratku
tuk miliki dirimu
karna semua
tlah tersiratkan
dirimu kan milikku
reff
hingga kau mimpikan aku,
mimpikan kita,
mimpikan kita
jangan pernah kau terjaga,
dari tidurmu,
di pelukanku
So sweet kann diary… ^_* bikin ayem dihati ini…
(Bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H