"Niat baik saja tidak cukup, Maka harus dikerjakan (Wim Poli)".
Bulan Agustus 2019 adalah genap 2 (dua) tahun Tim Nusantara Sehat Puskesmas Sapala mengabdikan diri untuk masyarakat Sapala, telah melewati banyak hal, suka duka, telah melaksanakan banyak program yang berorientasi pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat Sapala.
Mungkin 2 (dua) tahun terbilang waktu yang singkat, untuk mengabdi di pelosok negeri, dalam hal ini di puskesmas Sapala, keterikatan hati dengan lingkungan, wilayah kerja, masyarakat, dan staff dan tenaga kesehatan puskesmas Sapala sudah sangat menyatu, karena Tim Nusantara Sehat sudah dianggap keluarga oleh pegawai Puskesmas Sapala dan masyarakat Sapala secara umum.
Anak-anak muda yang datang dari daratan berbeda (propinsi), dengan kultur dan budaya yang berbeda, bertemu, menyatukan visi, misi untuk mengabdi di Sapala lewat program Kementerian kesehatan, berada dipelosok negeri tentu bukan hal yang mudah, meninggalkan keluarga dan teman-teman dengan usia emas di mana anak-anak muda seusia teman-teman Tim Nusantara Sehat harusnya menikmati kehidupan ini dimetropolitan, tetapi inilah pilihan hidup.
Hermansyah (Dompu NTB), Adil Nirwandi (Gowa Sul-Sel), Retno Suci W. (Banjarnegara Jawa Tengah) dan Sumiati (Alabio KAL-SEL) yang membawa misi perubahan untuk kesehatan masyarakat Sapala, dengan dinamika dan problem yang dihadapi, baik dalam aspek Geografis, budaya (makanan, adat) dan juga persoalan adanya Gap orientasi tim Nusantara sehat dengan staff dan pegawai Puskesmas Sapala itu sendiri.
Mungkin berbeda pendapat tim Nusantara Sehat dengan tenaga kesehatan di Puskesmas itu hal lumrah, bahkan tidak heran Tim Nusantara sehat beradu argument dengan suara keras, bahkan ada beberapa Tim Nusantara Sehat diluar sana sampai tidak berkomunikasi intens dengan tenaga kesehatan puskesmas, dan itu sudah biasa, bahkan jauh-jauh hari pihak kementerian kesehatan sudah mengingatkan hal ini, jadikan sebagai pembelajaran, dan terus berbuat.
Namun tim Nusantara sehat di puskesmas pelosok negeri bukan berorientasi pada sekedar memberi senyum dan menyenangkan tenaga puskesmas, namun jauh dari itu semua, yaitu bagaimana masyarakat merasakan sentuhan tangan anak-anak negeri yang berbuat sepenuh hati membangun negeri lewat program kesehatan.
Tim Nusantara Sehat Puskesmas Sapala tentu merasakan betul, bagaimana berbeda pendapat, terutama yang berkaitan dengan teknis pelaksanaan program, Â hal-hal demikian menjadi makanan sehari-hari, karena dasarnya memang berbeda, ditambah lagi staff dan tenaga puskesmas tidak memahami orientasi Tim Nusantara Sehat dari kementerian kesehatan.
Sejalan dengan itu, ada kekhawatiran bagi tim Nusantara sehat Puskesmas Sapala menyangkut keberlanjutan program yang telah berjalan selama tim Nusantara sehat berada di Sapala, baik program yang bersifat rutinitas maupun Program edukasi yang bersifat substantif, dan mungkin hal ini dirasakan juga oleh teman-teman Tim Nusantara Sehat di seluruh Indonesia jika mendekati purna tugas, yaitu Programnya dilanjutkan atau tidak.
Tim Nusantara Sehat Puskesmas Sapala memiliki program yang bersifat rutinitas, walaupun programnya baku, namun pada prakteknya yang diragukan adalah keberlanjutannya, Tim Nusantara sehat puskesmas Sapala memiliki program yang rutin yang menyatu dengan masyarakat, Senam Triple's (Senam Sapala Sehat) yang rutin dilaksanakan setiap Minggu di setiap desa.Â
Senam Triple's yang rutin dilaksanakan khusus remaja di sekolah yang dilaksanakan setiap hari Sabtu pagi di depan puskesmas Sapala, terus pelatihan Saka Bakti Husada (SBH) yang rutin dilaksanakan setiap hari Jum'at di sekolah, pendampingan Kesehatan remaja disekolah dan beberapa program lainnya.