Mohon tunggu...
Hermansyah
Hermansyah Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Kesehatan

Dengan Menulis, kita dapat mengekspresikan dalamnya Rasa_

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jodoh Jangan Dirisaukan, Ia Akan Datang di Waktu yang Indah

15 Januari 2019   04:56 Diperbarui: 6 Juli 2021   15:22 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Ninda, Retno Suci W, Sariamah, Zahratun N.(Dokumentasi pribadi)

"Risaukan dirimu, akhlak mu sekarang, agar Allah SWT mendekatkan mu dengan kebaikan, bukankah Allah SWT menjanjikan kebaikan bagi hambanya yang bertakwa".

Dewasa ini, Media masa dihiasi oleh postingan-postingan muda-mudi tentang cinta dan jodoh, hampir memenuhi setiap postingan dan kolom Facebook, Instagram, WhatsApp, pergeseran stigma berpikir anak-anak muda di modernisasi sedikit terpengaruh oleh laju zaman, dimana informasi bertebaran tak pernah henti.

Menarik, dimana kencenderungan ini bisa di maklumi, pola kehidupan sosial akan berpengaruh tak sekedar pada pola pikir, namun pada tingkah laku masyarakat modern, terutama anak-anak muda pegiat media sosial. Khusus masalah jodoh jadi topik pembahasan menarik dikalangan anak-anak muda saat ini.

Tidak sedikit anak-anak muda sangat risau dengan masalah jodoh, karena dengan kultur masyarakat timur, tentu ini sedikit serius, dimana anggapan yang kental di masyarakat, anak-anak muda sudah menginjak usia 25 tahun, lalu belum menikah menjadi bahan omongan di kehidupan sosial sekarang, tidak laku, mau jadi perawan tua adalah beberapa kalimat yang terbiasa didengar, terlontar dari mulut tetangga, keluarga bahkan teman dekat, tentu ini akan berdampak pada psikologi anak-anak muda itu sendiri.

Selain dilingkungan masyarakat umum, di ruang pergaulanpun hal ini tidak dapat ditepis, teman-teman dekat sering bertanya kapan menikah, dan ini di anggap candaan di setiap pembicaraan dan candaan, bahkan sekalipun membahas hal serius bisa saja diselipkan tentang jodoh, sekali lagi menjadi hal lumrah, karena memang budaya masyarakat timur (Indonesia), umur 20 an - 25 tahun adalah umur ideal untuk menikah  (berumah tangga).

Baca juga : Benarkah Jodoh Cerminan Diri?

Tahun 1980-an, negeri di resahkan dengan kecenderungan sebagian masyarakat di berbagai daerah yang angka pernikahan dini yang sangat tinggi, dan di era milenial sekarang justru asumsi itu sedikit mulai terbantahkan, walaupun tidak dinampikan juga, pernikahan dini masih berlaku di beberapa daerah di Indonesia, karena dipengaruhi oleh kultur atau budaya wilayah setempat.

Foto : Sariamah, Retno Suci W, Zahratun N. (Dokumentasi pribadi)
Foto : Sariamah, Retno Suci W, Zahratun N. (Dokumentasi pribadi)
Padahal jelas, kita yang hidup beragama, spesifik dalam konteks ini, agama Islam telah jelas menjabarkan, kematian, rezeki, Jodoh sudah ditentukan oleh Allah SWT sejak manusia dalam kandungan ibunya, tertulis di lauh Mahfuzh, ketiganya adalah misteri.

Dalam perspektif lain, Jodoh tak bisa di anggap remeh, meyakini sepenuhnya adalah keputusan Tuhan, yang diberikan oleh Tuhan, dalam arti menganggap kita tidur dan menunggu dirumah, menuggu tuhan yang mengantar kan jodoh, padahal sejatinya jodoh juga itu harus di usahakan, setelahnya tuhan yang menggerakkan pemilik hati untuk saling mencintai.

Banyak anggapan umum, berusaha atau tidak berusaha, jodoh sudah ditetapkan, tetapi asumsinya tidak sedangkal itu, Allah SWT hanya menetapkannya, setelahnya kitalah yang harus menjemput untuk mendapatkannya, yaitu melalui usaha, ikhtiar dan niat baik, melalui tindakan dan perilaku kita sehari-hari.

Baca juga : Dinamika Jodoh Terhalang Weton

Jodoh bisa kita prediksi, tentang siapa yang akan menjadi jodoh dan mendampingi hidup kita nanti, karena Tuhan telah menjanjikan kualitas rezeki maupun jodoh diukur dengan kualitas diri kita, ibadah dan amal kita. Perihal jodoh ini sudah jelas diuraikan dalam Al-Qur'an QS. An Nur 

Ayat 26 yang artinya :
"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula), mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang di tuduhkan oleh mereka (yang menuduh itu), bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (syurga).

Penjabaran ayat tersebut sangat jelas tentang perihal jodoh kita nanti, maka sekarang adalah perbaiki kualitas hidup kita, ibadah dan amal kita, agar Allah SWT memberikan kualitas jodoh yang kita inginkan, sebagai penegasannya, Jodoh merupakan bagian dari rezeki itu sendiri, manusia tidak diperintahkan untuk memikirkan takdir, tetapi Allah SWT memerintahkan untuk berusaha, memperbaiki diri.

Selain itu itu, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam sendiri justru menganjurkan kepada setiap hambanya, rezeki (jodoh) harus diusahakan, harus diupayakan oleh setiap manusia, seperti dalam  sabdanya; "Beramalah, masing-masing akan di mudahkan melakukan apa yang dituliskan".(Riwayat Muslim).

Baca juga : Jodohmu Ada di Tangan Jodohmu

Foto : Ninda, Retno Suci W, Sariamah, Zahratun N.(Dokumentasi pribadi)
Foto : Ninda, Retno Suci W, Sariamah, Zahratun N.(Dokumentasi pribadi)
Tuhan tau kapan waktu terbaik untuk mendekatkan jodoh kita, jangan di risaukan, Berdo'a dan memperbaiki diri adalah kunci agar Tuhan tau keseriusan hambanya, dan itu merupakan bagian dari usaha itu sendiri,  kapan waktu yang indah itu tiba ? Entahlah, karena waktu yang indah menurut tuhan itu adalah yang paling terbaik dibandingkan menurut hambanya.

Allah SWT telah menjanjikan kebaikan untuk semua hambanya yang melakukan kebaikan, begitupun sebaliknya, pilihan ada pada hambanya, maka perlu keyakinan, bahwa semua hal kehidupan didunia ini telah di tentukan alurnya oleh Tuhan melalui restunya, maka kita sebagai hambanya menjalani koridor yang telah di gariskan, agar kebaikan selalu menyertai hidup kita.

Mari perbaiki diri, tingkatkan amal dan ibadah kita, karena seyogianya setiap hamba hanya bisa saling mengingatkan, siapapun itu, karena kita tidak bisa memutus dan menakar kualitas amal kita sendiri, maka tugas kita untuk terus melakukan kebaikan dan perintahnya, Agar Allah SWT menyiapkan kebaikan bagi hambanya yang baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun