Mohon tunggu...
Bintang DwiMaharani
Bintang DwiMaharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

membaca

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Muncul Kembali Virus Marburg, Apakah Berpotensi Wabah Baru?

16 Maret 2023   23:58 Diperbarui: 17 Maret 2023   00:15 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Saat iniIndonesia digegerkan oleh munculnya kembali virus margburg. Munculnya virus margburg yang dapat beresiko penyebaran di Indonesia dan menjadi wabah baru. 

Penyakit virus Marburg merupakan penyakit demam berdararah yang disebabkan  oleh virus Marburg yang merupakan 1 famili dengan virus Ebola. Penyakit ini dulunya jarang sekali terjadi namun mengakibatkan wabah dengan jumlah yang cukup besar. Penularan penyakit ini dapat disebabkan oleh kontak langsung dengan manusia, hewan, makanan, benda yang terkontaminasi virus dan lainnya. 

Virus ini pertama kali muncul di Jerman oada 1967, lalu di Afrika pada 1975, kemudian di Kenya pada 1980 dan 1987, di Uni Soviet pada 1988, di Kongo pada 1998-2000 dan sampai saat ini di Guinea. Virus margburg ini sudah dinyatakan oleh WHO berpotensi menjadi pandemi sejak 2018. Karena, wabah ini terjadi dan semakin intensif dalam tiga tahun terakhir.

Pada tanggal 13 Februari 2023, WHO mendapat pesan dari Guinea Ekuatorial, Afrika bahwa ditemukannya penyakit virus Marburg ini. Dari virus ini terdapat 9 kematian dan 16 kasus suspek yang dilaporkan dengan gejala demam, diare dan muntah berdarah. Kejadian ini diperkirakan mulai terjadi pada tanggal 7-17 Februari 2023, namun belum ada laporan kasus tambahan lagi. Antisipasi pencegahan virus margburg ini harus segera dilakukan oleh masyarakat Indonesia.

Saat ini di Indonesia  belum ada laporan tentang virus marburg ini. Dapat disimpulkan bahwa keberadaan virus marburg ini masih belum diketahui di negara kita Indonesia. Namun, mengingat mobilitas dari negara yang terjangkit tentunya masih menjadi faktor risiko penyebaran di Indonesia.  Karena Indonesia memiliki 170 pintu masuk internasional yang terdiri  dari 35 pelabuhan laut dan 135 pelabuhan udara yang hal ini bisa menjadi potensi masuknya pelaku perjalanan atau barang dari wilayah yang terdampak virus marburg.  

Selain itu transmisi dari hewan ke  manusia juga bisa menjadi potensi terdampaknya virus maburg ini. virus margburg ini merupakan virus yang satu famili dengan virus ebola yang dapat ditularkan dari kelelawar ke antar manusia. jenis kelelawar ini ada Rousetttus aegyptiacus yang bukan spesies asli Indonesia, tetapi Indonesia mesuk jalur mobilisasi kelelawar maka  dari itu perlunya kewaspadaan yang lebih.

Salah satu dokter, epidemiologi dan peneliti Indonesia dari Universitas Griffith, Australia dr. Dicky Budiman, M.SC.PH  mengatakan bahwa perlu adanya maintenance pada apalikasi peduli lindungi, perlu peningkatan pada eskalasinya supaya mampu mengamankan orang-orang yang membawa virus, hal ini sapat dipantau sama otoritas kesehatan di daerah.  Langkah ini dapat dilakukan di area bandara, pelabuhan atau tempat pemberhentian turis ke Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun