Bila seseorang dihadapkan pada hidangan yang yang lezat, banyak lagi gratis, sedangkan seseorang tersebut dalam keadaan lapar, siapasih yang tak akanlangsung menyantap hidangan tersebut? Bahkan terkadang saking semangatnya untuk menyantap hidangan tersebut hingga tak terasa perut sudah membuncit karena penuh oleh makanan.
Padahal dalam ilmu kesehatan, tidak baik bila lambung terisi penuh oleh makanan. Proporsionalnya sepertiga lambung diisi makanan, sepertiga diisi air, dan sepertiga sisanya untuk udara. Adanya space untuk udara ini akan member keleluasaan untuk kerja lambung danoragan-organ lainnya. Missal lambung terisi penuh oleh makanan dan minuman, maka aliran darah dari jantung akan tersedot untuk mencerna makanan dan minuman yang ada di lambung, akibatnya suplemen darah ke otak menjadi kurang. Kurangnya suplemen otak ini mengakibatkan kerja otak menurun dan dapat menimbulkan rasa kantuk. Itulah mengapa orang yang kekenyangan cenderung menjadi ngantuk.
Rasullah saw juga menyerukan kepada umatnya untuk tidak memenuhi lambung oleh makanan dan minuman. Hal ini tak hanya diserukan namun juga dicontohkan, dalam suatu riwayat hadits tertulis bahwa lambung Rasulullah saw tak pernah penuh oleh kurma yang jelek. Maksud dari hadits tersebut adalah bahkan kurma yang jelekpun tidak pernah memenuhi lambung Rasulullah apalagi kurma yang baik.
Tentu ada faedah di balik anjuran untuk tidak memenuhi lambung dengan makanan. Kalau kita hubungkan anjuran ini dengan salah satu hadits Rasulullah yang lain yaitu. Al ilmu nuurun. Ilmu itu cahaya. Dalam hal ini, cahaya akan masuk menempati ruang kosong yang ada di lambung. Jadi benarlah orang yang mampu menyisihkan lambungnya untuk udara akan lebih mampu memproses informasi, baik itu berupa ilmu maupun informasi lain dengan baik daripada orang yang berlambung penuh.
Disebutkan dalam kitab kifayatul atkiya bahwa beberapa dampak dari kekenyangan adalah menghilangankan kecerdasan, menghilangkan hafalan, malas baik untuk beribadah maupunn bekerja.
Demikianlah, semoga kita bisa menghindarkan diri dari kekenyangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H