Berbagai motif penipuan untuk mendapatkan uang dengan cara tidak halal masih terus berkembang sampai hari ini. Semakin canggih zaman, maka semakin canggih juga motif penipuan yang dilakukan. Sepertinya para penipu memang terus mengupdate kemampuan mereka untuk mencari celah bagaimana bisa menipu orang untuk mendapatkan keuntungan bagi diri mereka pribadi.
Pada beberapa waktu lalu, rekan-rekan kompasianers mungkin sangat familiar dengan motif penipuan lewat undian product kebutuhan sehari-hari, seperti undian sabun, shampoo dan undian melalui product kebutuhan sehari-hari masyarakat lainnya. Konsumen yang mendapatkan undian tersebut dijanjikan akan mendapatkan uang tunai ataupun kendaraan secara cuma-cuma asalkan mau menyetorkan sejumlah uang dengan alasan sebagai syarat pengurusan pajak hadiah pemenang atau alasan lainnya. Untuk kasus semacam ini, banyak saudara-saudara kita yang tidak saja yang tinggal di desa yang tertipu bahkan yang tinggal di kota pun ikut-ikutan juga jadi korban.
Di dunia maya sendiripun motif penipuan semacam ini juga masih terus berkembang. Meski sebagian besar trick mereka sudah diketahui, namun sepertinya para penipu ini tidak pernah lelah dan terus mencoba untuk mendapatkan korban berikutnya. Nah, terkait dengan motif penipuan di dunia maya ini sendiri saya punya sedikit cerita yang mungkin bermanfaat untuk rekan-rekan lainnya.
Kemarin pada saat saya singgah di Kompasiana dan mampir di kanal Bola saya sempat heran dengan salah satu tulisan rekan kompasiana yang ada disana, dimana ada satu tulisan kompasianers yang agak beda dibandingkan artikel kebanyakan yang ngomongin masalah bola. Ya artikel tersebut malah memberikan informasi tentang lowongan kerja.
Iseng dan ingin tahu, saya coba membuka tulisan tersebut dan melihat info lowongan yang tersedia disana. Dalam info tersebut dikatakan bahwa PT. Djarum mebutuhkan karyawan dengan persyaratan bla..bla...bla..
Saya coba langsung ikutan mencoba dan mengirimkan lamaran dan aplikasi pendukung ke email yang dituliskan tersebut. Betapa “senang” nya saya ketika pada malam hari nya, jam 20.30 WIB saya ditelfon oleh seseorang yang mengaku dari HRD PT. Djarum yang mengatakan lamaran saya diterima dan masuk dalam salah satu peserta tes undangan di Jakarta pada hari Senin, 27 Juli 2015. Malam itu saya disuruh langsung membuka email balasan yang berisikan nama-nama peserta tes lengkap dengan nomor tesnya, jadwal tes, prosedur keberangkatan. Catatan penting lainnya adalah saya diminta untuk memberi jawaban paling lambat sampai jam 00.00, tentang kesediaan saya untuk ikut tes tersebut.
Saya coba membuka email tersebut dan melihat isi email yang dikirim. Didalamnya terdapat nama saya yang menjadi salah satu peserta tes. Saya coba melihat dan mencari celah motif penipuan yang mungkin saja ada dari beberapa lampiran email tersebut. Dan Eng.. ing..eng, saya akhirnya menemukannya.
- Meski alamatnya sama, namun nomor telfon PT. Djarum yang tertera tidak sesuai dengan nomor telfon yang tertera di website PT. Djarum yang saya lihat.
- Untuk proses keberangkatan, semua nya telah diatur dan harus melalui satu agen tour and travel dan tidak bisa berangkat sendiri. Alasannya agar memudahkan proses penggantian uang peserta tes, karena menurut mereka semua biaya transport dan akomodasi ditanggung oleh PT. Djarum.
- Pihak yang mengaku dari “HRD PT. Djarum” tersebut, berulang kali melakukan panggilan telefon kepada saya sejak pertama kali dia konfirmasi bahwa saya diterima tes. Hal ini tentu saja aneh, karena perusahaan besar tentu saja tidak akan berulang kali menelfon hanya untuk konfirmasi apakah email yang mereka kirim sudah dibuka atau belum.
Untuk menunda waktu, dan menguji kengototan pihak HRD tersebut pada jam 23.30 saya kirim pesan dan menjelasakan bahwa konfirmasi lewat telfon untuk pemesanan tiket malam itu tidak bisa saya lakukan karena jaringan telfon di kota saya sedang bermasalah dan tidak bisa melakukan panggilan telefon sama sekali. SMS yang saya kirim tidak dibalas dan saya langsung tidur.