Pada minggu lalu sambil menjalankan aktifitas kerja saya di Kabupaten Dharmasraya, pandangan saya sempat terhenti pada satu baliho ukuran 4m x 6m yang terpasang di salah satu Sekolah Dasar yang berada dekat Kantor Bupati Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat.
Baliho tersebut ternyata dibuat oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Dharmasraya yang berisikan tentang efek dan bahaya dari merokok. Sempat terlintas dalam fikiran saya, kenapa Baliho dengan himbauan positif tersebut tidak dipasang ditempat yang lebih strategis lainnya seperti di pusat keramaian, jantung kota atau tempat lainnya. Kenapa harus dipasang di Sekolah Dasar?
Namun fikiran tentang kemubaziran penempatan lokasi baliho tersebut seketika sirna ketika saya bisa menagkap kejeniusan dari pihak dari Dinas Kesehatan dan mudah-mudahan saja apa yang saya fikirkan tersebut memang sejalan dengan alasan pihak Dinas Kesehatan Dharmasraya dalam menempatkan baliho tersebut.
Ya, beberapa poin positif yang bisa saya tangkap dari pemasangan baliho yang berisikan efek negatif merokok tersebut di lokasi Sekolah Dasar dan bukannya ditempat lain adalah :
- Anak-anak adalah orang yang paling mudah dipengaruhi dan ditanamkan sugesti yang akan bisa bertahan lama dalam fikiran mereka. Nah, dengan adanya baliho tersebut di lokasi sekolah mereka, maka setiap saat mereka akan melihat dan membaca gambar yang terpasang di sekolah mereka. Sugesti yang diharapkan tentu saja sejak dini anak-anak tersebut akan mengetahui bahaya dari merokok sehingga kemudian akan terpatri kuat dalam ingatan mereka sampai dewasa nanti bahwa merokok itu berbahaya.
- Anak-anak SD yang sudah mengetahui bahaya merokok dari informasi baliho di sekolah mereka tersebut, secara tidak langsung juga akan bisa menjadi duta anti rokok bagi keluarga terdekat mereka yang merokok, seperti ayah , kakak, ataupun saudara mereka lainnya. Ya, mereka bisa saja akan langsung protes pada ayah mereka yang merokok dan menjelaskan apa yang mereka ketahui tentang bahaya merokok. Meski kebanyakan dari para orang tua merasa “lebih tahu” dan tidak perlu diingatkan akan bahaya merokok, akan tetapi jika anak-anak mereka terus nyinyir kepada mereka, maka bukan tidak mungkin akan timbul keengganan bagi para orang tua tersebut, minimal untuk tidak merokok dihadapan anak-anak mereka
Langkah bijak dari Dinas kesehatan Kabupaten Dharmasraya yang bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan para tenaga pengajar di sekolah-sekolah ini mungkin bisa dijadikan salah satu contoh oleh pihak pemerintah kota dan kabupaten yang lainnya yang ada di Indonesia tentang bagaimana mensosialisasikan bahaya merokok, selain tentunya lewat beberapa cara lain seperti melalui media cetak atau elektronik.
Kita mungkin tidak usah berharap terlalu banyak iklan himbauan seperti ini akan efektif dan menimbulkan efek jera merokok kepada para orang dewasa dan perokok aktif yang sudah bertahun-tahun merokok. Lebih baik saat ini kita mencegah bahaya tersebut dengan membekali generasi muda kita untuk lebih peduli tentang kesehatan dan salah satunya ya dengan sosialisasi hal seperti yang dilakukan Dinas Kesehatan di Kabupaten Dharmasraya ini.
Kita asumsikan saja dari 34 provinsi yang terdiri dari 98 kota dan 410 kabupaten masing-masing kota dan kabupatennya memiliki minimal 1 himbauan seperti ini di setiap Sekolah Dasar yang representatif, maka akan ada 508 unit baliho yang akan terpasang. Jika kita estimasikan biaya pembuatan baliho dan cetak iklan untuk satu unit nya maksimal Rp.20 juta maka Pemerintah butuh biaya sebesar Rp.10.160.000.000. Sebuah angka yang cukup besar memang, namun pasti akan terasa kecil jika kita tahu efek yang akan kita dapatkan 5 s.d 10 tahun yang akan datang bagi generasi muda kita nantinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H