Mohon tunggu...
Titin Rahmawati
Titin Rahmawati Mohon Tunggu... Perawat - Jarang pake sendok

married

Selanjutnya

Tutup

Catatan

(RUU Keperawatan) Momen Sudah Tepat, tapi Tujuan Tetap Tidak Tercapai, Apa yang Salah?

11 Desember 2011   16:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:30 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jawabannya adalah karena tidak adanya follow up atas usaha yang telah dilakukan. Biar tidak dikatakan sok linggis kayak Chincha Lawra, saya jelaskan maksud dari follow up. Follow up artinya mengikuti perkembangan/kemajuan dari usaha yang telah kita lakukan.

Satu contoh nyata adalah perkembangan RUU Keperawatan. RUU Keperawatan sudah dirancang sejak tahun 1989. Dengan kata lain, saya belum lahir (fakta yang kurang penting untuk diketahui). Fakta yang mengejutkan bahwasanya sudah tahun 2011 tetapi RUU ini tidak kunjung di-sahkan. Dari hasil ikutan seminar PPNI bulan juni lalu dan beberapa sumber dari mbah gugel, ternyata RUU Keperawatan maju mundur dalam Proglenas. Masuk, keluar, masuk, keluar (semoga tidak ada yang berpikiran porno dengan 'masuk-keluar'). Drama ini diakhiri dengan di-sahkannya RUU Tenaga Kesehatan yang menyelinap masuk bagaikan siluman pada sidang paripurna tanggal 12 Oktober 2010. Mengalahkan RUU Keperawatan yang menjadi prioritas no 18 dalam prolegnas 2010.

Sudah 2 tahun saya kuliah ilmu keperawatan di sebuah PTN Banda Aceh (tidak sebut nama, kamu tau nama universitasnya). Setiap tahun di tanggal 12 Juni (bisa sebelum dan sesudahnya), selalu ada event spesial untuk merayakan hari perawat. Longmarch, seminar, dll. Ternyata, RUU tetaplah RUU. Hampir frustasi saya mikir. Saat di dunia kerja nanti, saya akan melakukan pekerjaan yang sebenarnya bukan kewajiban saya. Modal niat mulia, bolehlah. Masalahnya perawat tidak dipayungi undang2 saat melakukan pekerjaan yang bukan kewajibannya.

Setelah bulan juni berlalu, kembali melakukan aktivitas seperti biasa. Yang belajarlah, main2 liburanlah, macam2lah. Follow up tidak kompak, hanya dilakukan beberapa kalangan saja. Apakah ini yang menyebabkan RUU Keperawatan tidak kunjung di-sahkan walau perjuangannya memakan waktu 22 tahun? Saya sendiri masih 19 tahun (dan sekali lagi ini fakta yang tidak akan keluar di soal ujian sekolah manapun : Berapa usia Titin saat ini?)

Baiklah, semoga keperawatan di Indonesia makin berkembang seiring perkembangan zaman. Perawat menjadi profesi yang mandiri bukanlah sesuatu yang haram seperti wanita mengendarai mobil di arab saudi. Justru dengan berkembangnya dunia keperawatan dan ditambah adanya payung hukum dalam melaksanakan pekerjaannya, masyarakat akan mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu sehingga tidak ada lagi istilah 'rakyat miskin dilarang sakit'.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun