Mohon tunggu...
bimvanka ridho abdhilla
bimvanka ridho abdhilla Mohon Tunggu... Sejarawan - Mahasiswa

apa saja yang penting hidup

Selanjutnya

Tutup

Politik

Topeng Demokrasi di Balik Feodalisme

2 Februari 2024   08:45 Diperbarui: 2 Februari 2024   21:10 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

TOPENG DEMOKRASI DIBALIK FEODALISME

Oleh: Ridho.A

Pada tanggal 17 Agustus 1945,Indonesia mencapai harga kemerdekaan yang selama 350 tahun berada di bawah cengkraman kolonialisme,imperialisme dan feodalisme bangsa barat. Dorogan nilai Nasionalisme dan rasa demokrasi yang di pupuk dari tahun 1908 menjadikan kekuatan kekuatan yang timbul dari rasa senasip sepenanggungan dan memiliki kesadaran untuk bersatu,menjadi langkah langkah awal terwujudnya kedaulatan Negara dan juga langkah awal menuju Sosialisme Indonesia. 

Menurut Bungkarno untuk mewujudkan apa yang disebut sosialisme Indonesia diperlukannya pengetahuan,pemahaman,serta implementasi dari Tri sila Bungkarno:Sosio-Nasionalisme,Sosia-Demokrasi,Ketuhanan yang berkebudayaan.Dengan demikian dari nilai-nilai tersebut dan juga buah pikir dari para pendiri bangsa yang lain maka terwujud lah sebuah Kemerdekaan Indonesia.

Puing-puing demokrasi yang tersusun sedemikian rupa,menjadikan kedaulatan bangsa perlahan lahan mulai terkikis,prilaku para pemegang kekuasaan bertindak sewenang wenang, kekuasaan 32 tahun orde baru menjadikan mentalitas bangsa yang sedimikan rupa dibangun atas rasa Nasionalisme dan kekuatan demokrasi, menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa pesuruh. Sikap kepempimpinan yang otoriter membuat bangsa Indonesia kembali berada dicengkraman Feodalisme. 

Dibredelnya media-media yang mengkritik jalanya pemerintahan, dibuatnya departemen penerangan sebagai bukti pengekangan kebebasan pres,adanya dwifungsi ABRI sebagai bentuk kebijakan politik yang mengakibatkan maraknya aksi nepotisme, bentuk keperintahan yang tidak trasparansi menyebabkan tindak pidana kolusi dan korupsi,juga berbagai peristiwa gelap yang menyelimuti negri ini,pembunuhan dan penghilangan paksa kepada mereka yang bersuara adalah wujud nyata demokrasi hanyalah topeng belaka.

Para masyarakat yang sadar akan persoalan-persoalan yang terjadi berada digaris terdepan melawan otoriterian seorang penguasa demi terwujudnya kembali demokrasi.

Berbagai jalan yang terjal dan penuh halangan menyelimuti sebuah perlawanan, ditangkapnya 22 aktivis dan 13 orang yang setatusnya hingga kini belum ditemukan,hidup atau mati tidak ada yang mengetahui,menjadi bukti merobohkan sikap feodalisme dan mewujudkan kembali demokrasi tidak semudah membalikan telapak tangan. Pasang surutnya peristiwa peristiwa kelam,kejahatan negara terhadap bangsanya desakan-desakan yang dilakukan oleh kalangan elit maupun aktivis mahasiswa yang takdapat dibendung,membuahkan masa depan yang cerah. Pada tanggal 21 Mei 1998,Reformasi terjadi.

Setelah sedikit melihat kebelakang sebagaimana bangsa yang katanya telah terbebas dari kepimpinan otoriter dan sikap feodal,demokrasi yang tumbuh kembali sepatutnya harus tetap terjaga keutuhannya.Namun naasnya melihat kondisi bangsa saat ini yang mengalami disrupsi,kebijakan-kebijakan pemegangkekusaan yang timpang mengakibatkan demokrasi mengalami kemrosotan,pembatasan kebebasan terhadap masyarakat dan pelemahan oposisi yang mana bergabungnya partai oposisi ke kabinet pemerintahan mengakibatkan kontrol sosial terhadap pemerintah melemah,selain itu disrupsi demokrasi yang ditandai,pelemahan KPK sebagi hasil dari reformasi yang ditandai direvisisnya UU no 30 tahun 2002 menjadi UU no 19 tahun 2019,yang pada awalnya KPK merupakan Lembaga yang independent menjadi Lembaga yang berada di bawah rumpun eksekutif. 

Bahkan dalam situasi pemilu yang katanya merupakan pesta demokrasi di negri ini,menjadi kotor karena ulah pelaku politik yang melakukan aksi money politik,tentunya hal ini sangat berpeluang merusak integritas demokrasi,yang mana para pelaku money politik hanya memanfaatkan masyarakat menjadi objek politik belaka,intervensi-intervensi yang dilakukan tentunya menghambat kedaulatan politik masyarakat.

Setelah melihat dinamika dinamika yang terjadi,hal tersebut merupakan sedikit dari banyaknya permasalahan yang menghambat keutuhan demokrasi di Indonesia. Dengan demikian jangan biarkan sisa-sisa feodalisme mempengaruhi mentalitas serta pemikiran bangsa ini,puing-puing demokrasi yang dibangun sedemikian rupa oleh para pendiri bangsa harus tetap terjaga nilai-nilai serta keutuhannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun