Mohon tunggu...
Bimo Satrio Wicaksono
Bimo Satrio Wicaksono Mohon Tunggu... karyawan swasta -

optimis, pantang menyerah, berani mencoba, senang memiliki banyak teman, berbagi senyum

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Membagi "Gula" Ekonomi ke Daerah

28 September 2010   19:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:53 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jakarta? Coba bayangkan dengan luas wilayah yang tetap bahkan studi terakhir bahwa sebagian besar wilayah Jakarta akan tenggelam, namun jumlah penduduk yang datang ke Jakarta semakin bertambah. Bukan tanpa sebab orang rela berduyun-duyun dan berdesakan berbagi tempat untuk mencicipi manisnya "gula" ekonomi bangsa ini.  Masyarakat memang tidak salah untuk datang ke Jakarta, sebab mereka juga tidak banyak pilihan. Setidaknya Jakarta memberikan harapan bagi mereka untuk bekerja menyambung hidup bagi keluarga. Pusat kegiatan ekonomi bangsa ini hampir praktis berada di Jakarta. Mulai dari ekonomi manufaktur, jasa, perdagangan, formal non formal semua berpusat di Jakarta. Tentu pernah melihat pedagang bakso, penjual jamu, dan ekonomi non formal lainnya yang tetap tegar menjalani hidup di Jakarta. Bukan tanpa sebab pusat ekonomi berada di Jakarta, karena kebijakan pemerintah selalu berpihak "baik" kepada kota tercinta ini. Berbagai bentuk fasilitas guna mendukung kegiatan ekonomi ada di kota ini. Kemacetan merupakan suatu dampak dari arus urbanisasi yang terjadi. Perlu komitmen yang kuat untuk membagi "gula" ekonomi ke daerah lain dengan membangun fasilitas dasar yang "layak" demi menunjang kegiatan ekonomi, yaitu jalan, pelabuhan, armada transportasi. Pemerintah pusat bersama pemerintah daerah juga memberi keyakinan bagi pelaku industri, setidaknya untuk memindahkan lokasi produksi/pabrik ke daerah. Harus ada kompensasi yang menarik semisal penundaan pembayaran pajak bagi yang merelokasi pabriknya, atau potongan harga untuk biaya administrasi di pelabuhan. Relokasi lokasi usaha tersebut tetap mempertahankan kantor pusat berada di Jakarta namun proses produksi berada jauh di luar Jabodetabek. Setidaknya hal tersebut mengurangi kepadatan dan tetap memposisikan Jakarta menjadi kota Jasa yang dibanggakan Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun