Mohon tunggu...
Bimo Hanggadireksa
Bimo Hanggadireksa Mohon Tunggu... Lainnya - Meteorologi 2A

Taruna STMKG

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wibu: Benarkah Mereka Ada?

6 Mei 2022   07:22 Diperbarui: 6 Mei 2022   07:28 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Di zaman yang serba modern ini, sering sekali kita jumpai orang-orang yang menyebut kata wibu. Kata wibu ini dapat dijumpai di kalangan anak-anak, remaja, bahkan juga di kalangan masyarakat umum. Tak jarang pula, ditemukan seseorang menyautkan kata "wibu" pada temannya. Namun, apa wibu itu sebenarnya? Apakah mereka ada di dunia nyata?

Pada saat ini, banyak sekali Negara yang sedang bersemangat untuk melakukan transfusi kebudayaannya, salah satunya Negara Jepang. Kecanggihan teknologi dan informasi di zaman sekarang pun menjembatani kebudayaan dari negeri sakura ini masuk ke Indonesia. Salah satu sub budaya popular yang masuk ke Indonesia dan erat hubungannya dengan remaja ialah wibu. Wibu menurut pandangan sebagian orang meruoakan kurangnya interaksi seseorang dan kebiasaan orang jepang yang sangat mengidolakan suatu hal dan di mata mereka merupakan hal yang luar biasa. Kehidupan wibu cenderung berbeda dengan kehidupan orang normal pada umumnya, hal ini sudah diketahui sejak awal karena kurangnya interaksi sesama.

Adapun sebagian orang yang mengatakan bahwa wibu (Japanofilia) berasal dari kata "weaboo" yang merupakan istilah penyebutan untuk orang yang mencintai anime (animasi jejepangan), budaya jepang, lagu jepang, dan lainnya. Sebenarnya sebutan weaboo ditujukan untuk orang yang bukan berasal dari jepang, tetapi terlalu maniak dengan hal jejepangan. Jika ditanya apakah istilah tersebut mengarah kepada hal positif atau negative, bisa dikatakan istilah tersebut lebih mengarah kepada hal negative. Karena istilah tersebut ditujukan untuk orang yang maniak akan hal-hal yang berbau jejepangan. Bahkan, seorang weaboo dapat memfantasikan bahwa dirinya berada di sebuah latar anime yang ia tonton, menjadikan karakter di dalam anime sebagai teman yang nyata, dan lain sebagainya. Tidak heran jika ada remaja laki-laki yang tidak tertarik dengan lawan jenisnya melainkan ia lebih menyukai karakter wanita yang ada di dalam anime tersebut.

Adapun istilah lain yaitu "otaku" yang berasal dari jepang. Istilah ini digunakan oleh orang jepang untuk menyebut seseorang sangat terobsesi dengan hal-hal tertentu, seperti anime, manga dll. Dimana hal-hal tersebut tak mesti berbau hal-hal jejepangan. Dimisalkan juga, seperti seorang yang hobi bermain suatu game online, dapat disebut dengan otaku oleh orang jepang. Perbedaan dari otaku dan weaboo ini merupakan objek yang maniak dengan hal hal tertentu. jika otaku hanya ditujukan untuk orang jepang yang maniak akan hal tertentu, tetapi tidak harus berbau dengan hal-hal yang berbau jejepangan. Sedangkan, weaboo istilah yang digunakan untuk menyebut orang non-jepang yang maniak dengan hal-hal jejepangan.

Seorang weaboo tidak akan segan untuk membeli barang yang sangat khas dengan anime yang ia sukai, walaupun harga barang tersebut cukup merogoh kocek yang dalam. Adapun, seorang weaboo juga dapat berperilaku sama dengan karakter anime yang ia tonton mulai dari gaya berpakaian, cara berbicara, bahkan dengan cara ia bermasyarakat. Meskipun, wibu yang berasal dari negeri sakura jepang tidak sama seperti yang ada di negeri kita ini, kondisi sosial yang ada di masyarakat indonesia yang cenderung kurang peka satu sama lain dimana hal ini dapat memicu budaya yang seperti ini semakin berkembang.

Jadi, wibu itu adalah nyata. Dimana, wibu merupakan julukan yang ditujukan kepada orang yang sangat maniak akan suatu budaya jepang. Menyukai budaya maupun hal-hal dari negara lain bukanlah suatu hal yang tidak baik maupun dilarang. Namun, jangan sampai kita terlalu terobsesi akan suatu hal maupun budaya asing tersebut. Alangkah baiknya selain menyukai budaya asing, kita juga tetap melestarikan budaya yang berasal dari nusantara.

Sumber :

  • Afiuddin, M. Chasan, (2019). Fenomena Gaya Hidup Remaja Wibu pada Budaya Populer Jepang melalui Anime dan Fashion. Skripsi. Universitas Satya Negara Indonesia : Jakarta.
  • Wikipedia, (2022). Retrieved from : id.wikipedia.org/wiki/Japanofilia, Diakses pada 29 April 2022 pukul 20.00 WIB.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun