Mohon tunggu...
Cahyo Bimo Prakoso
Cahyo Bimo Prakoso Mohon Tunggu... Akuntan - Blog puisi

Karyawan swasta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kehilangan Kopi dan Gudang Garam

27 Januari 2025   15:00 Diperbarui: 24 Januari 2025   17:44 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
siluet bapak anak ( Microsoft designer )

"Kekuatan bekerja yang paling utama adalah kejujuran", kata Ayah. Kami seringkali berdebat sengit tentang hal-hal sepele, mulai dari pilihan karir hingga masalah politik. Namun, di balik perbedaan pendapat itu, tersimpan rasa hormat yang mendalam. Ayah selalu mengajarkan pentingnya kejujuran dan ketegasan. Aku seringkali merasa pendapatku lebih benar, tapi pada akhirnya, aku selalu memilih untuk mendengarkannya. Sayangnya, saat Ramadhan tiba, saat di mana biasanya keluarga berkumpul dan berbagi kebahagiaan, aku justru harus merelakan kepergian Ayah tercinta.

Setelah pensiun, Ayah punya banyak waktu untuk berbagi cerita tentang kehidupannya. Kami sering menghabiskan waktu di taman rumah, menikmati secangkir kopi dan rokok Gudang garamnya. Beliau bukan hanya bercerita tentang dirinya, namun juga tentang nilai-nilai hidup yang ia yakini. Ayah seringkali mengutip pepatah atau kisah-kisah inspiratif untuk menjelaskan suatu hal. Salah satu cerita yang paling berkesan adalah saat kami keliling kota Solo. Beliau mengajakku ke warung langganan sejak kakek penjualnya masih hidup. Ayah terkagum dengan konsistensi rasa dan semangat juang keluarga pemilik warung tersebut. Dari cerita itu, saya belajar tentang pentingnya menjaga kualitas dan mewariskan nilai-nilai baik kepada generasi selanjutnya. 

Kedekatan kami selanjutnya hanya terjalin melalui telepon. Jarak yang memisahkan Jakarta dan Solo terasa begitu jauh saat itu. Suatu malam, aku dikabari bahwa Ayah jatuh di kamar mandi dan dilarikan ke rumah sakit. Awalnya,kupikir bahwa itu hanya kecelakaan biasa. Namun, tiga hari kemudian, sebuah panggilan telepon mengubah segalanya. Suara kakak terdengar begitu lemah saat menyampaikan kabar duka, seperti terpukul benda tumpul rasanya, tidak percaya dengan apa yang kudengar. Harapan untuk segera bertemu Ayah sirna seketika. Rasa sesal dan penyesalan memenuhi hati. Seandainya aku bisa lebih sering pulang, mungkin semuanya akan berbeda. Saat Ramadhan tiba, suasana yang seharusnya penuh kegembiraan justru terasa hampa. Kehilangan Ayah di bulan suci ini adalah cobaan terberat dalam hidupku.

Siluet pemakaman (Microsoft designer)
Siluet pemakaman (Microsoft designer)

Setelah pemakaman, senyum terpaksa menghiasi wajahku saat menerima ucapan belasungkawa. Di balik senyum itu, hatiku hancur berkeping-keping. Bayangan wajah Ayah terus menghantuiku, seolah-olah aku masih dapat mendengar suaranya yang lembut. “Kekuatan bekerja yang utama adalah kejujuran,” kata-katanya terus bergema di telingaku. Kata-kata itu menjadi semangatku untuk terus menjalani hidup, meski hatiku masih terasa kosong. Kepergian Ayah di bulan Ramadhan mengajarkan banyak hal tentang arti kehidupan, kesabaran, dan keikhlasan. Aku belajar bahwa hidup ini penuh dengan ujian, dan kita harus tetap kuat untuk menghadapinya. 

siluet ayah dan anak ( Microsoft Designer )
siluet ayah dan anak ( Microsoft Designer )

Kehilangan seseorang yang kita sayangi adalah hal yang tak terhindarkan. Namun, dari setiap kehilangan, kita bisa belajar banyak hal. Mari kita hargai setiap momen yang kita miliki bersama orang-orang terkasih, karena kita tidak pernah tahu kapan pertemuan terakhir kita. “Pak, aku kangen mbok seneni”

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun