Salah satu makanan khas yang berasal dari Desa Sangge adalah Tempe Godhong. Tempe Godhong adalah tempe yang dibuat secara tradisional menggunakan daun jati sebagai pembungkusnya. Tempe ini berbeda dengan tempe yang pada umumnya beredar di pasaran. Tempe ini memiliki rasa yang sangat khas dan bebas unsur kimia, serta ramah lingkungan karena tidak ada penggunaan unsur plastik sedikitpun.
Saat ini, tempe godhong kurang diminati oleh masyarakat. Dan pembuat tempe godhong pun semakin sedikit. Bu Surip, merupakan salah satu pembuat tempe godhong yang berasal dari Desa Sangge. Bu Surip mengatakan bahwa tempe godhong ini sudah ada sejak masa penjajahan Belanda dan dilanjutkan secara turun temurun hingga saat ini.
Ketika banyak penjual tempe beralih menggunakan bungkus plastik, Bu Surip lebih memilih untuk teteap menggunakan daun jati meskipun Ketika kemarau cukup sulit mendapatkan daun jati karena meranggas. Disamping lebih mudah untuk membungkusnya, rasanya lebih enak daripada paka bungkus plastik.
Setiap harinya Bu Surip dapat memproduksi sampai 300 tempe. Bu Surip kemudian menjual tempe ini ke pasar terdekat. Namun tidak jarang jika tempe ini sudah ludes habis dibeli oleh masyarakat Desa Sangge sebelum dibawa ke pasar.
Produksi , pembukuan, dan banyak proses lainnya masih dilakukan secara konvensional. Hal tersebut menjadikan TIM 1 KKN Desa Sangge mencoba meningkatkan peforma penjualan tempe godhong Bu Surip agar lebih modern.
Dimulai dengan pembuatan papan nama dan video profil yang memuat pengenalan tentang tempe godhong Bu Surip. Selanjutnya TIM 1 KKN Undip Desa Sangge mengenalkan buku kas yang dapat membantu sebuah usaha dalam pembukuan uang masuk dan uang keluar. Dengan ini, jumlah keuntungan dan kerugian yang didapatkan setiap hari dapat terlihat lebih jelas. Tidak hanya itu, TIM KKN Undip Desa Sangge juga menyiapkan layout produksi yang lebih efisien dan higenis.
Fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh TIM 1 KKN Undip Desa Sangge diharapkan dapat meningkatkan kepopuleran tempe godhong Bu Surip dan meningkatkan jumlah pesanan yang diterima. Tempe Godhong Bu Surip yang sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda ini harus dilestarikan dikarenakan memiliki nilai historis yang tinggi.