Boyolali (09/02/2023) - Kebakaran merupakan sebuah bencana yang merugikan serta dapat terjadi kapan dan dimana saja.
Desa sangge merupakan salah satu desa yang memiliki banyak fasilitas umum seperti posyandu. Keberadaan sebuah alat pencegahan bencana dinilai penting melihat banyak faktor yang menyebabkan risiko arus pendek.
Untuk mencegah terjadi risiko arus pendek tersebut, dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya memanfaatkan alat peringatan bencana kebakaran. Oleh karena itu, Julianto Bimo, Mahasiswa KKN Tim I 2022/2023 Universitas Diponegoro, Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik memberikan sebuah alat peringatan dini bencana kebakaran kepada warga desa Sangge, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali pada hari Selasa (07/02/2023).
Dalam pembuatan alat peringatan bencana kebakaran dibutuhkan 3 komponen penting, yaitu sensor photodoida, transistor, buzzer 3-24V, dan baterai 9V. Semua komponen yang dirangkai berfungsi untuk mendeteksi adanya api. Sensor photodoida digunakan untuk mendeteksi api dimana ketika sensor mendeteksi adanya api maka akan menyebabkan buzzer aktif sehingga mengeluarkan bunyi yang nyaring memperingati masyarakat sekitar.
Selain memberikan sebuah alat, penulis juga mensosialisasikan serta menjelaskan tentang pentingnya alat keamanan bencana baik dari alam maupun bukan. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi bencana yang tidak diinginkan.
Penulis menjelaskan dengan lugas dan mendemonstrasikan cara kerja dari alat peringatan kebakaran, sehingga dapat masyarakat dapat paham penggunaan nya.
Penulis mengaharapkan masyarakat di desa sangge kecamatan klego, dengan adanya pengenalan dan pemberian alat peringatan kebakaran sederhana ini, agar masyarakat dapat mengantisipasi bencana kebakaran dini sehingga kerugian dapat dihindarkan.
Penulis: Julianto Bimo Shevchenko (S1 Teknik)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H