Mohon tunggu...
Bimo Ruwandana
Bimo Ruwandana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka sejarah dan filsafat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Romantisasi Zaman Sengoku Jepang dalam Dunia Pop Culture

9 Juni 2024   19:56 Diperbarui: 9 Juni 2024   20:07 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jepang pada era Sengoku, banyak sekali perang perang yang terjadi untuk merebutkan wilayah, harta, kekuatan yang dilakukan oleh pemimpin-pemimpin atau Daimyo di jepang. Era ini dikenal dengan era yang barbar, bringas dan juga keji. Perang antar kota ini terjadi karena melemahnya pengaruh kekuasaan kekaisaran jepang. Banyak sekali tokoh terkenal pada zaman ini seperti, Oda Nobunaga yang dikenal dengan julukan Raja iblis Surga Keenam atau Si Bodoh dari Owari, Tokugawa Ieyasu yang dikenal karena pengaruhnya higga dapat menjadi seorang shogun yang ditunjuk oleh kaisar jepang, Toyotomi Hideyoshi yang dikenal dengan julukannya Si Monyet Kecil karena wajahnya yang mirip seperti monyet dan menjadi pemersatu wilayah wilayah jepang, dan masih banyak lagi tokoh-tokoh yang terkenal lainnya.

Banyak sekali bentuk kesenian yang mengadopsi cerita Sejarah zaman Sengoku Jepang. Hal ini dikarenakan banyak sekali unsur-unsur filosofis yang dapat diambil dari Sejarah Zaman Sengoku. Sejarah yang panjang dan juga menegangkanlah yang membuat zaman ini sering dijadikan latar dalam cerita di buku, teather, film, gim, lukisan dan media hiburan lainnya. Seperti pendahulunya di negeri sebelah yaitu China dengan era tiga kerajaannya yang sering diromantiasikan dalam bentuk film, buku, gim dan bentuk lainnya. Kedua zaman ini jjuga mengandung unsur seperti kehidupan, ekonomi, social, politik dan unsur lainnya yang dapat dieksplorasi dan dijadikan sebagai hiburan, edukasi dan referensi lainnya.

Banyak ditemukan media atau karya yang mengadopsi Sejarah Zaman Sengoku. Dengan banyaknya tokoh dan konflik yang terjadi pada era Sengoku, hal ini membuat banyak cerita dengan berbagai sudut pandang yang diambil oleh pembuat cerita. Misalnya buku yang ditulis oleh Eiji Yoshikawa yang berjudul Taiko. Buku ini bercerita tentang perjalanan hidup Toyotomi Hideyoshi dari kecil hingga menjadi pemersatu Jepang. Latar yang diambil adalah era Sengoku yang sedang banyak sekali konflik dan perang politik. Buku itu menceritakan bagaimana Toyotomi Hideyoshi yang lahir sebagai anak petani di wilayah owari yaitu kekuasaan marga Oda hingga perjalanannya menjadi pengikut Oda dan akhirnya dapat menjadi pemersatu Jepang dengan kecerdikannya.

Dengan banyaknya romantisasi di era ini yang dijadikan dalam bentuk karya seni dan hiburan, menurut saya hal ini adalah suatu yang bagus untuk menjadi pengantar dalam Sejarah Jepang. Walaupun banyak perbedaan dalam Sejarah yang diromantisasi untuk dijadikan hiburan, setidaknya ini sangat bagus untuk menumbuhkan rasa ketertarikan kepada Sejarah Jepang. Hal ini membuat orang yang mempunyai stigma bahwa Sejarah adalah hal yang kuno dan membosakan menjadi menyenangkan dan juga seru.

Namun karena masifnya romantisasi Sejarah Era Sengoku ini membuat Sejarah di era lain semakin tidak terjamah atau kurang tereksplorasi. Ini membuat saat orang menceritakan atau belajar Sejarah Jepang era lain merasa bosan dan tidak memiliki ketertarikan terhadap Sejarah Jepang era lain. Walaupun ada beberapan yang mulai meromantisasi Sejarah Jepang era selain Sengoku, namun itu hanya sedikit sehingga membuat era selain Sengoku sulit untuk memiliki rasa ketertarikan terhadap era lain.

Romantisasi dari Era Sengoku Sejarah Jepang sangat berpengaruh terhadap ketertarikan orang-orang dalam mempelajari Sejarah Jepang. Mulai dari buku, film, seni theater, gim, dan media hiburan lainnya, orang-orang jadi memiliki rasa ketertarikan terhadap Sejarah Jepang. Namun hal ini juga yang membuat Sejarah Jepang pada era lain memiliki rasa yang tiidak familiar di dalam benak orang-orang karena yang mereka tahu adalah Era Sengoku. Itulah mengapa romantisasi Sejarah sangat penting untuk meningkatkan minat mempeajari Sejarah dan membuka mata pada Sejarah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun